* * *
Lelaki berbadan atletis itu masih setia berdiri di bawah pohon yang berada di parkiran sambil memegang helmnya. Dia sedang menunggu seseorang yang akan menemaninya di hari pertama latihan badminton. Sebelumnya mereka memang sudah sepakat. Dan kemudian, terlihatlah seorang gadis dengan tas ransel pinknya berjalan ke arah lelaki tersebut.
"Sorry, kelamaan ya?" ujarnya merasa tak enak, karena tadi dia harus mengembalikan buku novel yang dia pinjam kemarin.
Lelaki itu melihat jam tangannya, "delapan menit, gak terlalu lama"
Sementara sang wanita hanya terkekeh kecil, "yaudah, mau berangkat sekarang?" lelaki itu menangguk sebagai jawaban.
"Btw Van, teman-teman lo gak ada yang ikut? Cuman kita berdua?" tanya Rachel, orang yang ditunggu Revan sedari tadi.
"Mereka malas. 'ngapai juga kita ngeliatin lo latihan, mending tidur di rumah' kata Arnold. Kalau Alvin mau kencan sama Clara" mereka memang sudah mengetahui bahwa Clara dan Alvin sudah resmi berpacaran, mereka cerita saat berkumpul di kantin tadi.
"kalau Verrel sama Galang?"
"mereka juga gak mau kalau dua biang kerok itu gak ikut"
Rachel menggeleng kecil seraya tertawa, "aneh ya teman lo"
"cuman gue yang normal" tangan Rachel spontan memukul lengan Revan.
Diam-diam Verrel memperhatikan dua insan itu dari belakang. Seperti langit cerah di pagi hari lalu kemudian hujan datang bersama petir. Begitulah keadaan hatinya ketika melihat seseorang yang amat ia cintai berbahagia bersama orang lain. Baru semalam dirinya merasa senang dekat dengan Rachel, sekarang dirinya kembali hancur. Hancur karena ekspetasinya yang melupakan kenyataan bahwa orang itu tak bisa ia miliki.
"cari tau kebenarannya baru lo buat keputusan lo" Verrel menoleh ke samping kanan, ternyata itu Liora. Gadis itu juga ikut memperhatikan mereka.
"lo sendiri udah lihat gimana kan, buat apa lagi gue cari tahu"
"Biasanya, seorang penulis suka bikin cerita yang diluar perkiraan pembacanya. Sama kayak lo yang anggap Revan suka sama Rachel karena mereka dekat. Lo udah punya bukti kalau mereka memang saling suka? Lo perhatiin tatapannya ke Rachel, biasa aja atau memang beda dari yang lain? Kalau menurut gue gak ada bedanya" Verrel terdiam, masih berpikir atas ucapan Liora barusan. Dirinya di ambang kebingungan.
"lo gak tau apa-apa soal Revan, dia gak pernah dekat sama cewek selama bertahun-tahun. Dan sekarang itu mulai terjadi yang artinya dia bisa dipastikan jatuh cinta sama Rachel" sahut Galang tiba-tiba dari sebelah kiri Verrel.
"dekat, belum tentu suka. Suka, belum tentu cinta. Itu semua beda, lo gak bisa berasumsi kalau dekat itu pertanda suka atau bahkan cinta"
"berarti kita gak bisa ngeliat orang yang jatuh cinta? Aneh lo"
KAMU SEDANG MEMBACA
RA & RE
Teen FictionMasa lalu memang tidak akan terlupakan, tapi bagaimana jika kita memang tidak ingat apapun tentang masa lalu? Revan, lelaki yang tak pernah berhenti untuk mencari keberadaan Rara, teman kecilnya. Revan tak pernah menganggap kalau Rara sudah tewas s...