Pagi hari jam delapan tepat, Janu dan Jaden sudah bersiap untuk meninggalkan hotel. Dilla menitipkan salamnya untuk keluarga Kayla sebelum mereka berangkat. Mesin mobil Jaden sudah cukup panas, mereka pun pamit untuk pergi rumah Kayla.
"Lo udah hubungin Kayla kan?" tanya Jaden memastikan sambil memakai sabuk pengaman sebelum ia memegang setir mobil.
"Udah, dia ada di rumah kok sama keluarganya."
Setelah mengucap Oke, Jaden pun segera menancap gas membawa mobil dan seisinya menuju ke rumah Kayla. Otak Janu sedang merancang kata-kata yang akan ia sampaikan pada Kayla untuk yang terakhir kalinya, bahkan dirinya sendiri masih tak percaya dia akan meninggalkan keluarga yang telah memberikan kebahagiaan dalam kesederhanaan baginya selama ini.
Lima belas menit ditempuh mereka pun sampai di beranda rumah Kayla. Toko buku kecil itu buka namun tak ada Ayah Kayla yang menjaganya. Janu dan Jaden turun dari mobil dan melangkahkan kaki menuju pintu rumah Kayla yang sedikit terbuka.
"Permisi.. Kay.." panggil Janu sambil mengetuk daun pintu beberapa kali. Muncul lah sosok gadis yang Janu rindukan karena sudah beberapa hari tidak bertemu dengannya. Kayla membuka pintu rumahnya lebih lebar agar dapat lebih jelas melihat siapa gerangan yang datang.
"Hai, Kay." sapa Jaden tersenyum menampilkan lesung pipinya yang manis.
Kayla berdiri dan diam tak membalas sapaan mereka, memperhatikan wajah Janu dan Jaden secara bergantian. Senyumnya terukir lebar, pemandangan yang tak pernah ia pikirkan kini terjadi di depan matanya.
"Kalian mirip." ucap Kayla. Jaden dan Janu saling melempar tatap lalu tergelak.
"Kan saudara kembar." Sahut keduanya bersamaan.
"Hahaha, Bunda kalian mana? Nggak ikut?" tanya Kayla.
"Bunda nggak ikut, Kay. Lagi beres-beres, soalnya besok mau— Ehm, Ibu sama Ayah ada?"
"Ada kok. Bu, Yah! Janu sama Jaden udah dateng nih!" Ayah dan Ibu Kayla pun menyusul menghampiri anak-anak yang berada di teras.
"Di suruh masuk duduk dong, Kay. Ibu bikinin minum dulu ya." Ibu Kayla menyambut para lelaki itu amat senang. Kayla pun mempersilakan Janu dan Jaden duduk di ruang tamu. Janu mengedarkan pandangannya ke sekitar rumah Kayla yang sudah beberapa hari tidak ia tinggali.
"Sudah sehat, Nu?" tanya Ayah Kayla.
"Udah kok, Yah. Maaf ya Janu jadi nggak bisa bantuin ayah kerja."
"Sejujurnya ayah juga kangen kamu bantuin ayah kerja atau sekedar duduk nemenin ayah benerin barang sambil ngobrol." Ya, Janu juga sangat rindu itu.
"Iya, loh, Nu. Nggak ada kamu di rumah jadi sepi, biasanya kan kamu ribut sama Kayla masalah ngerjain tugas. Kemarin-kemarin jadi sepiii.." kata Ibu Kayla sambil menghidangkan minuman untuk Janu dan Jaden. Janu tertawa kecil menanggapi rasa rindu mereka yang sama ia rasakan.
"Eh, maaf Janu ninggal kamar masih berantakan ya kayaknya? Aku rapihin dulu deh, Bu." ucap Janu lalu beranjak ingin naik ke tempat kamarnya berada.
"Nggak perlu, Nu. Udah sejak kapan kamu ninggalin kamar kamu, udah aku rapihin kok." sahut Kayla.
"Aku.. Mau lihat kamarku boleh kan?"
"Ya, boleh lah, kayak mau pergi kemana aja kamu, Nu."
"Aku besok berangkat ke Belanda, Kay."
Senyuman Ibu dan Kayla seketika meredup kala mendengar kalimat yang disampaikan Janu.
"Besok banget?" tanya Kayla. Janu mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/263039812-288-k788024.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
KARUNA SANKARA | Jungwoo ✔️
Teen Fiction[ Telah dibukukan ] 𝒀𝒐𝒖 𝒏𝒆𝒗𝒆𝒓 𝒓𝒆𝒂𝒍𝒍𝒚 𝒍𝒐𝒗𝒆 𝒔𝒐𝒎𝒆𝒐𝒏𝒆 𝒖𝒏𝒕𝒊𝒍 𝒚𝒐𝒖 𝒍𝒆𝒂𝒓𝒏 𝒕𝒐 𝒇𝒐𝒓𝒈𝒊𝒗𝒆. Memaafkan orang lain terlebih dahulu sebelum orang itu meminta maaf pada kita, apakah itu hal yang mudah? Persaingan pendidi...