Terkejut

92 30 3
                                    

Orang-orang mungkin akan kaget kalau aku bilang Rosa pernah pacaran dengan Heru, tapi ada satu hal menarik yang jauh lebih mengagetkan dari itu. Adalah sikap baik Alio padaku untuk pertama kalinya, benar-benar yang pertama kalinya.

Ya aku jelas terkejut. Untuk kali kesekian Alio berhasil menarik rasa penasaran ku.

***

Bagian II - Elmar Indisa.

Seluruh murid yang ada dilapangan kontan mematung saat Elmar memekik kaget dengan wajah piasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seluruh murid yang ada dilapangan kontan mematung saat Elmar memekik kaget dengan wajah piasnya. Matanya mengerjap berulang kali, mencerna apa yang sebenarnya baru saja menimpanya. Butuh waktu seperkian detik sampai decakan dari Rilla terdengar.

"Lo ngapain sih berdiri disitu?!" alih-alih meminta maaf, Rilla justru berlalu meninggalkan lapangan, membiarkan bola voli yang tadi digunakannya dan tak sengaja menghantam wajah Elmar bergesekan dengan rumput yang sedikit basah, menggelinding menuju pohon flamboyan yang ada dipinggir lapangan. Elmar tercengang dan kehabisan kata-kata.

"Sialan!" umpatnya. Rosa yang tau apa yang hendak Elmar perbuat langsung menarik tangan sang sahabat, memohon dengan wajah memelas agar Elmar membiarkan kakak senior mereka itu untuk pergi.

"Udah El udah. Percuma juga kak Rilla lo ladenin, yang ada lo makin bonyok sama dia." dari radius dua meter Alio bisa melihat tampang kesal Elmar lalu berganti dengan wajah senang milik Rilla. Dia tidak peduli sebenarnya, namun sedikit banyak merasa kesal dengan tindakan Rilla barusan. Bagaimanapun Alio itu memang punya jiwa kebajikan yang tinggi, jadi melihat ketidakadilan barusan pasti berhasil mengusik dirinya.

Rosa bergegas menarik Elmar yang masih kesal untuk masuk kedalam kelas. Murid-murid yang ada dilapangan juga sudah kembali dengan aktivitas mereka masing-masing, menyisakan deru nafas Elmar yang turun naik sebab kemarahan yang masih menguasainya.

"Lo duluan aja, gue mau ke toilet." sepeninggal Elmar, gadis berambut pendek itu hanya bisa menghela nafas, lantas semakin dibuat jengah saat melihat Heru - mantan kekasih yang sama sekali belum Rosa lupakan - sedang bersama Rilla sekarang, tertawa dengan tidak tau malu nya.

"Ck," Rosa berbalik, berjalan menuju kelasnya, disaat bersamaan melewati langkah panjang Alio yang hendak menghampiri Elmar.

"Lo gapapa?" gadis cantik dengan tinggi 167 cm itu menoleh pada Alio yang bersandar ditembok toilet, mencoba mengabaikan, dia berjalan lurus begitu saja.

Istirahat akan berakhir 15 menit lagi. Seluruh murid masih menikmati menit-menit itu, berbanding terbalik dengan Elmar yang harus mati-matian menahan dirinya untuk tidak menghajar Rilla.

Tawa dari orang disekelilingnya pun mendadak bagai sebuah ejekan untuknya. Elmar kesal dan semakin kesal saat Alio tiba-tiba berdiri dihadapannya, menghalangi jalan dengan wajah datarnya yang memuakkan.

"Minggir." Elmar masih berusaha untuk tenang. Mereka bersitatap untuk beberapa detik. Waktu bagai berhenti, orang-orang mendadak lenyap dari pandangan dan daun-daun yang gugur dipinggir koridor sepertinya tersihir oleh senyum simpul yang baru saja Alio tunjukkan. Bahkan Elmar sendiri sedang terbius sekarang, hingga tidak sadar sebuah plaster coklat sudah terpasang dipipi kirinya.

"Lo luka." Alio berucap kalem.

"Lain kali jangan berdiri didekat lapangan kalo gamau kena tampar sama bola nya kak Rilla. Lo yang salah jadi lo ga perlu marah-marah. Masuk kelas sekarang, tenangin diri lo."

Elmar jelas terhipnotis dan tanpa semua orang duga, Alio juga terkejut dengan tindakannya barusan.

