Vote dulu dong baru baca👇
* * *
Liora berjalan menyusuri koridor sebuah perusahaan. Layaknya seorang model, wanita itu berjalan dengan gaya catwalknya ditambah lagi kacamata hitam yang selalu ia pakai saat diluar rumah. Orang-orang disana menyapanya dan dibalas anggukan olehnya.
Liora merupakan seorang Penulis dengan karya nya yang penuh motivasi. Dia memulai karirnya sejak umur 12 tahun, dimulai saat dia mengikuti seleksi karya untuk diterbitkan dia pun lolos dalam seleksi itu. Dan sejak saat itu penerbit Rainbow Publisher menjadikannya penulis inti di perusahaan tersebut.
Rainbow Publisher adalah perusahaan penerbit terbesar di kota Yogyakarta.
Liora memasuki ruangan yang tergantung tulisan 'Dilarang masuk kecuali yang berkepentingan' di pintunya.
"Ada apa anda memanggil saya?" Liora berdiri di depan meja orang itu, namanya Hendra Prayudha yang merupakan Direktur dari perusahaan penerbit tersebut.
"Begini Liora, bagaimana karyamu yang sedang kamu rencanakan itu apa sudah siap?"
Liora melepas kacamata hitamnya, lalu duduk di kursi pengunjung, "masih dalam proses"
Lelaki yang diketahui berumur 25 tahun itu pun mengangguk.
"Saya tunggu paling lama 3 bulan"
"Satu lagi, saya berencana mengadakan meet & greet di cafe Crown apa kamu tertarik?" sambung lelaki itu.
"Tidak masalah"
"Baiklah, kita bahas saat rapat minggu depan kamu jangan lupa datang"
Liora mengangguk menanggapinya, "Ada lagi yang mau anda tanyakan?"
"Tidak ada"
"saya permisi" Liora berjalan keluar sambil memasang kacamatanya kembali. Awalnya dia tidak berniat untuk datang, tapi saat dirumah tadi dia merasa bosan dan tidak ada salahnya untuk datang.
"I M P R E S I V E" ucap Hendra melihat sikap Liora yang begitu dingin padanya. Eh, apa ke semua orang juga ya?
* * *
Sesampainya dirumah Liora langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Jarak rumah dengan kantornya cukup jauh sekitar 30 menit, terlebih lagi dia harus menyetir sendiri.
Dulu sejak SMP memang ada supir dirumahnya, tapi saat dia SMA supir itu pulang kembali ke kampung halamannya. Alhasil, Liora harus menyetir sendiri. Dia juga malas mencari supir baru lagi, buang-buang waktu pikirnya.
Tring
Tengah asik rebahan, notif di ponsel menganggu ketenangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RA & RE
Teen FictionMasa lalu memang tidak akan terlupakan, tapi bagaimana jika kita memang tidak ingat apapun tentang masa lalu? Revan, lelaki yang tak pernah berhenti untuk mencari keberadaan Rara, teman kecilnya. Revan tak pernah menganggap kalau Rara sudah tewas s...