Chapter 18

568 74 7
                                    

Sebab senyumanmu begitu berarti tak peduli siapa dibalik senyuman itu

****

Jangan lupa KOMENTAR !!

VOTE !!

KALO UDAH VOTE BARU BOLE BACA KALO BELUM SEMOGA HARI MU SENIN SELALU !!!

****

Aurora terdiam di balkon kamarnya, udara malam sedikit membuat tubuhnya meremang karena dingin, pikirannya larut pada malam itu, saat dia bersama Alkan, saat lelaki itu meminta izin kepadanya untuk memberikan satu kesempatan lagi untuk bisa mengukir kenangan bersamanya, jika sekarang Aurora sudah resmi menjadi milik Kenan bolehkan dia menuruti permintaan Alkan tanpa sepengetahuan Kenan?

Jika Kenan tahu sudah pasti suaminya itu tidak akan mengizinkan. Aurora tidak tahu harus bagaimana, memilih antara Alkan atau Kenan adalah hal yang paling menyulitkan, baik dulu ataupun sekarang.

"Ngapain, hmm?" Aurora terkejut saat Kenan tiba-tiba memeluknya dari belakang. Pria itu bahkan ikut menyelimuti tubuh Aurora dengan jaket yang ia kenakan. Kenan baru saja kembali setelah membeli nasi goreng di depan komplek, beberapa menit sebelumnya Aurora sempat mengatakan bahwa dia ingin makan nasi goreng kaki lima, namun saat Kenan selesai mandi, istrinya itu malah terlelap.

Tak ingin mengganggu, makanya Kenan memilih untuk beli sendirian.

"Kenapa di luar? Nanti masuk angin. Masuk ayo nih nasi gorengnya udh dibeli."

Kedua bola mata Aurora berbinar, perutnya sudah sejak tadi bergemuruh minta diisi, dengan cepat dia meraih kantong plastik di tangan Kenan dan masuk kedalam.

"Oh iya, besok kita pindah, rumahnya udah jadi."

Aurora yang semula sedang fokus membuka streofromnya pun menoleh, "Yah bakalan jauh dong sama ayah sama bunda?"

Kenan mengelus puncak kepala Aurora dengan lembut, senyumnya tersirat begitu jelas, "Nanti kan seminggu sekali bisa main," ujar Kenan dengan senyuman manisnya.

"Terus rumah yang di Kuningan gimana?"

Kenan terdiam sejenak, rumah itu hasil dari jerih payah Aurora, untuk menjualnya rasanya sangat tidak baik, "Gimana kalau di kontrakin aja, biar gausah di jual. Kan lumayan."

Aurora berpikir sejenak, "Boleh juga. Yaudah besok gue ke snaa buat beresin barangnya."

"Gausah, Lo beresin yang di rumah bunda aja, yg di sana biar gue yang urus."

"Beneran? Barang gue banyak loh disana."

Kenan terkikik geli, "Lo lupa waktu pindahan kesana gue yang angkut? Walaupun di bantuin Rama si, tp barang segitu gue angkut sendiri masih sanggup kok."

Aurora mencebik, biarkan saja sekarang suaminya itu percaya diri, jika nanti sudah kena batunya alias pegal-pegal karena tidak ingin di bantu jangan harap Aurora akan menolongnya.

"Deal, jangan minta bantuan ya."

Kenan tertawa, lantas dia membukakan streoform milik Aurora agar istrinya itu bisa segera menyantap makan makamnya.

"Nan," panggil Aurora pelan.

Kenan menoleh, ia menatap Aurora lekat-lekat, menunggu apa yang sebenarnya ingin di katakan.

"Kenapa, hmm?"

Aurora menimbang, haruskan dia mengatakan hal sebenernya kepada Kenan? Atau tetap diam dan merahasiakannya jika dia kembali bertemu dengan Alkan lagi?

KENAN MY BEST HUSBAND [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang