A week

57 26 44
                                    

Dari tujuh hari dalam seminggu, ada satu hari yang begitu aku tunggu. Bukan jumat sabtu ataupun minggu, melainkan senin. Sebab dihari itu, aku bisa melihat sosok keren Alio dalam mengatur barisan saat upacara hendak dimulai. Dengan wajah kalemnya, suara tegasnya, ditambah penampilan nya yang rapi benar-benar sesuatu yang patut ditunggu. Yah, karena Alio aku suka senin.

***

Bagian XX - Labschool couple is back.

Elmar masih terpaku dibalkonnya, merengut sedih saat tak mendapat balasan senyum dari pemuda itu.

Dia akhirnya kembali kedalam, duduk dikasur untuk beberapa menit sebelum memulai harinya.

Benda pipih yang ada dimeja lampu tidur dia raih, hanya untuk memastikan bahwa hari ini adalah senin, hari dia kembali ke sekolah setelah hukuman itu. Elmar menghela nafasnya, sekarang dia berharap bahwa mimpi yang dia alami terjadi dalam kehidupan nyata. Tak masalah jiwanya dan Alio tertukar, asal dia bisa berada disisi pemuda itu.

Ingatannya kembali terlempar kedalam mimpi, bagaimana Elmar menangis dikamar Alio karena pemuda itu menggantikan dirinya untuk bertemu ayah dan bunda. Mimpi yang cukup aneh, seolah menggambarkan bahwa peran orangtuanya adalah antagonis yang harus dibenci.

Elmar mungkin tidak terlalu suka akan kehadiran ayah dan bundanya, dan satu fakta bahwa mereka tidak terlalu peduli tentang apa yang dia perbuat, namun bukan berarti juga mereka itu orang jahat yang akan menganiaya dirinya. Satu yang mereka lakukan hanyalah melemparkan kata-kata yang sangat menyakitkan hati. Selebihnya, tidak ada.

Jam dinakas sudah menunjukkan pukul 7 lewat. Dia tidak perlu terburu-buru sebab dirinya sudah pasti akan terlambat. Dan beruntung nya, dia tidak sendirian. Elmar masuk kedalam kamar mandi, mulai berbenah disana hingga pukul 8 kurang 5 menit gadis itu sudah berdiri didepan gerbang biru sekolah lalu dengan santai masuk kedalam barisan murid-murid yang terlambat.

Sosok didepannya menoleh, membuat Elmar tertegun saat pandangan mereka saling mengunci untuk beberapa detik.

Lalu, tangan itu bergerak. Alio merapikan rambutnya sambil berkata, "Berantakan banget."

Dan seluruh murid yang telat itu langsung gonjang-ganjing saling sikut. Elmar masih mematung hingga Alio menepuk pelan pipinya.

"Lo ga lagi mimpi." katanya lagi. Seolah tau apa yang sedang Elmar pikirkan. Namun yang membuatnya mati kutu saat ini bukan tentang perlakuan itu, namun suara lembut yang sudah tidak didengarnya sebulan belakangan.

Ini benar Alio?

"Lo pasti kesambet lagi sama setan yang ada dirumah lo?!" Elmar mundur satu langkah, menatap Alio dengan wajah yang tanpa dia sadari berhasil membuat semua orang yang ada disana gemas sendiri.

Bibirnya membentuk satu garis tipis, matanya membulat lucu sedang tanganya sudah menyilang didepan dada. Seolah mengatakan pada Alio untuk tidak mendekati nya.

"Jauh-jauh lo setan!" dan kali ini berhasil membuat kekehan lolos dari bibir merah si pemuda.

Alio mengedik acuh lalu balik menghadap barisan sedang Elmar juga sudah berpindah ke barisan lain. Matanya masih fokus pada punggung lebar Alio, sampai sang ketua osis memberikan teguran ringan.

"Fokus El fokus. Alio ga bakal ilang jadi tenang aja. Sekarang dengerin dulu gue ngomong kalo lo mau cepat-cepat masuk kelas."

Dan ucapan itu kembali membuat Alio menoleh padanya.

Sialan. Dia memang rindu senyuman Alio, tapi ga tiba-tiba juga.

Lama-lama Elmar bisa pingsan sebelum bisa mencerna apa yang menjadi penyebab perubahan Alio hari ini.

AL IS EL (Renjun)(END)Where stories live. Discover now