APLISTIA 37

195 48 35
                                    

✧;── Happy Reading ──; ✧

"Sel." Yubi menarik lengan Sela untuk masuk ke kamar mandi wanita di sekolah megah ini.

Sementara Sela, gadis itu dibuat bingung, karena Yubi tiba-tiba menarik lengannya. Nampak seius, ia rasa akan ada suatu hal besar terjadi atau mungkin rahasia besar akan terbongkar. Entahlah.

"Apa?" tanyanya. Kemudian, mencoba melepas tangan Yubi yang masih setia memegangnya.

Gadis itu diam sejenak dengan ekspresi yang susah dideskripsikan.

"Yubi," panggil Sela membuat dirinya membuang napas panjang.

"Gue mau nanya soal kejadian dulu," jawab Yubi.

Sela yang mendengar ucapan itu keluar dari mulut Yubi menatap penuh selidik. Ada apa ini? Tidak biasanya Yubi berbicara seserius ini bahkan hanya dirinya berdua di sini.

"Soal Rhea, kenapa dia bisa diinterogasi dan bahkan nuduh abang lo, Fabian. Kalo dia yang bunuh Lino?" lanjut Yubi semakin serius.

Setahunya Rhea adalah orang yang terakhir berkomunikasi dengan lelaki yang telah tiada itu. Ada rasa sedikit tidak suka juga saat seorang Fabian sampai dituduh berbuat jahat terhadap Lino, tetapi yang membuatnya bingung juga, adalah ketika gadis itu melihat Fabian keluar dari pintu rooftop. Bahkan sampai sekarang, Sela tidak percaya kalau Fabian tega berbuat seperti itu pada lelaki yang dulunya menjadi ketua terhormat di Achilles.

Sepersekian detik dirinya beradu dengan hal-hal yang ada dalam kepalanya, dirinya mulai mencoba menjawab pertanyaan teman di hadapannya itu dengan hati-hati. "Anu, Yub," katanya.

Menanti pernyataan yang akan keluar dari Sela, Yubi bersiap memasang telinga dan dirinya kini menatap Sela dengan tatapan yang benar-benar serius. Jawaban Sela tidak boleh terlewat barang sekata. Sudah sejak lama dirinya ingin mencari tahu informasi tentang hal besar di sekolah yang kasusnya simpang siur seperti ini.

"Rhea itu orang yang terakhir berkomukasi sama Lino," ucap Sela sesuai dengan apa yang tadi ada dalam kepalanya.

Ya, Yubi berhasil mendapat fakta pertama tetang Rhea, "terus?" sosor gadis itu membuat Sela kali ini yang membuang napas panjang.

"Dia liat Fabian, katanya abis dari rooftop gitu," jelas Sela--lagi membuat Yubi tersenyum karena berhasil mendapat fakta kedua.

Melihat Yubi yang tersenyum tidak jelas membuat Sela bergidik ngeri. Apakah gadis itu sudah gila? Aneh sekali saat Yubi menanyakan soal Fabian dan gadis yang sudah lama tidak terlihat batang hidungnya itu. Sudahlah, yang dirinya tidak berfikir pusing dalam hal ini. Akan sangat membuang waktu, mending memikirkan bagaimana cara supaya Bara bisa luluh dengan dirinya, itu yang terpenting sekarang.

"Udah?" Sela lalu melangkah keluar tanpa memperdulikan Yubi yang masih sibuk beradu dalam fikirannya.

Sadar akan hal itu Yubi tak menahan Sela atau ikut keluar dari kamar mandi, entah mengapa nama Rega dan Yuera kali ini ikut mendominasi apa yang ada di dalam benak dan ikut beradu membuat kepalanya kali ini benar-benar seperti ingin meledak.

"Rega ... Yuera ...."

★ ━━─ ・☠☠☠━━━ ☆

Sunyi, sepi, bagaikan ada rasa yang kurang dan hilang. Sudah lama dirinya tidak saling menyapa dengan Bara setelah kejadian di kantin sekolah. Zeline, gadis itu diam melamun di meja belajarnya memikirkan lelaki yang beberapa waktu kemarin sempat berada di dekatnya. 

Dirinya benar-benar merasa ada hal yang tidak biasa menimpa dirinya, dan benar-benar membuat dirinya sangat kacau sekarang. Seakan ada satu rasa yang sulit dideskripsikan. Rasa yang entah sejak kapan muncul membuat dirinya sangat membutuhkan seorang Bara untuk saat ini. Mengapa bisa mereka menjadi asing seperti ini?

APLISTIA  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang