APLISTIA 2

947 151 413
                                    

“Berkenalan dengan hantu tampan, mungkin terdengar tak biasa. Namun, kenyataannya, apakah ini akan menjadi sebuah anugerah atau bencana kedepannya? Semoga saja nantinya hidup nyamanku takkan terenggut seketika.”
-Zhrtl
.
.
.
.
.
✧;── Happy Reading ──; ✧

"Astaga lo siapa?!" pekik Zeline terkejut.

Semua yang ada di dalam kelas menatap Zeline dengan tatapan aneh sekaligus heran. Pasalnya, mereka melihat Zeline duduk sendirian di kursinya. Lantas dengan siapa Zeline berbicara?

Sedangkan Zeline masih terkejut atas kedatangan seorang cowok yang tiba-tiba sudah berdiri bersandar di tembok dekat tempat duduk Zeline. Ia bersedekap dada serta menampilkan ekspresi errr Zeline tidak paham ekspresi apa itu.

"Kalau gue bilang, yang di pojok itu temen gue, lo bakal tau nggak?" tanyanya seraya menunjuk ke arah pojok kelas. Di sana ada mahluk sejenis apa Zeline tidak tau. Yang pasti mahluk itu hanya Zeline yang bisa melihat. Dan wajahnya ... ah Zeline tidak suka dengan wajahnya, tidak jelas dan mengerikan.

"Oemji lo?" tanya Zeline menggantung, sedangkan dia mengangguk beberapa kali karena tau apa yang Zeline maksud.

Zeline menunduk, dalam hati ia berbicara, bagaimana bisa? Ini kali pertama Zeline melihat mahluk setampan dia. Benarkah dia ... sudah tiada? Dari wajah dan tubuh ia terlihat sangat normal, tidak ada tanda-tanda bahwa ia bukan manusia. Terlihat sangat nyata pikir Zeline.

"Jadi, ini beneran lo bisa liat gue?" tanyanya mengalihkan atensi Zeline agar kembali menatapnya.

"Menurut lo? Gue bisa nyaut dan bisa natap lo itu menurut lo gimana?" Zeline balik bertanya.

"Jangan keras-keras atau lo mau disangka gila?" tuturnya menyadarkan Zeline bahwa sedari tadi banyak yang menatapnya dengan aneh. Terlebih murid berkacamata yang duduk di pojok, tempat mahluk mengerikan tadi berdiri.

Zeline, gadis yang memiliki mata tajam serta aura judes itu diberi anugerah sebuah kelebihan yang ia dapat sejak kecil. Zeline bisa melihat hal-hal yang tidak bisa orang-orang lain lihat, seperti arwah dan hantu. Dulunya, Zeline terganggu dengan kelebihannya itu. Namun, sekarang Zeline sudah mulai terbiasa.

Zeline balik menatap teman-temannya yang masih saja menatapnya dengan heran. "Ah lupa, dialog selanjutnya apa ya?" tanyanya pada diri sendiri. "Ada yang tau dialog novel lika-liku laki-laki nggak laku-laku? Halaman seratus kayaknya kalau nggak salah," tanya Zeline entah kepada siapa walau yang Zeline tuju itu teman kelasnya. Namun, tidak ada yang menyahut, mereka justru menatap Zeline dengan ekspresi lebih heran lagi.

Zeline berbohong, ia saja tidak pernah membaca novel. Itu hanya alasan agar apa yang Zeline ucapkan tadi semata-mata agar Zeline terlihat seperti tengah menghafal dialog.

Bel masuk berbunyi. Kelas Zeline yang awalnya hanya dihuni oleh beberapa murid kini terlihat ramai setelah semua murid masuk karena sudah bel.

Salah satu cowok yang sempat Zeline kepoin tadi terlihat baru saja datang. Ia bersama kedua temannya berjalan seraya ngobrol. Sesekali senyum smirk cowok itu tampilkan. Sekejap Zeline termakan oleh pesonanya. Namun, cepat-cepat Zeline menyadarkan diri agar tidak mudah terperangkap wajah ganteng yang menutupi sisi buruk rupa. Seperti cowok itu, dibalik wajahnya yang tampan, Zeline yakin cowok itu sifatnya tak seindah wajahnya.

Sadar sesuatu, Zeline menatap sekeliling mencari arwah tadi yang sempat muncul di hadapanya. Tetapi, dia sudah tidak ada. Kemana perginya? Ah, Zeline tidak perduli. Walau ia tampan tetap saja alam mereka berbeda, tak seharusnya mereka bertemu ataupun berteman.

APLISTIA  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang