Perfect with home

56 24 6
                                    

House plus love is HOME.

***

Bagian XXVIII - Best moments.

Elmar melotot lucu saat sang petugas menyebutkan nominal harga yang harus mereka bayar. Alio dan petugas yang melihatnya jadi senyum kesemsem. Mereka gemas.

"Emang satu tiketnya cuma lima ribu." jelas Alio sambil menggandeng tangan Elmar, memberikan ruang agar pengantri yang lain bisa segera mendapatkan tiket mereka menuju Binjai.

Dia membawa Elmar duduk diruang tunggu, masih tersenyum sambil memberikan satu tiket untuk nya. "Kamu pegang, nanti di scan pas mau masuk." jelasnya lagi.

Hari ini Alio ingin mengajak Elmar kesalah satu tempat bermain favoritnya jika pulang ke kampung. Adalah Binjai, kota yang hanya memakan waktu 30 menit dari Medan jika menggunakan angkutan kereta api. Disana itu selalu menyenangkan, dengan banyak anak muda yang produktif, fasilitas yang memadai seperti lapangan basket, voli, badminton, panjat tebing, ilmu bela diri karate, seni lukis, ditambah jajanan nikmat yang murah meriah.

Belum lagi orang-orang ramah yang jarang kita temui di kota-kota besar.

Pukul 10.30 wib, kereta api Srilawangsa pertama dengan tujuan Medan-Binjai berangkat. Disalah satu bangku penumpang di gerbong tiga, ada Elmar dan Alio. Sejak masuk kedalam, Elmar tidak bisa untuk tidak tersenyum. Entah kenapa dia merasa senang hanya dengan hal-hal sederhana yang Alio coba tunjukkan.

Sisi kanan dan kiri Elmar penuh dengan pemandangan yang menyejukkan mata. Disisi kanan ada hamparan sawah hijau ditambah gumpalan awan sedang disisi kirinya ada Alio yang terlihat menawan.

"Kenapa?" Elmar menggeleng dan kembali ke sisi kanannya, sedang Alio juga kembali berkutat dengan ponsel digenggaman.

Membuka galeri dan mengirimkan satu foto yang tadi dia ambil secara diam-diam kepada bunda.

Membuka galeri dan mengirimkan satu foto yang tadi dia ambil secara diam-diam kepada bunda

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Kenalin bund, calon mantu mu."

Alio tertawa kecil setelah membaca balasan bunda. "Terlalu percaya diri ga baik. Siapa tau Elmar nya gamau sama kamu."

"Masa gamau sih, anaknya ganteng begini." itu bukan balasan Alio, melainkan suara Elmar yang kini sudah bersandar dibahunya. Matanya ikutan menatap layar ponsel, kemudian iseng menggeser layar itu sedikit keatas.

"Cantiknya. Mirip titisan surga. Cocok banget buat cowok yang dijuluki setengah malaikat sama anak-anak." Alio jelas terbahak setelah mendengar kalimat penuh percaya diri itu dan kembali menunjuk balasan bunda sebelumnya.

"El, terlalu percaya diri ga baik." kata Al masih tertawa. "Tapi gemes banget anjrit." sambung Alio sambil mencubiti pipinya. Dan lagi-lagi tindakan mereka harus dihentikan oleh sebuah deheman, kali ini dari dua cowok yang duduk didepan mereka.

Elmar mengejek Alio lalu tersenyum sopan pada sosok berbadan gede didepan mereka. "Maaf bang, anaknya emang rada gila. Maaf ye bang maaf."

Mereka hanya diam tak menjawab, sedang Alio kembali lanjut berbalas pesan dan Elmar sibuk mengotak-atik kamera yang Alio bawa.

AL IS EL (Renjun)(END)Where stories live. Discover now