44

2 1 0
                                    

Happy Reading

* * *

Tap Tap

Suara gesekan sepatu ke lantai membuat semua orang terfokus pada hal itu. Dengan suasana yang gelap membuat mereka mencari-cari darimana asal suara tersebut. Lalu, tak lama kemudian munculah seorang gadis dari ambang pintu ruangan dengan high heels hitam juga baju rompinya, dan kini menjadi pusat perhatian.

Gadis itu langsung saja berdiri di atas panggung kecil, dan lampu pun dihidupkan. Dia, yang tak lain adalah Liora. Hari ini adalah acara pertemuan dengan beberapa penulis dan juga beberapa CEO penerbit lain berkumpul di satu ruangan.

Lampu mulai menyoroti Liora, semua orang terkejut melihat penampilan Liora yang luar biasa malam ini. Baju rompi, sepatu high heels, bibirnya yang tebal dipolesi dengan lipstik tipis, alisnya yang tebal juga menjadi ciri khasnya.

Cek cek...

Suara mic berbunyi

"Selamat malam semuanya"

"hari ini adalah pertemuan pertama kali kita yang diselenggarakan oleh Rainbow Publisher. Terima kasih yang sudah berkenan datang, selamat menikmati" suara riuh tepuk tangan kembali terdengar. Liora segera turun dari panggung. Beberapa orang disana menegurnya yang dibalas senyuman olehnya.

Liora berdiri di samping meja, mengambil secangkir minuman. Selang beberapa detik segerombolan lelaki dan dua wanita berusia 40 tahunan menghampirinya. Liora meletakkan gelas yang ia pegang ke atas meja.

Dia menatap datar orang-orang dihadapannya.

"Selamat ya, Liora. Setelah satu tahun, karyamu akhirnya selesai, saya sudah lama menunggunya" ujar salah satu pria yang diketahui adalah CEO dari salah satu penerbit di kota Jakarta. Dia menjabat tangannya dan langsung dibalas dengan gadis itu.

"Saya dengar dengar, kamu lagi punya masalah, ada apa?" tanya Pak Raka selaku Direktur utama dari perusahaan penerbit asal Bandung.

"Kalau ada pun, saya tidak mungkin asal cerita" balasnya sambil tersenyum tipis membuat pria itu terdiam.

"Oh, iya. Kamu benar juga, apalagi kalau masalahnya bersangkutan dengan Ibu kamu" Mendengar kalimat itu, Liora langsung menatapnya dengan sinis.

"Why? Ada yang salah dengan ucapan saya?"

Liora berjalan selangkah ke depan, "Tidak ada" dan membalikkan badannya untuk pergi dari mereka. Namun sebelum itu,

Pria itu tertawa renyah, "Ayolah Liora, kamu tidak perlu memikirkan karirmu karena Ibumu itu"

"Menikahlah dengan anakku, hidupmu akan bahagia" sontak saja semua orang yang ada disana melihat mereka. Liora terdiam, lalu menghadap kembali ke Pak Raka.

"Maaf, tapi saya tidak ingin punya mertua yang pemikirannya rendah seperti anda"

Pak Raka pun terdiam, dan menatap tajam gadis itu. Sementara yang ditatap malah tersenyum puas, "Kenapa, anda marah? Berarti anda sadar diri juga ya, Pak"

"Pantas saja banyak penulis yang menolak bekerja sama dengan anda. Ternyata begitu sempit pemikiran pemimpinnya" imbuh Liora.

"Setidaknya saya tidak sejahat Ibu yang meninggalkan anaknya hidup sendirian selama belasan tahun. Saya masih punya hati untuk anak saya, dan memberi perhatian lebih untuknya."

"Kalau anda sayang, anak anda gak mungkin pergi dari rumah" lagi lagi pria paruh baya itu terdiam karena omongan Liora. Kini mereka menjadi pusat perhatian orang disana. Liora menunjukkan smirknya dan berlalu meninggalkan aula itu begitu saja.

RA & RETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang