Pernah ga ngerasa kalau dunia terlalu kejam ke kamu, terlalu jahat dan ga adil? Atau pernah ngerasain berada di titik terendah yang membuat kamu percaya bahwa gada satu pun manusia yang peduli ke kamu? Gamasalah.
Life is still going on. Hidup itu terus berjalan selagi kamu masih bernyawa.
Mungkin saat ini kamu jadi manusia paling terluka yang ada dibumi, tapi siapa yang tau kalau esok hari mungkin akan menjadi harimu. Jadi sabar dan tetap tersenyum, ya?
Kamu mau kan ngelakuin itu?
Tersenyum, buat diri kamu sendiri.
***
Bagian XIII - Stella jeruk.
Langit sudah berubah senja. Awan putih yang semula mengikuti langkah pendek Elmar menuju taman didepan kompleks nya kini sudah hilang, berganti menjadi gumpalan awan keemasan. Matahari sebentar lagi tenggelam. Malam akan tiba dan seperti biasa Elmar akan duduk di taman sendirian.
Bibirnya tersenyum sambil bersenandung kecil. Dia bahagia sebab ayah dan bundanya tidak banyak berbicara kali ini. Itu lebih baik daripada Elmar harus mendengar lontaran kalimat yang menyakitkan hati.
Mereka sudah kembali pergi siang tadi. Kembali bertugas untuk mengurus usaha yang Elmar yakini kalau itu adalah sesuatu yang lebih penting ketimbang dirinya. Yah, tidak apa. Dia sudah terbiasa.
Jam dipergelangan tangan menunjukkan pukul enam sore lewat lima menit saat mobil Alio melintas dihadapan nya. Saling menyadari eksistensi masing-masing, mobil lantas berhenti tepat didepan Elmar. Kaca mobil turun perlahan lalu menampilkan senyum manis Alio yang terpatri di wajah lelahnya.
"Baru pulang?" tanya Elmar sebab tau bahwa hari ini adalah hari pembubaran tim sukses yang membantu Alio selama masa olimpiade. Pasti melelahkan sebab pukul segini Alio baru kembali dari sekolah.
Cowok itu mengangguk atas tanya Elmar lalu menoleh pada layar ponselnya, melihat pukul berapa tepatnya sekarang.
"Jam segini mau kemana El? Maghrib."
Alio membuka pintu mobilnya menyuruh Elmar untuk masuk. Meskipun awalnya ragu sebab dia mau menikmati rutinitas yang biasa dia lakukan, namun pada akhirnya dia tetap masuk. Menurut saja tanpa banyak perlawanan.
Rencananya untuk duduk menikmati sunset mungkin gagal, tapi seenggaknya kekecewaan itu terbayarkan sebab pemandangan yang ada didepan Elmar saat ini jauh lebih indah.
Alio yang merasa diperhatikan hanya tersenyum, menoleh pada Elmar sambil membuang pandangan gadis itu. Membuang pipinya kearah jendela yang menampilkan jalanan yang tertutup daun-daun kering.
Elmar hanya terkekeh kemudian kembali menatap Alio. Sengaja menggoda pemuda itu sampai akhirnya suara yang keluar dari perut seseorang berhasil meledakkan tawa keduanya.
"Keras banget kaya dikasi toa." ejek Elmar tanpa menghentikan tawanya.
Alio yang mendengar nya hanya mengedik acuh sampai mereka tiba dihalaman rumah Alio.
Si pemuda hanya memandang Elmar yang masih tertawa, sampai satu perkataan nya merubah raut wajah Elmar. Dari tawa menjadi senyum bahagia yang ditahan.
"Meskipun tawa yang keluar dari bibir lo hasil dari ngejek gue, anehnya El gue seneng. Gue suka sama satu fakta bahwa gue berhasil bikin lo ketawa. Sering-sering ya, lo cantik kalo ketawa."
YOU ARE READING
AL IS EL (Renjun)(END)
FanfictionDalam semalam Alio sadar bahwa kehidupan Elmar, yang selama ini dielukan oleh semua orang, ternyata tidak lebih dari sebuah neraka. *** "Lo salah masuk toilet El, lo ga lihat ini toilet cowok?" start, 1 juli 2021. end, 14 agustus 2021.