19. Bunga Gerbera

41 4 0
                                    

"Ngapain sih? Gue kan udah nggak mau berurusan lagi sama lo, Den." Jaden menarik tangan Lavanya, membuat mereka menjauh dari hiruk pikuk kelas.

"Van, lo mau gue contekin nggak?"

"Hah?" Lavanya terdiam sejenak, harga dirinya kini terombang-ambing. Dirinya ingin sekali menolak tawaran Jaden yang datang tiba-tiba itu, namun akalnya jelas tidak ingin menolak contekan dari Jaden.

"Bantuin gue."

"Lo mau gue bantuin apa dulu?" Jaden pun mendekatkan bibirnya ke daun telinga Lavanya, membisikan apa yang menjadi permintaan bantuannya pada gadis itu. Setelah Jaden menjauhkan kepalanya dari dekat Lavanya, mereka hanya saling melempar tatap. Jaden menaikkan sebelah alisnya menanyakan 'Bagaimana?' dan Lavanya pun menghela nafasnya sambil mengangguk pelan.

"Oke. I am looking forward for your chemistry exam, Den." Jaden mengangkat alisnya sambil menyunggingkan sedikit senyum. Lavanya yang tak membalas pula senyum langsung menghindar dari pandangan Jaden kembali menuju kelas.

Dengan langkah yang lebih lambat, Jaden juga menyusul kembali menuju ke kelas dan menemukan sekotak makanan sudah di mejanya. Jaden melirik Janu yang sedang berkutat dengan bukunya dengan ekspresi datar lalu duduk membuka kotak makan dan mulai memakan isinya dengan tenang.







***







"SELAMAT ULANG TAHUN KAYLA!" Seruan Ayah Kayla dan Janu mengejutkan Kayla yang baru keluar dari dalam kamarnya, Ibunya pun tak ketinggalan tersenyum lebar mendapati anak perempuannya tertawa. Beliau senang bisa mengabulkan keinginan anaknya bahkan sekedar membelikan ayam goreng ber-merk terkenal.

"IHHH MEKDI!" Kayla bersemangat. "Siapa yang beliin Kayla? Ibu ya?" Ibu Kayla mengangguk lalu Kayla pun langsung memeluk erat ibunya.

"Seneng nggak?"

"Seneng dong! Ih, ibu mah, kan Kayla kemarin cuma bercanda, cuma sekedar bilang aja kalau Kayla pengen makan ayam mekdi."

"Ya nggakpapa kan, Kay, Sekali-kali.. Ya udah kalian makan sana."

"Tapi Ibu kan jadi nggak bisa makan ayam bareng bareng kita.."

"Nggakpapa, Kay. Ibu nanti makan sayur, masih ada kok."

Kayla mengangguk lalu melangkah menghampiri Ayah dan Janu yang sudah duduk di ruang makan, menatap lezatnya ayam goreng yang dipesan Janu lewat pelayanan online. Kedua pria itu pun tak melunturkan senyuman. Ayah membuka tudung saji dimana ada nasi yang sudah dibentuk kerucut meninggi ala tumpengan. Gelak tawa Kayla pun terdengar kembali.

"Potong gih tumpengnya." ujar Janu tertawa kecil. Kayla pun mengambil sendok dan mengiris pucuk nasi tumpeng, menaruhnya di satu piring.

"Ini buat Ibu." Kemudian Kayla melanjutkan potongan tumpeng kedua dan ketiga. " Ini buat Ayah, ini buat Janu."

Kayla tersenyum manis sambil menyodorkan piring berisi nasi ke masing-masing orang yang dikasihinya itu. Keluraga kecil itu pun menikmati makan malam bersama merayakan hari spesial Kayla. Janu sendiri merasakan kembali kehangatan yang selama ini ia rindukan. Ditatapnya satu persatu orang baik yang ada di sekelilingnya, ia ingat Bunda dan Papa, ingat Kak Danu, Kak Saras, dan Jihan.

"Ayah, habis makan aku boleh nggak bawa Kayla jalan-jalan keluar sebentar?" tanya Janu.

"Iya, jangan pulang malem-malem loh."

"Siap, Yah."

"Mau kemana sih hm?" celetuk Kayla. Janu menaik-naikkan alisnya menggoda Kayla.

"Ikut aja lah."









KARUNA SANKARA | Jungwoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang