✧;── Happy Reading ──; ✧
"Beraninya lo ngomong sama Rhea!" Yuera langsung mencengkeram leher Yubi, membuat gadis mungil itu meronta meminta dilepaskan.
"Mati aja lo! Mati!" ucap Yuera dengan mata yang berkilat-kilat marah tanpa ampun.
"Silakan aja kalau lo mau hukuman lo makin berat!" jawab Yubi. Dengan suara tercekat, Yubi berusaha menjawab.
Yuera semakin mengeratkan cengekramannya, membuat Yubi kian meronta dan benar-benar merasa akan dibunuh oleh Yuera.
"Bilang, apa lagi yang lo tau!" pinta Yuera mendesak.
"Kira-kira kartu AS lo dan Rega ... oh iya, Logan dan Caraka jug—"
Sebelum Yubi menyelesaikan ucapannya, Yuera semakin erat mencekik leher Yubi sehingga gadis itu sudah tak mampu lagi bersuara. Matanya sesekali mengerjap, dan tangannya sudah menarik tangan Yuera yang mencekik lehernya hingga kuku panjang Yubi mengores kulit tangan Yuera. Namun, Yuera tampak tidak perduli. Ia terus mencekik Yubi semakin dalam.
Disaat Yuera terus mendesak Yubi agar berkata jujur, tiba-tiba saja ponsel Yubi berdering. Dan dering itu menarik perhatian Yuera. Gadis itu merasa bisa mendapatkan sesuatu yang ia takuti dari Yubi, sehingga ia merampas ponsel Yubi yang masih berada di dalam saku gadis itu.
Ia melihat nama Wavi yang tertera di layar ponsel Yubi, dan Yuera menekan tombol merah, menolak panggilan dari Wavi untuk Yubi. Di saat panggilan terputus, Yuera mengeram kesal lantaran ponsel Yubi terkunci dengan sandi.
Sedangkan Yubi yang merasakan cengkalan tangan Yuera mengendur pun tak mau menyia-nyiakan kesempatan. Gadis itu sekuat tenaga melintir tangan Yuera ke belakang tubuh cewek itu dan seketika ponsel Yubi terjatuh dan Yuera limbung dengan tangan yang sudah Yubi pelintir ke belakang.
Tanpa sepengetahuan Yuera, Yubi menendang ponselnya sendiri sampai ponsel itu menelusup ke dalam semak-semak dan Yubi merasa itu lebih dari aman.
"Lepasin sialan!" pekik Yuera.
"Kalian kira bisa main-main sama gue?" tanya Yubi. Nadanya begitu memuakkan bagi Yuera seolah Yubi bisa mengalahkan mereka.
"Lo yang nggak bisa main-main sama kita!" seru Yuera.
"Oh ya?" tanya Yubi dengan remeh.
"Sekali lo ngusik gue sama Wavi, gue pastiin besok kalian masuk penjara, karena udah bikin Lino meninggal!"
Mendengar itu sontak Yuera berhenti meronta. Bak pasrah, cewek itu tak memiliki tenaga lagi untuk meladeni Yubi seakan jika ia berontak sekali saja, maka jeruji besi balasannya.
Yubi yang merasa Yuera telah pasrah dan tak mampu melawannya lagi akhirnya melepaskan Yuera. Cewek itu tak melakukan apa-apa begitu bangkit. Hanya menatap Yubi sekilas lalu pergi dari sana, dan Yubi pun sama. Ia meninggalkan tempat itu dan ponselnya yang tak sengaja ia lupakan.
★ ━━─ ・☠☠☠━━━ ☆
Wira sedang berjalan di koridor lantai satu. Namun, ia berhenti melangkah saat merasa mendengar dering telfon yang tak berhenti berdering. Awalnya Wira tak perduli dan merasa itu dering milik ponsel orang lain, tetapi ada yang aneh. Sumber dering itu seperti berada di dalam tanaman semak-semak.
Semak-semak yang jaraknya lebih dari dua meter dari koridor membuat Wira menduga jika suara dering telfon samar-samar itu berasal dari sana, sehingga ia pun melangkahkan kakinya menuju semak-semak itu. Dan saat sampai di sana, Wira mulai menelusupkan tanganya guna menyibak-nyibak semak-semak itu dan ia pun menemukan sebuah benda dengan layar yang menampilkan panggilan atas nama Wavi. Sontak Wira dapat menebak ponsel milik siapa itu. Namun, yang membuat Wira bingung, kenapa berada di semak-semak?
KAMU SEDANG MEMBACA
APLISTIA [END]
Mystery / Thriller⚠️Belum direvisi⚠️ Kisah dimulai dengan banyak teka-teki. Sebelumnya, selamat datang di Batara High School, sekolah megah dengan karakter siswa siswi yang beraneka ragam. Ada anak baru yang mempunyai kepercayaan diri tinggi, ada gadis yang berjuang...