✧;── Happy Reading ──; ✧
Wavi menyugar rambutnya ke belakang. Keringat mengucur membasahi tubuhnya, dan anehnya, Yubi malah semakin menggila saat melihat si pemuda itu. Jerseynya yang basah akan keringat, ditambah rambut yang tidak tertata rapi. Wah, demi Tuhan, Wavi sukses mengobrak-abrik isi hati dan jeroan Yubi.
"Pengen gue karungin, sumpah! Rasanya nggak rela kalo orang lain ngeliat Wavi mode sempurna kayak gini."
Pemuda itu menoleh ke belakang setelah telinganya menangkap suara yang sangat tidak asing. Ah, ternyata sedari tadi ia tidak sadar jika Yubi mengikutinya.
Dengan iseng, wavi berbalik badan dan berhenti sejenak. Ia mengamati Yubi yang terlihat mengendap-endap mengikutinya dan tanpa sadar, kini Yubi telah menabrak dada bidang penuh keringat milik lelaki manis itu.
"Wavi!" Yubi memekik keras. Sumpah, jantungnya berdegup kencang. Andai saja dada bidang itu tidak terhalang jersey, mungkin Yubi ... Sudah tewas di tempat.
"Hehehe," kekehan yang berasal dari wavi membuat Yubi begitu salah tingkah.
"Lo ngapain?" tanya pemuda itu, berpura-pura tidak peka.
"A-anu, gue—"
"Hmm?"
Yubi kelabakan. Ingin jujur, tapi takut kena marah.
"Pengen... Pengen mengajukan diri sebagai pencuci jersey lo!"
Finalnya, Yubi memilih berbohong saja.
"Hmm."
Tanpa memberi jawaban, pemuda itu malah meninggalkan Yubi. Ah, wavi memang manusia tipe tsundere. Menyebalkan.
Sementara itu, Yubi menahan kekesalannya. Tapi sesaat kemudian ia tersenyum hingga pipinya memerah.
"Gilakk. Gue... Gue nabrak anunya wavi! Demi apa Tuhan!"
Gadis berpipi gembul itu melakukan gerakan selebrasi sesaat untuk mengungkapkan kebahagiaannya. Kemudian ia pun melangkah pergi dari sana dengan kaki yang sedikit melompat-lompat. Yubi sangat terlihat riang sekali saat itu.
Namun, tiba-tiba kaki mungilnya berhenti mendadak saat netranya tidak sengaja menangkap sosok perempuan yang sangat ia kenal. Meski membelakanginya, rambut sepundak serta gaya berdirinya sangat mencerminkan sahabatnya. Yaitu, Yuera. Yubi melihat Yuera sedang ngobrol bersama seorang cowok!
"Dih, Yuera kok deket sama banyak cowok sih? Kemarin Logan, sekarang beda lagi. Udah mah bikin Alicia cemburu, ini malah enak bener deket sana-sini," monolog Yubi seraya melangkah lebih dekat. Ia memilih bersembunyi di balik tembok penyangga yang menjulang tinggi.
"Ya emang kenapa sih? Menurut gue itu nggak ngaruh," kata Yuera. Mendengar itu, Yubi semakin menajamkan pendengarannya.
"Jangan lo mikirnya itu ngga bakal ngaruh. Lo mesti hati-hati jangan ceroboh gitu!"
Yubi melihat Yuera melipat kedua tanganya di depan dada. Kemudian ia bersuara, "Toh sampai sekarang aman-aman aja."
"Ini yang gue nggak suka sama lo! Terlalu menyepelekan masalah. Awas aja gara-gara lo ngga hapus itu chat dan jadi masalah, lo orang yang bakal gue cari!" kata cowok itu penuh dengan ancaman.
"Mereka ngomongin apa sih?" tanya Yubi dalam diam. Ia masih mencoba melangkah lebih dekat agar bisa mendengar dengan jelas obrolan mereka.
"Percaya sama gue. Chat itu dihapus apa enggak, nggak akan ngaruh!" kata Yuera masih mencoba meyakinkan.
"Eh," pekik Yubi reflek saat dirinya di tarik oleh seseorang. Saat dirinya ditarik menjauh dari sana, ia bisa mencium bau parfum seseorang itu yang tak lain dan tak bukan ialah Wavi!
KAMU SEDANG MEMBACA
APLISTIA [END]
Mystery / Thriller⚠️Belum direvisi⚠️ Kisah dimulai dengan banyak teka-teki. Sebelumnya, selamat datang di Batara High School, sekolah megah dengan karakter siswa siswi yang beraneka ragam. Ada anak baru yang mempunyai kepercayaan diri tinggi, ada gadis yang berjuang...