33. Proposal

44 5 3
                                    

Bandara Soekarno-Hatta, 15:05.

Kayla perlahan keluar dari alam bawah sadarnya saat ia merasa ada tangan seseorang yang mengguncang pelan tubuhnya. Matanya masih terasa berat untuk dibuka, kelelahannya benar-benar membawanya tidur lelap bahkan di tempat umum. Ia menyipitkan kedua matanya, mencoba melihat orang yang baru saja membangunkannya.

"Kay.." panggil orang itu. Mata Kayla masing sedikit remang-remang menangkap siapa gerangan. Ia pun membuka kelopak matanya sepenuhnya.

"Lukas?" Kayla segera membenahi posisi duduknya. Ia mengucek matanya dan menyisir rambutnya dengan jari-jarinya sendiri. Ia bergeser sedikit memberi ruang untuk Lukas duduk.

"Lo dari kapan di sini?" tanya Lukas.

"Dari tadi siang. Lo kesini juga nungguin Janu?"

"Iya. Tapi tadi gue dikasih tahu kalau pesawatnya delay, harusnya sih jam segini udah dateng jadi habis selesai praktek gue langsung ke sini deh tadi. Terus keliatan lo lagi tidur di sini."

Kayla memegang dahinya sendiri, tersadar ia tertidur cukup lama di tempat itu. Untung saja tidak ada karyawan Starbucks yang mengusirnya. Samar-samar ia masih mengingat mimpinya, rasanya seperti menonton film.

"Ya udah kita siap-siap di arrival gate yuk." ajak Kayla. Lukas pun mengiyakan. Kayla mengemas notebook miliknya dan menyesap habis minuman yang ia pesan, rasanya sudah sedikit hambar.

"Lagi sibuk banget ya lo, sampai ke sini bawa notebook segala."

"Iya nih, banyak banget yang mau nikah bulan ini. Pesenan dress jadi banyak, ya tadinya gue mikir mau ngerjain sekalian nunggu eh malah ketiduran." Kayla tertawa kecil.

Kayla dan Lukas beranjak dari tempat duduk mereka. Langkah kaki mereka membawa mereka keluar dari Starbucks menuju gerbang kedatangan internasional.

"Lo nggak dikabarin apa-apa sama Janu?" tanya Lukas selagi mereka berjalan menyusuri bandara.

"Gue belum cek hape sih, sumpah gue masih ngantuk banget hahaha."

"Dia naik penerbangannya Jaden?"

"Katanya sih gitu." jawab Kayla lalu disusul dengan menguap lebar.

Sampailah mereka di pintu kedatangan. Tak banyak orang berlalu-lalang, Kayla mengecek arloji yang ia pakai. Ia menggembungkan pipinya sembari melihat ke arah pintu kedatangan mengharap seseorang yang ia tunggu segera keluar.

Semenit kemudian rombongan awak pesawat, pramugari beserta pilot keluar dari pintu itu. Mata Kayla memicing berusaha mengenali wajah mereka. Di belakang mereka menyusul dua orang, satu berseragam pilot dan satu berpakaian kemeja santai, masing-masing membawa satu koper. Senyum Kayla terukir lebar. Saudara kembar itu masih asik bercengkrama entah membicarakan hal apa.

"WOY!" Suara berat Lukas berhasil mengalihkan perhatian mereka. Si kembar pun mempercepat langkah mereka untuk segera menghampiri Kayla dan Lukas. Jaden sempat menyampaikan ijinnya untuk menyusul para kru pesawat yang lain.

"Hai Kay! Weee Lukas!" Alih-alih memeluk Kayla terlebih dahulu, Janu malah memeluk Lukas.

"Wah gimana, Bro?" tanya Lukas antusias.

"Ya gini hahaha. Lo gimana? Udah dapet duit banyak dong."

Lukas menoyor bahu Janu. "Bisa aje lo. Nih, si Kayla nungguin lo dari tadi siang sampai ketiduran di Starbuck."

Netra Janu langsung menatap ke arah Kayla. Si gadis sudah memanyunkan bibirnya berlagak kesal. Janu malah tersenyum lembu, Kayla luluh. Ada sesuatu yang berbeda di wajah Janu, ia tak lagi memakai kacamata.

KARUNA SANKARA | Jungwoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang