6. Guru Les Privat?

89 26 1
                                    

Happy Reading ❣️
.......

Aku memasuki rumah dengan langkah lesu, mendadak mood ku hari ini buruk. Setelah menutup pintu, aku menoleh saat mendengar suara merdu orang yang tengah melantunkan ayat suci dari ruang tamu. Aku yang tadinya ingin ke dapur untuk meletakkan belanjaan terhenti.

Dalam hati aku bertanya-tanya, aku tidak salah masuk rumah kan?

Sampai suara cempreng seseorang menyadarkan ku dari berbagai pikiran yang masuk. Aku reflek menengok dan menghela napas lega.

"Buruan kasih ke emak."

Hufh, benar kok ini rumah mama. Tapi......itu tadi suaranya siapa? Kok kayak gak asing ya.

"Temen emak udah dateng ya?" Tanya ku seraya mengulurkan plastik belanjaan tadi. Mama tidak menjawab, ia langsung berbalik pergi ke dapur.

Karena rasa kepo ku tinggu, aku perlahan mendekat dan mengintip ke ruang tamu. "Masak iya, temen emak cowok sih? Mana suaranya bagus banget lagi?" Gumam ku bertanya-tanya.

Keningku kini berkerut ketika melihat seorang laki-laki muda yang duduk di ruang tamu. Sendirian. Enggak ada temen mama perasaan.

Tapi tunggu....

Kenapa cowok itu kayak gak asing ya?

Deg!!!

Tepat aku masih dalam mode berpikir, cowok itu menoleh ke arah ku yang otomatis kita tatap-tatapan.

Mulut ku sontak terbuka lebar, dengan mata melotot gak percaya.

"Lo ngapain kesini?" Sentak ku dengan nada tidak suka.

Dia menutup Al-Qur'an yang tadi di bacanya dan memasukannya ke dalam tas. Lantas menoleh lagi ke arah ku. "Belum dikasih tau sama mama lo, kalau gue yang bakal jadi guru privat lo?"

Deg!!!!

Ap.....apa-apaan ini???

"Nessy, buatin minum dulu buat Nak Rafael. Emak tadi gak sempet karena sibuk di dapur." Pekik mama.

Aku masih bergeming ditempat, menatap nanar punggung mama yang masih berkutat di dapur. "Mak? Orang yang mak maksud itu dia?" Tanya ku to the point.

Mama menoleh. "Iya, cepetan buatin minum. Emak bikin kue dulu."

Aku masih tidak bergerak sedikit pun, menghela nafas panjang. Melirik cowok itu sinis, sebelum dengan terpaksa membuatkannya minum.

"Emak ngapain manggil dia kesini?"

Mama menoleh disela membuat adonan, "ya buat guru les kau lah." Jawabnya singkat.

"Seharusnya emak bilang dulu ke Nessy, emangnya Nessy mau apa?" Ungkap ku kesal.

"Ya gak papa, orang emak yang biayain juga. Kau tinggal duduk anteng belajar sama cogan." Sahut mamaku terlewat santai.

Andai saja mama tau kalau orang yang di bawanya itu, dulu pernah membuat air mata dimata anaknya ini.

"Gih buatin, kasian si ganteng udah dari tadi."

Aku mencibir, saat mama mengatakan cowok itu dengan embel-embel 'ganteng'.

"Ngapain ngalamun disini, sana anterin minumannya." Suara mama berhasil menyadarkan ku dari lamunan. Aku langsung balik badan sambil membawa teh hangat dan juga makanan ringan yang di kasih sama mama.

Duk

"Minum, habis itu lo boleh pergi." Ucap ku datar.

Rafael tidak menyahut, cowok itu masih fokus dengan ponsel. Aku mencibir pelan. Balik badan mau kekamar, tapi instruksi dia berhasil menghentikan langkahku.

Maps Koplak! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang