Nantikan kudatang jumpai dirimu
Habiskan malam bersamamu
Jagalah hatimu, tunggulah diriku
Ku 'kan kembali bersamamu
Bersamamu.Tangerang, 2023.
Manessa Boutique, 12:10 WIB.
Tangan Kayla sibuk membereskan semua barangnya di meja kebesarannya. Map-map berisi sketsa desain gaun pengantin dia tenteng di tangan kirinya, tangan kanannya meraih handphone berlogo buah apel tergigit itu. Tampak bergegas, raut wajahnya terlihat cemas dan bisa dibilang excited juga. Layar komputernya sudah berganti warna hitam tanda tak ada lagi aliran listrik yang mengalir. Dia kembali menengok sekitar, barangkali ada sesuatu yang tertinggal.
Drrtt Drrtt..
Ponselnya bergetar tanda ada panggilan masuk, terpampang nama kontak Evelyn Galenka. Kayla dengan cepat menggeser ikon warna hijau untuk menyambungkan teleponnya dengan Evelyn.
"Ini ada klien yang mau ketemu sama lo siang ini, bisa?" Itu suara Evelyn dari seberang sana.
"Aduh Eve, sorry banget tolong bilangin gue nggak bisa siang ini. Lo mending cepetan kesini deh jagain butik, gue harus ke bandara. Tenang aja, habis ini gue langsung re-check semua permintaan klien." Kayla menjepit ponselnya antara bahu dan telinganya, tangannya masih sibuk membawa semua sketsa dan notebook-nya.
"Eh? Hari ini banget? Dia beneran balik hari ini?"
"Iya, Eve. Mungkin sekitar 2 jam lagi dia nyampe. Makanya gue mau cepet-cepet kesana biar jadi kejutan hehe. Lo cepet ke sini ya, tolong handle selagi gue belum balik. Karyawan udah gue bilangin semua." Kayla sesekali melihat arloji yang melekat di pergelangan tangannya.
"Iya iya, ya udah. Ini gue bilangin Mbak Yuvika dulu kalo lo nggak bisa nemuin dia siang ini. Tapi masalah dress dia udah beres kan?"
"Udah beres kok, nanti gue kabarin juga deh beliaunya. Oke, gue pergi dulu nih ya."
"Siap. Hati-hati lo nyetir, seneng boleh tapi inget nyawa juga. Siapa tahu lo langsung diajak nikah, hahaha."
"Apaan sih lo, hahaha. Oke, bye Eve thank you so muuaaachh."
Sambungan telepon terputus, Kayla langsung memasukkan ponselnya ke dalam tasnya yang berwarna cokelat nude itu. Berjalan cepat keluar dari kantornya dan berpamitan pada karyawan butiknya. Langkah kakinya membawanya keluar dari pintu masuk butik yang dirintisnya beberapa bulan yang lalu itu.
Tak butuh waktu lama Kayla sudah berada di dalam mobilnya dan meletakkan barang-barangya di tempat duduk penumpang di sampingnya. Dinyalakan mesin mobilnya, sejenak dia menatap lurus jalanan yang ada di depannya. Kayla mengambil nafas dalam dan membuangnya perlahan sambil menyunggingkan senyuman.
Bandara Soekarno-Hatta, 12:40.
Selepas Kayla keluar dari tempat parkir mobil, dia sedikit membenahi blouse merah muda yang dikenakannya. Kayla tak dapat berhenti tersenyum, dia pikirannya terlintas banyak imajinasi yang ia buat, apa yang akan terjadi setelah ini.
Tangannya tak menganggur, satu membawa tas dan yang satu membawa notebook-nya. Pikir Kayla, dia bisa menyelesaikan sedikit pekerjaannya sembari menunggu. Starbucks menjadi tempat yang ia pilih untuk menumpang duduk. Tentu saja dengan Caramel Macchiato yang ia pesan sebelum ia mendaratkan bokongnya di sofa empuk milik kedai kopi itu.
Kayla membuka notebook-nya dan memeriksa beberapa file penting dengan cepat. Di ambilnya juga ponselnya dan segera menghubungi kliennya yang bernama Yuvika -yang mengajaknya bertemu namun tidak jadi karena Kayla harus ke bandara.
"Halo, Mbak? Iya, Mbak, maaf banget ya saya hari ini harus jemput orang di bandara. Iya.. Mungkin besok kali ya kita bisa ketemu? Iya, Mbak.. Mbak Yuvi kasih tahu saya aja mau ketemuan jam berapa nanti saya menyesuaikan. Iya.. Oh iya, untuk masalah dress kemarin desainnya sudah saya perbaharui, nanti saya kirim file-nya ya Mbak bisa dilihat dulu. Nanti kalau Mbak Yuvi udah puas sama desainnya, kami langsung bikinin. Iya.. sekali lagi maaf ya Mbak hehe, iya.. Makasih Mbak." Kayla langsung menjatuhkan punggungnya ke bantalan sofa yang empuk sambil menghela nafas panjang.
Minggu-minggu ini Kayla sungguh amat sibuk. Dia sendiri juga heran kenapa banyak sekali orang mau menikah di bulan ini. Butiknya jarang terlihat sepi, pasti ada saja orang yang mendaratkan kakinya ke bangunan bernuansa merah muda itu. Tapi Kayla bersyukur, cita-citanya kini benar-benar tercapai.
Sambil menyeruput minuman dingin itu dengan sedotan, netra Kayla terfokus pada ponselnya. Jarinya juga naik turun menyetuh layar ponsel. Kini yang terpampang di layar adalah room chat dengan nama kontak Janu dengan emotikon petir di sampingnya, balon obrolan dari Janu bertuliskan 'Sampai jumpa di Soetta.' dikirim kemarin malam dan tentu saja dibalas oleh Kayla 'See you!'.
Garis senyum Kayla kembali tercipta. Entah dapat ide dari mana, dia menekan ikon galeri foto setelah keluar dari aplikasi Line. Jarinya bergerak dari bawah ke atas untuk menjelajah isi galeri hingga sampai pada jaman dia masih mengenakan seragam SMA.
Kayla terhanyut dalam nostalgia tak terencana itu, menatapi gambar demi gambar yang tersimpan di galeri ponselnya. Kelopak matanya perlahan sayup, mungkin karena lelah dan mengantuk. Namun, otaknya masih memutarkan kejadian masa lalu bak roll film. Akhirnya kelopak matanya menutup sempurna, membawanya ke dalam masa-masa yang tak akan ia lupakan di hidupnya.
chewtrbl, 18 Mei 2021.
KAMU SEDANG MEMBACA
KARUNA SANKARA | Jungwoo ✔️
Roman pour Adolescents[ Telah dibukukan ] 𝒀𝒐𝒖 𝒏𝒆𝒗𝒆𝒓 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒆𝒂𝒓𝒏 𝒕𝒐 𝒇𝒐𝒓𝒈𝒊𝒗𝒆. Memaafkan orang lain terlebih dahulu sebelum orang itu meminta maaf pada kita, apakah itu hal yang mudah? Persaingan pendidi...