✧;── Happy Reading ──; ✧
Hari ini cukup kacau, cukup pelik dan cukup menegangkan. Seusai Logan, Rega dan Caraka diintrogasi, mereka ditahan sementara polisi mencari bukti lain dan menangkap Yudha dan Yuera yang kabur. Namun, Zeline tidak bisa diam saja. Gadis itu sudah dibuat risau sejak pulang dari kantor polisi tadi, terlebih melihat Bara yang langsung pergi begitu saja membuat Zeline semakin kacau.
Zeline memang mencintai Bara. Itu sudah Zeline akui sejak beberapa hari yang lalu. Namun, bukankah masalah ini antara dirinya dan Lino? Jadi, jika Bara juga mencintainya, Zeline tentu tidak ada dalam pilihan. Jadi lagi, bisa saja Bara berpihak kepada Yudha, pun jika memang Zeline masuk ke dalam pilihan, belum tentu Bara akan memilih Zeline dan bekerja sama untuk menyerahkan Yudha.
Jadi, yang sedang terpikirkan oleh Zeline yaitu, Bara yang mungkin saat ini akan ikut melarikan diri bersama Yudha. Atau ikut menyembunyikan laki-laki itu dari buronan polisi? Memikirkan hal itu membuat Zeline gelisah, dan dia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Bagaimana bisa Yudha tidak tertangkap sementara duduk perkaranya karena dia? Masalah ini sudah mengorbankan mata Rekka, dan Zeline tidak mau hasilnya menjadi sia-sia bahkan jika Bara berkhianat sekali pun, Zeline tidak perduli.
"Sori, Bar. Gue nggak akan ngebiarin lo ngelindungin Bokap lo!" Monolog Zeline.
Kemudian, dengan tekat pasti, Zeline menaiki tangga rumahnya. Namun, bukan kamarnya sendiri yang Zeline tuju, melainkan kamar Zen. Zen yang saat itu sedang bermain games di kamarnya.
"Zen!" panggil Zeline. Gadis itu tanpa aba-aba langsung duduk di sebelah Zen.
Zen tidak menjawab. Cowok itu diam saja dengan mata yang fokus menatap layar ponsel dengan tampilan games yang sedang berjalan. Namun, Zeline tahu, jika kakanya itu pasti akan mendengarkan apa yang akan Zeline katakan.
"Mau denger cerita nggak?" tanya Zeline, dan Zen hanya mengangguk, masih fokus dengan gamesnya.
Zeline menghirup napas sebanyak mungkin, lalu mengembuskannya secara perlahan. Lalu setelahnya, tanpa pemanasan lebih lanjut, Zeline menceritakan hari pertama gadis itu masuk SMA Batara, mulai dari pertama kalinya Zeline bertemu Lino, sampai dengan kejadian tadi. Dan Zeline menghabiskan kurang lebih satu jam saat menceritakan kisah itu. Kisah yang begitu pelik dan memusingkan bagi Zeline selama ini. Dan Zen, tidak ada yang sadar bahwa cowok itu kini sudah menatap Zeline sepenuhnya, menyimak dengan seksama, sampai-sampai cowok itu membiarkan gamesnya.
Zen sudah pernah mendengar cerita tidak masuk akal dari Zeline, seperti adiknya yang bisa melihat hantu. Dan untuk cerita kali ini, tidak ada alasan bagi Zen untuk tidak percaya dengan apa yang Zeline ceritakan sepanjang napas berembus itu, dan selama cerita terus mengalir, ada sesak yang menerobos ulu hati Zen. Ia begitu tercenung, baru tahu selama ini adiknya bermetamorfosis menjadi detektif dadakan, menguak kasus yang membahayakan.
"Kenapa lo baru cerita sih?" tanya Zen. Ada nada kesal yang tersirat kekhawatiran yang terdengar dari intonasinya.
"Gue bingunglah. Hal kaya ini nggak segampang itu buat diceritain!" jawab Zeline. Kepala gadis itu menunduk lemah.
"Rekka sampai buta, Fabian sampai dituduh dan pernah ditahan, terus Rhea sampai depresi, ya kali masalah ini berakhir dengan Yudha yang lolos gitu aja?"
"Kok lo yakin banget Bara bakal nyembunyiin Bokapnya?" tanya Zen.
"Ya lo pikirlah. Yudha itu bokapnya. Bokap kandung! Gue rasa walau yang Yudha lakuin itu melanggar hukum, kriminal dan berdosa, Bara sebagai anak pasti bakal bela Bokapnya!" jawab Zeline.
"Lo yakin semua anak gitu? Apa lagi lo udah kenal Bara sejauh ini. Tapi lo masih meragukan ketulusan dan kesetiaan dia!" kata Zen.
Zen memang suka bersikap seenaknya dengan Bara dan selalu waspada dengan segala tindakan Bara yang mungkin bisa menyakiti Zeline adiknya. Dan Zen tidak menampik sering berburuk sangka tentang sifat Bara yang mungkin jauh dari kata baik. Tapi selama ia mengenal Bara, lalu mendengar tudingan yang masih berupa dugaan dari Zeline, Zen rasa Bara tidak akan melakukan itu, dan Zen perlu membuat Zeline agar berfikir positif dalam kondisi dan keadaan saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
APLISTIA [END]
Mistério / Suspense⚠️Belum direvisi⚠️ Kisah dimulai dengan banyak teka-teki. Sebelumnya, selamat datang di Batara High School, sekolah megah dengan karakter siswa siswi yang beraneka ragam. Ada anak baru yang mempunyai kepercayaan diri tinggi, ada gadis yang berjuang...