32. As I Believe

40 5 0
                                    

And as long as I believe what I believe
I can be all that I know all I can be
If I just allow
Love to lead the way, no matter how
I'll do my best as I'm prepared to try







***









Pukul setengah tujuh di Bandara Soekarno-Hatta. Tangan Janu memegang gagang penarik koper, menunggu sambil berdiri. Ia tak memilih duduk, dan menyerahkan kursi-kursi kosong pada para perempuan. Kalau ia duduk ia akan kembali tertidur, pikirnya.

Papa dan Bunda sudah sarapan kopi dan roti dan hotel tadi pagi, namun anak-anaknya memilih untuk menunda sarapan. Alhasil Saras, Danu, Janu dan Jihan saling berbagi roti dan makanan ringan di bandara. Mereka juga sempat membeli susu agar lambung mereka tidak kosong.

"Janu!" Seseorang memanggil. Dari balik kacamatanya, Janu melihat Jaden berjalan menghampirinya. Ia datang bersama Ayah.

"Oh, Den!" Janu melambaikan tangannya. Papa dan Bunda Janu menoleh ke arah kedatangan mereka dan menyambut dengan senyuman.

"Wah baru gue sama Ayah nih yang dateng."

"Iya, Kayla sama Lukas masih otw katanya."

"Maaf ya gue nggak bisa bawain apa-apa buat lo di Belanda. Lo buru-buru berangkat sih, nggak ngasih waktu gue buat mikir."

"It's okay, Den." Janu menepuk pundak saudara kembarnya itu.

"Pak, silahkan duduk dulu sini." Papa Janu mempersilakan Pak Janardana untuk duduk. Para orangtua itu pun duduk bersama sambil mengobrol menghabiskan waktu menunggu walau sedikit canggung. Pak Janardana masih saja mengucap kata maaf sebelum terjun dalam obrolan mereka.

Sepuluh menit kemudian, keluarga Kayla dan Lukas datang bersamaan. Lukas berlari mendapatkan sobatnya itu dan memeluknya.

"Sumpah gue bakal ditinggal beneran nih ke Belanda?"

Janu hanya berhaha-hehe lalu melepas dekapan kawannya itu. "Gue titip ya."

"Titip apa, Nu? Titip salam sama bokap nyokap gue?"

"Iya, selain itu.." Bola mata Janu bergerak menujuk sosok gadis yang berada di belakang Lukas.

"Oh.."

"Gue titip dia di sini ya, jagain dia tapi jangan diambil." bisik Janu.

"Ya elah, jadi tugas gue jagain jodoh orang nih?" Lukas berkacak pinggang. "Iye iye, siap kok. Tapi ya gue minta maaf aja duluan nih kalau nanti gue nggak sengaja jatuh cinta sama dia gimane?"

Janu menepuk pantat Lukas. "Gue aduin ke Yuki, masuk penjara aja lah lo."

"Anjay, ampun bos. Bercanda doang gue."

Janu pun melirik ke arah gadis yang sedari tadi menunggu gilirannya untuk mengobrol.

"Udah belom?" tanya Kayla dengan tatap malas pada Janu dan Lukas.

Janu mendorong tubuh Lukas ke samping hingga dia bisa melihat Kayla leluasa. Lidahnya tiba-tiba kelu, tak tahu harus berucap apa.

"Nanti kalau udah sampai sana kabarin ya. Numpang wifi bandara dulu, ketik aja 'Kay, aku udah sampai dengan selamat.' gitu ya." ucap Kayla.

"Iya iya.." jawab Janu singkat. Selebihnya hanya matanya yang kini menatap Kayla sangat dalam.

"Oh iya, kamu janji mau kasih tahu aku kamu mau kuliah apa di Belanda."

KARUNA SANKARA | Jungwoo ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang