Setelah satu setengah jam mereka habiskan, mereka pun keluar dari kantor polisi. I will meet Janu when he wants to see me, Kayla mengingat apa yang Lukas ucapkan kala berjalan keluar dari pintu kantor polisi.
Selain Pak Janardana, Jaden, dan Lukas, sisanya kembali ke rumah sakit. Jihan menghampiri Bundanya dan memberitahukan kalau kakak yang menjaga Janu bersamanya tadi pamit duluan karena ada urusan mendadak.
"Kak Janu udah makan, Ji?" tanya Bunda.
"Udah, Bun. Disuapin Kak Lavanya, soalnya tadi aku ngantuk ketiduran, Bun." Jihan agak cemberut.
Dilla mengusap rambut anak bungsunya itu dengan lembut, tersenyum lalu melanjutkan langkahnya melihat Janu yang terlelap. Hari yang sangat melelahkan jiwa dan raganya di hari pertama ia mendarat di tanah air. Dilla menarik kursi untuk dirinya dan suaminya duduk, menyilakan keluarga Kayla untuk duduk di sofa. Saras dan Danu mengalah, memilih untuk berdiri saja. Sementara itu Jihan pergi ke toilet.
"Saya sangat berterimakasih kepada keluarga Ibu, sudah mau menerima Janu di rumah Ibu." ucap Dilla sambil memegang tangan Ibu Kayla.
"Janu anak yang baik, Mbak. Anaknya tekun dan ulet. Mbak pasti bangga punya anak kayak Janu. Kehadiran Janu di keluarga kami seperti melengkapi kekosongan karena anak saya yang sudah nggak ada beberapa tahun lalu. Saya sudah menganggap Janu seperti anak saya sendiri. Janu sangat terampil saat membantu Ayah Kayla bekerja memperbaiki barang. Saya minta maaf kalau selama tinggal bersama kami Janu mungkin tidak terpenuhi semua keinginannya."
"Saya sangat bersyukur Janu berada di keluarga sebaik keluarga Ibu. Saya juga sangat bersyukur Kayla yang menemukan Janu saat itu."
"Janu, dia hebat banget, Tante. Saya belajar banyak dari Janu. Bagaimana dia berjuang, dia memperdulikan orang lain, menghargai orang lain."
Dilla mengangguk. "Kalian mungkin belum tahu kenapa Jaden dan Arun bisa berpisah dan saling tak mengenal satu sama lain. Oh iya, saya memang tidak biasa memanggilnya dengan nama Janu, saya memanggil dia dengan nama yang saya beri, Arun."
"Janu sudah pernah cerita ke saya kok, Tante. Karuna Sankara, nama yang Tante kasih bagus banget, artinya juga."
"Saya dulu dijodohkan dengan Mas Janar karena Mas Janar yang saat itu ingin mengambil alih jabatan Kepala Yayasan Gautama harus memenuhi syarat dari ayahnya dengan menikah dengan saya. Saya tidak punya hubungan apapun dengan Mas Janar pada saat itu, bahkan tidak kenal sama sekali. Yang saya tahu, saat itu Mas Janar sedang menjalin hubungan dengan seorang wanita bernama Linda. Akhirnya kami menikah karena terpaksa, namun kami tidak menunjukkan ketidak-bahagiaan kami di depan ayah Mas Janar. Aku harus menuruti semua perintahnya saat itu. Sampai pada akhirnya, ayah Mas Janar jatuh sakit. Beliau menyampaikan permintaannya untuk ingin menimang cucu dari kami berdua sebelum beliau meninggal. Ya, akhirnya lahirlah Jaden dan Arun dari pernikahan kami. Ayah Mas Janar dapat bertahan sampai mereka lahir, dan saat kami membawa si kembar untuk dilihat ayah Mas Janar, setelah itu beliau meninggal.
"Mas Janar pun langsung menggugat cerai saya. Saat itu si kembar baru umur seminggu, dan kami sepakat untuk merawat masing-masing satu bayi. Saya saat itu inginnya membawa keduanya namun Mas Janar ngotot mau bawa satu bayi dan akan merawatnya di keluarganya yang baru bersama Linda. Setelah menceraikan saya, Mas Janar menikahi Linda. Saya juga membuka hati untuk pendamping hidup yang baru dan juga memulai hidup yang baru. Suami saya yang sekarang dulunya adalah teman dekat saya saat bekerja. Dulu dia sudah menikah dan mempunyai anak, Saras dan Danu. Namun istrinya meninggal karena sakit kanker. Lalu suami saya meminta saya untuk menjadi ibu bagi mereka pada saat itu. Saras dan Danu juga menerima Arun dengan baik walau mereka tahu Arun bukan saudara kandung mereka. Dan lahirlah juga Jihan dari pernikahan kami."
KAMU SEDANG MEMBACA
KARUNA SANKARA | Jungwoo ✔️
Teen Fiction[ Telah dibukukan ] 𝒀𝒐𝒖 𝒏𝒆𝒗𝒆𝒓 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒆𝒂𝒓𝒏 𝒕𝒐 𝒇𝒐𝒓𝒈𝒊𝒗𝒆. Memaafkan orang lain terlebih dahulu sebelum orang itu meminta maaf pada kita, apakah itu hal yang mudah? Persaingan pendidi...