5. Bonceng Mantan [Horor]

123 31 11
                                    

Happy Reading kawan-kawan 💕
.....

Aku menaiki jok motor dengan tenang, memandang langit malam yang sedikit dibubuhi dengan tetesan lembut air hujan.

"Rumah lo dimana?"

Aku mengernyit karena tak mendengar suaranya dengan jelas. "Hah?" Sedikit ku majukan tubuhku kearahnya.

"Rumah lo dimana?"

"Ooo, JALAN CEMPAKA HIJAU," teriak ku.

"Hah?"

Aku berdecak kesal, sebenarnya dia beneran gak denger atau hanya pura-pura sih. Kembali ku keras kan suaraku dan berteriak tepat di samping telinganya.

"JALAN CEMPAKA HIJAU!!!"

Tidak ada balasan lagi untuk perkataan ku, namun seketika kening ku bergelombang, saat dia memberhentikan motornya ditepi jalan, padahal jarak ke rumahku masih sangat jauh.

"Rumah gue masih jauh, ngapain lo berhenti?" Sewot ku menatap dirinya dengan bingung.

"Turun dulu, bensin gue kayaknya habis deh."

Deg!

Semprul!!!!

"Jangan ngadi-ngadi deh lo! Ini udah malem gak lucu tau gak." Cetus ku dan dengan berat hati harus turun dari motor.

Cowok itu juga ikut turun, membuka jok motornya untuk melihat isi bensin namun setelah itu menutup jok motor dengan kasar. "Sial, bensin gue habis."

"Niat mau nganterin balik enggak sih?!" Tanya ku ketus.

"Gue juga gak tau kalau bensin gue sekarat!" Sahutnya.

Aku berdecak seraya mengedarkan pandangan ke sekitar. Sepi. Tidak ada warung ataupun pom bensin dekat sini.

"Terus gimana dong?"

Dia menoleh kearah ku sekilas, "ya dorong lah." Ketusnya.

Dengan berat hati aku ikut serta mendorong motornya dari belakang, males hati harus berduaan sama dia. Kenapa juga harus di waktu-waktu seperti ini.

"Tinggal dorong aja, nyerocos terus dari tadi!" Sindir dia.

Aku tak menghiraukan, karena jujur saat ini aku sudah mengantuk parah. Dan lihatlah sudah pukul berapa sekarang,

21.24.

GILA!!!!

Sekitar lima menit mendorong sembari celingak-celinguk mencari penjual bensin, aku berhenti membantunya mendorong saat merasa kakiku sudah tidak mampu lagi berjalan. Dia ikut berhenti dan menoleh kearah ku.

"Cepetan dorong lagi, depan sana ada warung tuh."

Aku mendelik, dikira dorong gitu enggak capek apa.

"Sabar!!!"

Aku langsung kembali membantunya, dan bener saja yang dia bilang, di depan sana ada warung. Yang untungnya masih sedia bensin. Selagi dia mengisikan bensin, aku sengaja membeli dua air mineral untuknya dan untukku.

Saat sudah selesai mengisi bensin Rafael mengambil tempat duduk di sampingku dan segera merampas botol minuman yang ingin ku minum. Reflek aku langsung mendelik kearahnya. "Udah gue beliin itu, buka sendiri lah!"

Dia tidak mendengarkan ku dan malah meletakan minuman itu diatas meja, sama sekali tidak terminum.

Ck!

Aku tak menghiraukan, lebih memilih menatap sekitar yang sudah sangat gelap.

Sampai dia menoleh kearah ku seraya berkata, "mau balik kapan?"

Maps Koplak! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang