Minta votenya yaa dan jangan sungkan buat kasih tau kalau ada typoヽ ⍤⃝ ノ
.
.
.
.
.
.
✧;── Happy Reading ──; ✧Gemuruh suara dari banyaknya murid Batara High School saat ini sanggat berfarian. Bisikan demi bisikan banyak yang terlontar dari mulut mereka. Wajah kaget dan shock masih mereka tampilkan saat itu juga. Tak ada yang bergeming, mereka membiarkan siswa itu tergeletak begitu saja di atas tanah. Mereka memilih menunggu tenaga medis serta ambulance yang mengurusinya.
Polisi yang lebih dulu datang menerobos kerumunan itu serta menginterupsi mereka agar menjahui korban. Polisi-polisi kini meneliti tempat kejadian, beberapa diantaranya mulai menutupi tubuh korban menggunakan kain, dan beberapa diantaranya juga mulai membentangkan garis polisi di sana.
"Lino!!" jerit tangis itu seketika mengalihkan atensi semua orang yang berada di sana. "Lino ...," jeritnya lagi sambil menanggis. Ia ingin menghampirinya, tetapi ia di tahan oleh beberapa orang agar tidak menemui korban terlebih dahulu.
"Anak saya! Gimana anak saya?!" Ia masih menjerit dan memberontak. "Lino Mama di sini ...."
Ambulance datang. Langsung saja korban yang bernama Lino itu dibawa masuk ke dalamnya. Saat itu, sekumpulan murid yang berada di sana seketika menyingkir memberi akses jalan kepada tenaga medis yang membawa Lino masuk ke dalam ambulace.
Teman-teman Lino berbondong-bondong mengikuti ambulace yang sudah melaju meninggalkan area sekolah, menggunakan kendaraan masing-masing.
"Dia kenapa?"
"Dia depresi karena orang tuanya cerai?"
"Gue denger Mamanya Lino nikah lagi. Mungkin Lino jadi dapet perlakuan buruk ya?"
"Eh, Lino kena KDRT?"
"Hah? Masak sih?"
"Eh, ternyata Lino nggak diperlakuin dengan baik loh sama keluarganya. Mungkin, keluarga barunya?"Kalimat demi kalimat, kata demi kata, kabar demi kabar terus berdatangan tanpa henti dan tanpa dapat dipercaya. Konsepnya, beda mulut beda berita. Mereka termakan omongan orang yang belum tentu kebenarannya. Hingga akhirnya desas-desus kabar itu semua menjadi rumor di Batara High School.
"Terus?" tanya Zeline meminta lebih cerita dari Rekka. Ia teringat ucapan Lino tempo lalu soal rumor dirinya yang belum Zeline tau. Maka dari itu, bertanya kepada Rekka adalah solusinya.
"Ya udah nggak ada terusannya karena penyelidikan bilang Lino bunuh diri. Pihak sekolah juga membenarkan itu," jawab Rekka. Setelah mengatakan itu ia mengambil gelas lalu meminum isinya, ia merasa seret tenggorokannya lantaran sudah bercerita panjang lebar kepada Zeline.
"Karena?" tanya Zeline lagi. Ia masih ingin tahu lebih lanjut.
"Ada yang bilang Lino depresi, ada yang bilang Lino kena KDRT, ada yang bilang Lino patah hati, ada yang bilang Lino nggak terima emaknya nikah lagi ya itu lah katanya yang bikin dia bunuh diri," jawab Rekka.
"Hanya karena itu?" Zeline menampilkan wajah yang tak habis pikir mendengar alasan Lino bunuh diri.
"Stop dulu ya ini ceritanya, baru kali ini gue ngerasa capek habis cerita. Habis ini ceritanya masih aja bikin gue tegang sama merinding!" ucap Rekka. "Nih air minum gue aja udah habis setengah.
"Ah, nggak asik! Ceritanya make setengah-setengah gitu." Zeline mendengus kesal.
"Habis kok lo tumben mau dengerin?" tanya Rekka merasa heran.
KAMU SEDANG MEMBACA
APLISTIA [END]
Mystery / Thriller⚠️Belum direvisi⚠️ Kisah dimulai dengan banyak teka-teki. Sebelumnya, selamat datang di Batara High School, sekolah megah dengan karakter siswa siswi yang beraneka ragam. Ada anak baru yang mempunyai kepercayaan diri tinggi, ada gadis yang berjuang...