"Pasti kesambet setan penunggu rumah lo."

Dibaikin malah ngelunjak. Begitu pikir Alio atas respon curiga Elmar akan sikapnya.

Alio melotot galak dan kembali menampilkan wajah datarnya.

"Wajar aja kalo kata gue. Diinget lagi, rumah yang lo tempatin sekarang udah kosong hampir setengah tahun. Kan kata orang kalo kosong nyampe 4 bulan pasti diisi sama setan. Opsinya saat ini cuma dua." Elmar mendekatkan jari V nya.

"Pertama, setannya beneran masukin lo atau yang kedua, lo sendiri setannya." Elmar tersenyum manis. "Tindakan lo barusan berhasil bikin gue merinding."

Dibalik pertengkaran kecil mereka barusan, ada beberapa pasang mata yang menatap itu dengan kaget, bingung dan penasaran sekaligus.

Keduanya berpisah dengan tampang kesalnya masing-masing. Alio memilih kembali ke kelas sementara Elmar berjalan cepat menuju kantin. Perutnya perlu diisi agar dia tidak ada niatan untuk memakan Alio sekarang.

Bukan karena Alio menyebalkan, melainkan karena wajah lucu yang cowok itu tampilkan beberapa saat lalu. Elmar gemas dan ingin memakan cowok itu, hidup-hidup.

***

"Whatsapp bro, kita ketemu lagi."

Supermarket di sore yang mendung itu terlihat sepi. Hanya ada beberapa ibu-ibu dan Elmar sendiri. Oh, jangan lupa untuk menambahkan Alio yang baru saja masuk dengan jaket kulitnya.

"Lo tinggal sendiri?" Elmar mengekor dibelakang, mengikuti Alio yang sedang asik menimang dua cup mie instan. "Yang kari ayam lebih enak. Gue sendiri ga suka pedes jadi selalu pilih yang itu."

Mendengar celotehan Elmar, Alio justru memilih mie dengan tulisan besar EXTRA PEDAS didepannya, membuat gadis itu mendengus lucu.

"Ngomong-ngomong makasi buat kemaren. Setelah gue cerna, omongan lo ada benarnya. Gue yang salah jadi gue emang ga berhak marah-marah ke kak Rilla."

Alio bergumam seadanya. Wajah datarnya membuat Elmar tersenyum masam, meskipun begitu dia masih betah mengekori langkah pemuda itu.

"Nitip." Didepan abang kasir yang tengah tersenyum Alio mengumpat, melotot pada Elmar yang hanya cengengesan seperti orang idiot.

"Satu ice cream mini rasa coklat ga bakal bikin lo bangkrut Al." katanya dengan diplomatis. Alio pasrah dan membiarkan Elmar melenggang keluar dengan rok mini hitam dan hoodie navy nya yang kebesaran.

Jika Rosa atau Heru melihat keduanya sekarang, mereka pasti akan terheran-heran. Terlebih pada perubahan Alio yang signifikan. Sejak kapan dia yang benci pada Elmar justru membelikan gadis itu satu ice cream mini?

Atau sejak kapan Alio yang selalu menatapnya tajam justu bersikap ramah lebih dulu bahkan memberikan penutup pada lukanya?

Atau bahkan, sejak kapan Alio yang datar bisa tersenyum pada orang lain terlebih pada Elmar?

Sejak kapan?

Yang tau hanyalah Alio sendiri.

"Mana." Alio tau apa maksud Elmar. Tanpa banyak bicara dia mengambil ice cream dari dalam bungkusan. Memberikan nya pada Elmar yang sekarang tersenyum senang.

Cowok itu mendadak diam. Ingatannya kembali pada malam hujan, tepat dihari Elmar terduduk diam di ayunan taman komplek mereka. Saat itu, jelas sekali guratan sedih yang berusaha gadis didepannya tutupi terlihat. Namun melihat Elmar yang sekarang tersenyum lebar sambil menjilas ice cream coklatnya, berhasil mengusik rasa ingin tau Alio. Maka saat gadis itu menoleh dengan wajah serius nya, Alio langsung paham bahwa Elmar sadar dengan rasa penasarannya.

Mereka saling tau namun memilih untuk bungkam.

Perlahan Elmar tersenyum, sedikit lirih lalu melanjutkannya dengan sebuah kalimat tanya.

"Mulai sekarang, kita teman kan?"

AL IS EL (Renjun)(END)Where stories live. Discover now