* * *
Bertepatan dengan hari Minggu, Liora memilih untuk jogging pagi di lapangan bersama kedua adik perempuannya. Awalnya dia berniat pergi sendiri, namun tiba-tiba adiknya minta ikut dengannya, dan Bi Ani juga terpaksa ikut untuk menjaga Aira.
Sampailah mereka di lapangan yang cukup luas. Sekarang pukul 6 pagi dan sudah ramai orang-orang disana. Lapangan ini memang ramai disaat hari Minggu. Liora dan keluargnya turun dari mobil.
"Bi, aku mau main di taman sana, boleh?" pinta Aira dengan raut wajah memelas. Bi Ani menatap Liora, "Bibi kesana dulu ya" ujarnya diangguki oleh Liora.
Liora menoleh ke samping sejenak, "lo ikut gue? yakin sanggup?" tanya Liora pada Syakilla.
Syakilla menggeleng pelan, "gue lari sendiri aja dekat taman sana, yang ada patah kaki gue lari sama lo, kak" dia pun melenggang pergi meinggalkan sang kakak.
Sebelum memulai jogging, Liora terlebih dahulu melakukan gerakan pemanasan agar tak cedera nantinya. Sambil melihat lihat sekelilingnya, tak sengaja dia menangkap segerombolan wanita yang sedang berdiri di bawah pohon. Liora langsung saja menghampiri gadis-gadis itu.
"kalian disini juga?" ucapnya. Gadis-gadis tersebut yang tak lain adalah sahabatnya ikut menoleh,
"loh, Liora. Iya kita janjian jogging bareng disini" balas Claudya. Disitu juga ada Clara, Luna dan Rachel.
"kok lo bisa disini Li?" tanya Clara disaut oleh Luna, "kemana aja semalam Li?"
"gue ada tugas, makanya hanphone gue matiin, dan emang niat gue buat jogging hari ini" balasnya. Memang ada sedikit kebohongan dalam ucapannya.
"gue mau ngajak lo semalam, eh ternyata gak aktif, rupanya lagi sibuk sama projek ya" ucap Clara.
"kalo mau jogging ngapai berdiri disini?"
Claudya hendak menjawab namun Luna lebih dulu memotongnya, "kita nungguin Revan sama teman-temannya, mau jogging bareng juga" Liora manggut manggut. Rachel sejak tadi tetap diam, seperti biasa saat bertemu dengan Liora.
Tak berselang lama, segerombolan laki-laki datang menghampiri mereka. Terlihat Revan, Alvin, Galang, Arnold dan Verrel sudah rapi dengan pakaian olahraga masing-masing. Rachel tak henti-hentinya menatap ke arah Revan, dan yang ditatap juga begitu.
"lama banget sih datengnya. Keburu udah siang baru sampe!" decak Claudya. Arnold mentertawakannya, "lo kalo marah makin cantik Dy, sumpah deh"
"bacot."
"masih pagi gak usah ribut. Buruan, katanya mau jogging" kata Revan berlari duluan dan diekori teman-temannya dari belakang.
Mereka semua berlari kecil mengelilingi lapangan luas itu. Kegiatan di lapangan cukup beragam. Ada senam yang biasanya diikuti oleh Ibu-ibu, sepak bola, badminton, basket dan volly. Ada juga alat-alat untuk olahraga yang disediakan disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
RA & RE
Teen FictionMasa lalu memang tidak akan terlupakan, tapi bagaimana jika kita memang tidak ingat apapun tentang masa lalu? Revan, lelaki yang tak pernah berhenti untuk mencari keberadaan Rara, teman kecilnya. Revan tak pernah menganggap kalau Rara sudah tewas s...