25. Petaka Wisuda

59 7 0
                                    

Hari Wisuda Kelulusan Kelas 3 SMA Gautama, Hotel Adhikari.

"Peraih nilai Ujian Nasional tertinggi kelas IPA, Janu Karunasankara IPA 2!" Tepuk tangan riuh menyambut Janu yang terbalut toga wisuda berjalan ke panggung untuk menerima piagam penghargaan yang akan diserahkan oleh Kepala Sekolah, Pak Janardana.

"Ada wali kamu yang datang?" tanya Pak Janardana saat Janu tiba di atas panggung.

"Ada, Pak. Ayah!" panggil Janu. Ayah Kayla menjadi wali untuk Kayla dan sekaligus untuk Jau saat itu. Senyum bangga terpampang diwajah pria yang sudah dianggap Janu sebagai ayahnya sendiri itu.

"Selamat ya, Pak. Anaknya hebat sekali." ucap Pak Janardana sambil menjabat tangan Ayah. Piagam penghargaan itu sudah berada di tangan Janu.

"Terimakasih, Pak." ujar Ayah dengan penuh rasa hormat.

Pak Janardana menggenggam pundak Janu dengan erat. "Saya bangga sama kamu, Janu."

Detik selanjutnya tubuh Janu di dekap erat oleh pria yang baru saja menganugerahinya peringkat tertinggi nilai Ujian Nasional. Pelukan Pak Janardana dirasa begitu erat, rasanya seperti memeluk orang yang sudah lama tak ditemuinya. Janu membalas pelukan itu sebentar lalu kembali ke barisan tempat duduk miliknya.

"Ini buat ayah." Janu menyerahkan piagamnya untuk dibawa untuk Ayah Kayla. Ayah pun menerima dengan senang hati, mengusap rambut pria yang lebih muda darinya itu dengan lembut lalu kembali ke deretan bangku orang tua.

Siang itu acara wisuda ditutup dengan penampilan band dari siswa kelas IPS. Hidangan prasmanan juga sudah siap untuk di santap. Dengan teratur, undangan yang hadir mengambil makan siang. Ada pula beberapa orang yang tak ingin kelewatan mengabadikan momen bahagia di akhir masa SMA.

"Kayla, Janu, Ayah pulang duluan ya. Mau nemenin Ibu di rumah sendirian, kasihan takutnya Ibu butuh apa-apa. Kalian seneng-seneng dulu aja di sini, makan yang banyak. Nanti pulangnya kalian naik taksi online aja ya." Pamit Ayah pada Kayla dan Janu yang sedang menyantap makanan masing-masing.

"Iya, Ayah hati-hati ya. Nanti kita bakalan pulang cepet aja kok." ucap Kayla sambil tersenyum. Ayah pun melangkah keluar meninggalkan aula tempat acara wisuda digelar.

Semua orang masih sibuk melahap makanan dan berfoto-foto di panggung yang dihias megah. Kayla menaruh piringnya lalu mengajak Janu untuk berfoto bersama. Janu menyanggupi, riasan cantik gadis itu hari ini tidak boleh disia-siakan. Dengan bantuan Naisha, Kayla dan Janu pun mengambil foto di dekat panggung. Ponsel Kayla pun terisi beberapa fotonya bersama Janu. Tinggal satu potret terakhir.

"Romantisan dikit dong, Kay. Gandeng itu tangan Janu cepet." titah Naisha. Dengan sedikit malu-malu, Kayla melingkarkan tangannya di lengan Janu. Janu tak menolak, senyumnya malah semakin lebar.

CEKREK.

"Makasih ya, Nai." ucap Janu ramah setelah itu Naisha mengembalikan ponsel Kayla dan melanjutkan acara makan-makannya.

Kayla menggeser layarnya melihat foto-foto yang baru saja diambil. Gemas, ujarnya dalam hati. Ingin sekali semua foto ini dia cetak dan dipajang di kamarnya. Ah, tentu saja Kayla harus foto bersama juga dengan Ayah dan Ibu, barulah sempurna.

"Kay, aku ke toilet dulu ya." Janu melepas topi toganya dan menitipkannya pada Kayla yang masih sibuk memandang ponselnya.

Janu pergi menuju pintu keluar aula karena dilihatnya antrian toilet di dalam aula yang cukup panjang, pikirnya dia akan menggunakan toilet di luar saja. Aula tempat acara wisuda berlangsung berada di lantai tiga, Janu membuka pintu aula dan memampangkan pemandangan dari balkon aula. Tidak ada orang lain di luar, kecuali Jaden yang berdiri dengan tatapan kosong, memainkan topi toganya di tangan.

KARUNA SANKARA | Jungwoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang