3. Lari dari Kenyataan

156 30 16
                                    

Happy Reading ❣️
.........

"NESSY MAULIDYA PUSPITA!!!! TEMENIN GUE JOGGING KUYYY!!!"

Gubrak!!!

"ADUHH!!!!

Aku berteriak reflek sembari mengusap pantatku yang sedikit ngilu. Aishh, masih pagi buta gini juga tapi si gajah gendut itu minta temenin lari?

"NDAK MAU!"

Sahutku seraya bangkit ke kasur dan mulai mencari posisi nyaman untuk kembali tidur.

Baru saja tertidur pulas, lagi-lagi suara toa milik si gendut kembali terdengar nyaring.

"NESSYY AYO DONG!!!!! LO TEGA APA, BIARIN SEPUPU TER-GEMOY LO INI LARI SENDIRIAN?"

"Bodo amat, enggak peduli. Lagian siapa juga yang mau nyulik lo? Tubuh segede gaban gitu juga!" Gumamku yang setengah nyawanya sudah tak sadarkan diri.

Tidak ada lagi suara, aku menghela napas lega. Akhirnya bisa kembali tidur nyenyak tanpa gangguan. Namun ternyata dugaan ku salah, karena beberapa menit kemudian telingaku terasa panas dan sakit.

"Aw...aw....aishhh.."

"NESSY!!! TEMENIN SEPUPU KAMU JOGGING SANA!"

Segera ku tutup kedua telingaku karena suara keras dari mama. Aku langsung beranjak bangun, dengan kepala pening dan kantuk berat.

Berjalan untuk berganti baju, aku sempatkan melirik ke arah pintu. Benar, sepupuku ada disana. Sedang mengintip dan dengan kurang ajarnya menjulurkan lidahnya ke arahku.

Awas aja kau nanti! Makiku dalam hati.

Selesai berganti baju dan memasang kerudung instan warna hitam, aku langsung turun. Kulihat sepupuku sedang duduk manis didepan TV sembari memasukkan makanan kering kedalam mulutnya. Wait!!!

"KATANYA MAU DIET! KOK NYEMIL TOH!!" pekikku langsung merampas bungkus camilan yang kini tersisa beberapa biji saja.

Hufh!

Aku mengelengkan kepalaku kuat saat dia menatapku dengan jurus andalannya-puppy eyes-.

"Lo itu mau diet! Kalau lo makan-makanan kek gini, apalagi ini masih pagi buta. Gimana gak makin gendut badannya? Hah!"

Dia mendengkus kasar, lalu berjalan keluar meninggalkan ku begitu saja.

Dia marah? Aku mendengus kasar dan langsung menyusulnya keluar.

"Ayok, katanya tadi mau jogging. Lemes gitu!"

Dia enggak menyahut, aku kembali berbicara,

"Diet itu dilakuin bertahap, dan konsekuen. Seperti contoh kayak mau move on, orang move on itu harus bisa merelakan hal yang dulunya dia suka. Seperti melupakan mantan! Kalau lo gak bisa move on, yaudah lo bakal stuck di sana terus. Dan lo bakal tetep gendut kayak gini!" Ujarku kelewat panjang lebar.

Fifi-sepupuku, tampak menghela nafas dengan gusar, lalu menoleh ke arahku dengan muka melasnya. "Gue mau move on," katanya hampir mewek.

"Yaudah ayo cepetan lari!"

"Bukan itu, gue mau move on dari dia......hiks!!!"

Mulut ku terbuka lebar saking terkejutnya, "lah? Lo? Ngapain lo malah keinget si mantan, woy!!!!" Pekik ku sambil mengerjap.

"Ya lo! Ngapain bawa-bawa soal move on segala hah!"

'aduh gagal paham ini mah!!! Aku menepuk kening saking geregetan nya.

"Itu tu namanya, perumpamaan woy!!!! Bukan maksud gue gitu!"

"Tapi lo udah ngingetin gue sama dia! Tau ah, gak jadi jogging! Gue mau makan......mamaa!!!" Jerit Fifi, berbalik hendak kembali masuk ke rumah namun segera ku tahan.

Maps Koplak! (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang