Chapter 5

972 128 3
                                    

Rindunya memang menggebu, namun tindakannya untuk sekarang sangat tidak perlu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rindunya memang menggebu, namun tindakannya untuk sekarang sangat tidak perlu.


*****

Latifa menyambut kedatangan Kenan yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya. Tadi saat dia sedang memeriksa beberapa pasien sebelum pulang Kenan mendapat kabar dari Latifa, adik Aurora itu mengatakan bahwa ayahnya tengah marah besar kepada kakaknya itu. Latifa meminta Kenan untuk segera datang, setidaknya Kenan bisa menemani sang kakak ditengah kesedihannya.

Kenan merasakan suasana yang begitu dingin saat memasuki ruang keluarga, disana ada Aurora yang tengah menangis dengan wajah yang tertunduk, disebrangnya ada Mario yang masih coba di sabarkan oleh sang bunda agar tak lagi memarahi putrinya itu.

Dengan segera Kenan meraih bahu Aurora, membuat Aurora langsung berhambur kepelukan Kenan, Mario yang melihat itu turut merasa sakit yang mendalam.

"Ayah udah bilang lupain Alkan, kalo dia sayang sama kamu dia gak mungkin pergi tanpa kabar kaya gitu. Kamu itu perempuan, perempuan itu butuh kejelasan. Kalau Alkan paham kamu dia harusnya memberikan kejelasan supaya kamu bisa memutuskan untuk bertahan atau enggak. Kalau udah kaya gini kamu bisa apa."

Mario mencak-mencak, amarahnya tiada henti sejak tadi. Mario melihat Alkan bersama perempuan lain menginap disalah satu hotel bintang lima. Niat Mario hanya akan mengikuti pertemuan dengan klien dia malah mendapat kejutan besar dari kekasih putrinya itu. Mario tidak terima dengan sikap Alkan yang seperti ini. Anaknya dirumah nangis dan uring-uringan bahkan sampai menolak pria lain demi menunggu Alkan. Tapi yang ditunggu justru malah asyik bersenang-senang dengan perempuan lain. Aurora yang mendengar kenyataan itu pun hanya diam dan bungkam.

Perempuan itu menangis dalam pelukan Kenan. Membuat Kenan bingung harus bagaimana. Selain menenangkan dan terus memberi pelukan.

"Ayah udah, anaknya lagi patah hati bukannya dihibur malah diomelin. Kasian kak Aurora." Latifa berujar dingin sambil menatap sang ayah. Perempuan itu turut andil untuk menenangkan Aurora. Sedangkan Resi berusaha untuk menenangkan amarah Mario.

"Justru karena ayah sayang sama kalian. Ayah gamau anak ayah dipermainkan. Kalau memang serius ya setia jangan malah selingkuh. Kalau udah selingkuh lebih baik lupain. Ayah gak akan ngerestuin Alkan lagi."

Tangis Aurora semakin kencang, bukan hanya karena Alkan sudah tereliminasi dalam daftar calon suaminya tapi juga karena kenyataannya yang Aurroa dapatkan dari Mario kalau Alkan mengkhianatinya.

"Ayah, Alkan ga gitu, ayah tahu sendiri ayah bisa liat sendiri gimana Alkan datang ke ayah untuk yakinin ayah, harusnya ayah gabisa dong ngehaliki Alkan kaya gini. Alkan pasti punya alasan kenapa dia kaya gini."

KENAN MY BEST HUSBAND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang