Haloo gue back azekkkk
Nt : abis baca part ini gak boleh marah:)
Saat Sooyoung sudah ada dilantai pertama Sooyoung berhenti dan menggeleng lalu dia berlari kembali masuk ke lift dan menekan lantai 19.
Sooyoung segera keluar dan kembali masuk ke apartemen Sooyoung mematung saat melihat Yuri kembali. Tidak! tujuan Sooyoung kesini bukan untuk melihat Yuri apalagi menangisinya.
Sooyoung segera mengambil tongkat golf dan naik keatas sofa menghancurkan cctv diruangan itu dan menghilangkan jejak kekerasan nya walaupun mungkin kejadian tadi sudah terekam tapi Sooyoung sudah berhati-hati dan sangat yakin wajahnya tidak akan terekspos dan mungkin kejadian Yuri yang mendorong nya di jendela itu yang akan terlihat dan itu hanya ada wajah Yuri.
Setelah menghilangkan sidik jari dan semua jejak nya Sooyoung keluar dan dengan cepat masuk lift.
Ntah apa yang mendorong tubuh Sooyoung untuk kembali keluar lift saat lift hampir saja tertutup kaki Sooyoung menahanya dan dia kembali masuk dan mengecek nadi Yuri.
"Masih hidup!" Sooyoung segera menggendong Yuri dan membawanya untuk keluar apartemen ini dengan pelan agar siapapun tidak curiga sampai Sooyoung berhasil sampai parkiran dia segera membawa Yuri untuk ke rumah sakit.
Saat sampai rumah sakit Sooyoung meminta dokter itu menangani Yuri dia akan pergi sebentar, Sooyoung segera keluar dari rumah sakit saat menuju mobilnya otak Sooyoung berputar untuk memikirkan apa yang harus dia lakukan.
Sooyoung sudah kembali di apartemen tadi berdiri sambil memikirkan matang-matang jika rencana nya akan berhasil.
Telinga Sooyoung menangkap suara dari ruangan sebelah, Sooyoung keluar dan sekarang berada didepan pintu ruangan sebelah. Terdengar suara samar-samar seseorang sedang menangis Sooyoung mendobrak pintu itu dan terlihat namja yang sedang menangisi seorang yeoja yang sudah tergeletak dengan banyak luka.
"Jinjja saya tidak membunuh nya!" namja itu berdiri dan menyatukan kedua tanganhya dengan ketakutan.
"Saya mendengar suara kekerasan dan-----" mata Sooyoung menangkap cctv diruangan ini sudah rusak.
"Dia istri saya, saya tidak sengaja memukulnya karena saya refleks saat dia menumpahkan kopi di laptop saya."
"Seperti itukah?" Sooyoung menyeringai membuat namja itu semakin ketakutan.
"Awalnya seperti itu dan dia menampar saya, saya terbawa emosi dan kembali memukulnya."
"Saya bisa menjadi saksi pembunuhan ini."
"Saya akan bertanggung jawab dan menyerahkan diri"
"Ouh tidak semudah itu, saya akan mengarang cerita jika anda memang niat membunuh istri anda agar anda mendapatkan hukuman mati" inilah Sooyoung, dia tidak akan begitu saja membiarkan kesempatan emas ini setelah memutar otaknya ide setan nya muncul.
"Tolong jangan lakukan itu! Saya mohon!" namja itu takut dengan ancaman Sooyoung pasal nya memang tidak ada bukti jika benar Sooyoung mengatakan bahwa dia berniat membunuh istrinya pasti pihak polisi akan percaya.
"Mudah mudah sangat mudah, anda harus membantu saya."
"Apapun asalkan anda tidak mengarang cerita tentang ini."
"Okay okay saya berjanji, tolong anda bawa mayat anda ke sebelah karena saya-----" Sooyoung menjelaskan rencana untuk membuat mayat istri namja itu di anggap sebagai Yuri.
Namja itu dengan mudah mengangguk, niat Sooyoung tidak buruk juga dan lagi Sooyoung mengatakan jika dia yang bertanggung jawab atas upacara kematian istrinya nanti.