21. Kesalahpahaman

62 15 0
                                    

Happy reading ❣️❣️
....

Keheningan melanda di rumah bertingkat dua. Aku duduk di seberang meja sedangkan cowok jangkung itu duduk di seberangnya lagi. Jauh dari tempat ku duduk.

Mendadak ingatan ku kembali waktu kejadian disekolah. Bahkan mata ini masih terasa berat efek menangis tadi.

Ekhmmm...

Suara deheman membuyarkan lamunan ku, reflek aku menegakkan tubuh ku sembari menatap cowok itu dengan dada bergerumuh. Seketika suasana di sekitar itu mendadak langsung berubah tegang.

Di sisi lain, aku masih kepikiran sama perkataan Fifi tempo lalu. Hari ini aku harus bertanya, walau pasti jawabanya akan menyakiti hatiku. Tapi itu lebih baik daripada aku terus berharap kepadanya lagi.

"Raf..."

"Gue mau tanya."

Kening ku berkerut, "soal?"

"Ada hubungan apa lo sama Abram?"

Aku mengerjap pelan, "kenapa....sampai bahas ke Abram?"

"Bukannya dulu lo benci sama Abram. Kayaknya setiap hari kalian selalu adu mulut."

Saat aku ingin menjawab, dia kembali berbicara tanpa menghiraukan ku.

"Atau lo emang manfaatin itu buat deket sama Abram?"

Mataku melotot mendengar penuturan nya tadi, dia menuduhku?

"Hah? Maksud lo?"

"Lo suka sama Abram sewaktu masih berhubungan sama gue. Lo selalu adu mulut sama dia. Gak inget, dulu lo selalu habisin waktu buat adu mulut sama tu cowok."

Wait??

Dia gak tau apa-apa kenapa langsung menyimpulkannya dengan mudah.

"Terus urusan lo apa?"

"Lo gak hargain perasaan gue waktu jadi pacar lo? Lo anggap gue apa?"

What hell... Jangan bilang hanya karena itu dia pergi tanpa pamit?

"Maksud lo apaan sih?!!"

"Pura-pura bego?"

"RAF!!! Disini lo nuduh gue sebagai perusak hubungan kita waktu itu? Lo pikir gue suka sama Abram. Lo gak tau, gue selalu adu mulut sama Abram cuma masalah Dara yang cocok jadi pasangan lo!"

"Semua orang bilang Dara cocok sama lo, bahkan didepan gue mereka berani bilang gitu! Lo yang gak tau perasaan gue, gue males jadi bahan perbandingan sama Dara. Ditambah saat kalian ikut olimpiade bareng, semua orang mendukung hubungan kalian. Gak ada yang ngerti perasaan gue yang waktu itu masih pacar lo."

"Lo bilang gue yang gak ada waktu karena sibuk adu mulut sama Abram, nyatanya elo yang selalu gak ada waktu buat gue. Lo selalu sibuk belajar sama Dara. Kenapa lo berpikirnya gue yang salah?"

"Sekarang gue tanya! Apa alasan lo pergi tanpa pamit waktu itu?"

Napasku tercekat, aku mendongak hingga kedua mataku bertemu pandang oleh manik matanya. Cowok itu bergeming tanpa suara.

"Gue belum bisa jelasin itu."

"Kenapa? Kenapa gak lo bilang karena Dara. Lo suka sama Dara, jelas. Siapa yang gak suka sama dia, udah pinter, cantik, tipe ideal, ya kan?"

"Nes,"

"Gue cuma mau tau jawaban lo doang Raf, lo bilang mau jadi temen gue, gimana bisa gue nerima lo jadi temen gue saat gue aja masih menyimpan harapan besar ke elo."

Maps Koplak! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang