27. Without you

75 23 0
                                    

......

Aku menatap cowok itu lekat, dengan tangan memegang surat, shock.

"Lo mewakili sekolah buat pertukaran pelajar ke jepang?"

Cowok itu mengangguk pelan dan segera merebut surat yang ada ditangan ku.

"Gak sopan banget buka-buka."

"Kelas 11?" Bukannya menyesal karena sudah lancang, aku malah semakin membanjirinya pertanyaan. "Kenapa lo ga bilang sama gue?"

Dia menatapku dengan helaan panjang, "gue fokus olimpiade, surat itu juga belum gue setujuin."

"Kenapa? Dulu lo suka kan perpel waktu kelas 8."

Helaan napasnya kembali terdengar.

"Keluar dulu, gak baik berduaan di kamar."

Aku sontak tersadar, dengan muka memerah aku segera keluar disusul oleh cowok itu.

"Gue gak bisa ninggalin rumah ini. Banyak kenangan sama orang tua gue."

Aku termenung, sekilas ku lirik sekitar yang terpasang banyak foto milik nya bersama kedua orang tuannya.

"Jadi?"

Cowok itu tampak menghela kan napas berat. "Gue bingung."

"Raf...."

"El!"

Aku mendengus, memilih mengikuti apa keinginan cowok itu.

"Iya, El. Gue tau, jadi elo itu susah. Tapi, lo harus pikir kedepannya. Jangan terjebak dalam sebuah kenangan masa lalu. Toh gue yakin, nyokap lo disana bakal seneng lihat anaknya sukses."

"Gitu?"

Aku mengangguk sebagai balasan.

"Lo gak bakal kangen gue?"

Tubuh ku sontak berbalik menatap cowok itu yang sedang menyungingkan senyum miringnya. Aku memutar bola mataku malas.

"Kangen."

"Hm?"

Aku terkekeh. Membiarkan cowok itu terbengong-bengong dengan muka merah padam.

"Kebanyakan omong kan lo, noh muka merah."

"Kebiasaan lo Nes." Desisnya membuatku tertawa lepas.

Kami duduk berhadapan, dia yang duduk sambil makan di kursi rotan panjang sementara aku di kursi rotan single.

Aku sesekali melirik cowok itu yang hanya menunduk fokus memakan makanannya. Sesaat aku memejamkan kedua mataku. Kebosanan kini merasuki ku.

"Hmm...El."

Cowok itu mendongak, menaikan satu alisnya. Tanpa bersuara.

"Gitar.... yang waktu itu...em, masih ada?"

Gerakan cowok itu yang hendak menyuapkan makanannya terhenti, menatap ke arahku dengan mata berkedip.

Maps Koplak! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang