Chapter 24

607 77 11
                                    

Senyumnya masih sama, bahagianya masih terasa, orang yang membuat senyumnya tak memudarpun masih sama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senyumnya masih sama, bahagianya masih terasa, orang yang membuat senyumnya tak memudarpun masih sama

****

JANGAN LUPA VOTE SAMA SPAM KOMEN JUSEYOOO 💚💚💚💚

****

Tadinya Aurora bimbang haruskah dia datang menghampiri Alkan di apartemennya saat Kenan sedang sakit begini, pikiran dan hatinya benar-benar tidak bisa di singkronkan, semua terasa begitu menyulitkan bagi Aurora, disaat dia ingin mengatur hati dan memberikan kesempatan untuk Kenan, kehadiran Alkan benar-benar membuatnya kesulitan. Aurora juga tidak bisa mengusir Alkan begitu saja. Jauh di lubuk hatinya, sosok Alkan memang masih jadi tokoh favorit dihatinya, dia masih selalu tersenyum saat mengingat cowok itu, dia masih terlihat bahagia kala bersama cowok itu. Mengulang semua kisa bahagia yang dia sendiri tidak tahu bagaimana ujungnya.

Jika dia berakhir bersama Alkan itu tandanya dia harus merelakan pernikahannya dengan Kenan, padahal bersama Alkan pun tidak menjamin apa-apa.

Setiap kali Aurora bertanya bagaimana mereka kedepannya, Alkan selalu menghindar, tapi anehnya Aurora masih tetap penasaran bagaimana kisahnya dan Alkan akan berlabuh.

"Mau kemana Ra? Sabtu ini bukannya libur?" tanya Kenan saat dia baru saja selesai mandi, tangannya masih sibuk membasuk rambut yang basah dengan handuk kecil.

Aurora yang sedang memoles wajahnya pun menoleh, "Mau keluar sebentar, ada kerjaan. Lo dirumah jangan kemana-mana, gue bentar aja kok, ga sampe malam."

Kenan menganggukan kepalanya, dengan cekatan dia menjemur handuknya di ujung ruangan yang memang sudah tersedia untuk menjemur handuk. Kenan memang tidak pernah melarang Aurora pergi kemana pun asalkan Aurora sudah izin padanya itu sudah cukup, namun sepertinya Kenan tidak sadar jika mengizinkan Aurora pergi sama saja memberikan izin pria lain untuk berduaan dengan istrinya itu.

Kenan merebahkan tubuhnya diatas kasur, jangan kira Kenan akan tenang melihat Aurora pergi setelah tahu kalau Aurora belakangan ini sering pergi berdua dengan manta kekasihnya itu.

"Penting banget Ra?" tanya Kenan lagi, tiba-tiba perasannya jadi resah dan gelisah.

Aurora tertawa kecil, "Kenapa? Bentar aja kok, penting banget, biar kerjannya cepet selesai."

Tidak ingin berburuk sangka pada istrinya, akhirnya Kenan menyerah, tidak bisa berbuat apa-apa juga karena saat menawari untuk diantar pun Aurora menolaknya, dan sialnya lagi sakit kepalanya benar-benar tidak tahu kondisi dan situasi, dengan mudahnya dia muncul dan membuat Aurora mengatakan bahwa Kenan tidak perlu mengantarkannya.

KENAN MY BEST HUSBAND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang