Masker

56 27 23
                                    

Seperti masker yang melindungi kamu dari maraknya virus akhir-akhir ini, aku berharap aku bisa jadi masker untuk kamu. Melindungi kamu dari hal-hal jahat yang membuat hati mu sakit.

***

Bagian VI - The key.

"Neng, tadi cowok didepan nitipin ini buat kamu."

Elmar berjalan menuju pak satpam yang kini berdiri didekat pintu. Menerima bungkusan plastik itu sambil tersenyum dan mengucap terimakasih. Setelah kepergian si bapak, Elmar kembali ke dapur. Berjalan melewati ruang tamu yang penuh dengan sofa mewah dan beragam ciki diatas meja.

Ada dua gulungan kertas didalam bungkusan.

Bales pesen gue El.

Satu gulungan kecil Elmar buka lagi.

Buat lo, makan yang banyak abis itu marahnya udahan.

Diam-diam dia tersenyum. Tangannya mengeluarkan ice cream dibungkusan keatas meja, takjub melihat banyaknya cone mini yang berserakan itu. Telaten dia akhirnya memindahkannya kedalam lemari dingin, menyusun rapi sebelum akhirnya kembali menuju kamar.

Ponselnya ada diatas itu sebabnya dia harus ke kamar sekarang.

Bagaimana pun juga dia harus berterimakasih karena Alio membuat uangnya utuh selama beberapa hari.

"Nih gue bales."

"Ngomong-ngomong, makasi."

Tak selang beberapa lama satu pesan langsung masuk, balasan dari Alio tentu saja.

"Lo udah ga marah lagi kan El?"

Tanpa sadar Elmar mengangguk sebelum membalas pesan itu.

"Engga. Lagian gue yang salah paham sama lo, sorry."

Selama beberapa menit Alio terus mengetikkan sesuatu diponselnya, membuat Elmar yang menunggu jadi greget sendiri.

Pasalnya tulisan itu terus saja typing tapi satu pesanpun tak kunjung masuk.

"Lo mau ngetik apaan sih Al."

"El, gini..."

"Karena lo udah ga marah, boleh ga temenin gue dirumah?"

***

Bel berdering dan wajah cantik Elmar terlihat dibalik intercome rumahnya, membuat Alio segera berlari menuju depan untuk membukakan pagarnya sendiri.

"Hai." sapa Elmar mendadak canggung. Alio tidak peduli itu dan langsung menarik tangan Elmar untuk masuk kedalam. Mereka berjalan menuju kamarnya karena Alio memang ingin menunjukkan sesuatu pada gadis itu.

Keduanya sudah duduk diatas kasur. Dengan raut bingung diwajah Elmar, Alio mencoba menjelaskan. Setelah kejadian kotak jatuh tadi, wajahnya sekarang masih agak pucat walau sudah tak separah sebelumnya.

"El, rumah gue beneran ada setannya." adu Alio sambil meletakkan kotak coklat berisi dua kunci.

Kunci itu terlihat sama seperti kunci-kunci yang lain, bedanya barang itu sudah karatan dan tulisan dikertas yang semula dapat Alio baca kini sudah memudar sepenuhnya. Mendadak Alio mengedarkan pandangannya, pada bangunan mewah yang terpahat disetiap inci rumahnya.

Elmar didepannya nampak biasa saja. Sebenernya sudah menduga ini.

"Rumah ini selalu kosong karena emang gada yang mau nempatin Al, gue denger-denger dari tetangga sebelumnya, setan yang tinggal disini itu emang selalu gangguin yang huni biar mereka ga betah terus pindah."

AL IS EL (Renjun)(END)Where stories live. Discover now