Kita pion

52 27 34
                                    

Hidup itu lucu. Kamu pasti pernah ngerasain bahwa hidup kamu ga lebih dari lelucon payah yang sudah jauh hari semesta atur. Pada dasarnya kamu ga ngerasain itu sendirian, sebab aku, kamu, kita, memang hanya pion yang sedang dunia permainkan. Jadi saat kamu ngerasa jatuh, tidak perlu untuk repot-repot menangis, cukup tertawa karena saat kamu mengeluarkan airmata, percaya lah bahwa itu cuma buang-buang waktu dan tenaga.

***

Bagian XIX - Cara berterimakasih.

Seperti yang Alio bilang, kini keduanya sudah duduk di halte dekat sekolah. Tadi, begitu bel berdering, keduanya langsung mengambil langkah seribu untuk meninggalkan kelas. Ada hal yang harus mereka lakukan sebab ini jauh lebih penting daripada apapun.

Lagipula, baik Elmar dan Alio tidak ingin lagi menghadapi situasi menyebalkan yang hari ini mereka lalui. Cukup kali ini saja dan mereka harap mereka bisa segera keluar dari lelucon yang tidak menyenangkan ini.

Keduanya sedang termenung di halte yang kini lumayan ramai. Masing-masing pikiran sibuk berkelana, asik mengingat apa yang sudah terjadi sepanjang hari ini.

Elmar diam-diam tertawa saat mengingat dirinya yang mau tak mau harus berada ditoilet yang sama dengan Heru dan Raja. Belum lagi dirinya yang sembarangan menggandeng lengan Rosa saat hendak menuju kantin bude. Heru jelas tercengang, bertanya-tanya kenapa temannya menggandeng pacarnya?

Elmar yang sadar saat itu malah tertawa, bilangnya cuma prank yang berakhir dengan kepalanya yang Heru tempeleng.

Cukup sakit, sebab yang ada ditubuh itu tetaplah jiwa lemah milik Elmar. Dia cukup trauma dengan pukulan, sedang Alio yang tau fakta itu langsung menariknya begitu saja menuju kantin. Tak mempedulikan pandangan teman-teman nya yang saling melempar siul menggoda.

Tak jauh berbeda dengan Elmar, Alio pun mengalami hal yang cukup menghibur.

Bagaimana saat Nera melotot padanya yang hendak masuk ke toilet cowok.

"Lo salah masuk toilet El, lo ga lihat ini toilet cowok?"

Yang mana pada saat itu hanya dibalas Alio dengan cengiran konyol yang membuat Nera geleng-geleng kepala.

Bagi Alio, pengalaman hari ini cukup menyenangkan, kecuali satu fakta yang baru dia ketahui tadi pagi. Tentang beberapa memar yang ada ditubuh Elmar.

Bis sudah datang, tanpa repot menoleh pada Elmar, Alio masuk lebih dulu sambil membawa tas dirinya dan juga milik gadis itu.

Mereka duduk bersebelahan namun saling diam seperti memiliki banyak beban. Alio diam-diam menghembuskan nafasnya, kembali melirik pada Elmar yang terlihat biasa-biasa saja.

Jujur, dalam situasi dekat seperti ini, bisa menghirup aroma gadis itu dengan jelas, cukup membuat kewarasan Alio hilang setengah. Dia kembali teringat bagaimana mereka yang selalu tertawa tanpa memedulikan sekitar. Bagaimana Elmar yang selalu menjahilinya hingga dia kesal lalu berakhir dengan permintaan maaf dan sebuah pelukan lebar. Alio merindukan itu.

Hingga tubuhnya bertindak tanpa dia sadar. Alio bisa merasakan tubuh Elmar yang menegang saat dia menyandarkan kepalanya pada bahu gadis itu. Hingga akhirnya kembali rileks setelah Alio berucap, "Gue kangen El."

Dan Elmar pun mengiyakan itu dalam hati. Dia juga rindu Alio. Andai pemuda itu tau bahwa perasaannya bukanlah taruhan, bahwa Elmar benar-benar sudah jatuh padanya.

"Gue juga."

Dan kali ini bukan Elmar, tapi kecupan itu datang dari Alio.

***

Selesai mengganti seragam dengan pakaian casual, keduanya keluar dengan mobil milik Alio. Sebelum benar-benar melaju menuju tujuan, keduanya memutuskan singgah untuk mengisi perut terlebih dahulu.

AL IS EL (Renjun)(END)Where stories live. Discover now