23

13 5 0
                                    

Haii semua, i'm back🙌

Sorry friend lama update. Kemarin lagi sibuk, sekarang diusahkan untuk konsisten update😬🙏

 Kemarin lagi sibuk, sekarang diusahkan untuk konsisten update😬🙏

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

* * *

Setelah acara syukuran di kelas, seperti makan kue, nyanyi bareng, joget joget dan lain lain telah selesai. Mereka memilih untuk pulang terlebih dulu karena memang sudah diizinkan pulang, walau masih banyak siswa kelas lain yang berada di sekolah.

Kalau soal pulang, kelas XII IPA 5 memang juaranya.

Beberapa guru juga pada sibuk dengan kegiataanya di panggung sekolah. Ada yang bernyanyi dangdut, berjoget dan tak lupa andalan mereka, berfoto-foto atau kadang siaran langsung di aplikasi instagram.

Biasalah.

Di parkiran sekolah, mereka berenam berpencar. Seperti saat sebelumnya, para wanita naik mobil Clara dan yang cowok naik mobil Alvin. Mereka datang ke rumah Liora terlebih dahulu karena motor Revan ada disana.

"Li, lo gak kepanasan pakai baju itu?"

"bentar lagi juga nyampe rumah" balas Liora saat mereka sudah berada di dalam mobil. Clara dan Luna duduk di bangku depan sedangkan Cludya, Liora dan Rachel duduk di bangku penumpang.

"sumpah tadi itu lo keren banget, Li. Btw itu Revan lo yang ngajarin?" tanya Clara antusius. Teman-temannya pun ikut penasaran.

Liora tersenyum tipis, "kita latihan bareng selama 4 hari"

"gila cepet banget. Tapi Alhamdulillah hasilnya memuaskan ya!"

"Rachel, lo daritadi diam mulu, Kenapa?" tanya Claudya.

Rachel yang sedari tadi menatap ke jendela langsung saja menoleh ke sumber suara, "gapapa, Dy. Gue agak pusing aja" balasnya sedikit senyum.

Dalam hatinya, dia malas mendengar topik pembahasan mereka. Lagi lagi mereka mengagung agungkan Liora dan Revan didepannya.

"gue tau gue bukan pacarnya. Tapi apa boleh gue cemburu kayak gini?" batinnya.

Makin lama dia makin sadar kalau hatinya tidak main-main pada Revan. Memang sepertinya dia sudah merasakan hal itu sejak awal mereka kali bertemu. Perilaku Revan padanya juga begitu baik.

He treats her like a queen.

Wanita mana yang tidak baper kalau begitu?

"gue harap, lo punya rasa yang sama kayak gue, Van"

Rachel benar benar takut kalau ekspetasinya tak seindah kenyataan. Dia masih belum siap kalau Revan mengatakan "just friend" padanya. Namun kalau memang benar terjadi, dia bisa apa?

Cinta tidak bisa dipaksa. Tidak juga dipilih. Itu sudah ketetapan hati.

Setiap orang punya hak masing masing untuk mencintai. Walau dengan orang yang salah.

RA & RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang