APLISTIA 6

507 90 98
                                    

Sugeng rawuh🙏
Nyuwon vote-e nggeh♡!
Matur nuwun🙏
.
.
.
.
.
.
✧;── Happy Reading ──; ✧

Pagi-pagi memang sudah menjadi hal biasa bagi seseorang untuk mendengar berita. Mulai dari koran, televisi, radio bahkan dari gosip Ibu-Ibu komplek yang tengah berkumpul membeli sayur.

Seperti halnya Batara High School yang sudah digemparkan oleh kabar kembalinya Fabian. Fabian Aldari Mahendra, seorang cowok yang sempat menghilang dari sekolah selama satu bulan lebih entah apa alasannya.

Selain itu, hal yang paling lumrah di sini adalah, kebiasaan membentuk kelompok yang berisi beberapa murid untuk berdiskusi tentang indahnya perilaku mahluk pri bumi yang tak lain dan tak bukan ialah ghibah.

"Fabian balik ya? Gue kira dia nggak bakal sekolah lagi. Bayangin aja sebulan lebih tuh dia nggak masuk tanpa keterangan." Ditemani sapu dan pel, segerombol murid perempuan yang berjumlah tiga orang mulai berghibah ria.

"Katanya dia sedih berlarut-larut karena ditinggal mati sama Lino," sambar salah satu dari mereka. Akibat tidak sekolah tanpa kabar serta tidak ada informasi apapun, banyak ghosip aneh tentang Fabian.

"Masak sih? Gue denger dari si Siti kalau Fabian itu nggak mau sekolah kalau nggak ada Lino," tambah satunya lagi.

"Ya ikutan mati aja kalau gitu!" Seloroh Yiyil sang penghibah pertama. Dialah yang membuat Ghibah ini berlangsung.

"Astagfirullah!" Seru dua temannya beristighafar.

Mereka masih meneruskan ghibah yang berkedok musyawarah mufakat itu sampai bel berbunyi. Namun, tidak seperti hari biasa, hari Jumat ini ada jadwal senam yang memang sudah rutin diadakan di Batara High School. Mereka terlalu pengertian jika para muridnya tidak pernah berolah raga, maka dari itu Pak Samsul mengusulkan ide untuk mengadakan senam setiap hari Jumat.

"Yang laki-laki di sebelah kanan yang perempuan di sebelah kiri!" seru Pak Samsul menginterupsi.

"Bara mukanya jangan dibikin males gitu dong!" Kini Pak Samsul menyerukan nama Bara yang masih setia duduk di lapangan.

"Ayo-" ucapan Pak Samsul terpotong lantaran semua murid kini malah riuh saling berbisik karena kedatangan Fabian yang tengah jalan menuju lapangan dengan wajah datar seperti biasanya.

Mendadak Fabian merasa seperti tengah berada di ajang fashion show karena tatapan dari murid-murid di lapangan.

Pak Samsul turun dari podium, menghambur dengan barisan para guru di belakang para murid.

Murid yang menjadi perwakilan kelas IPA untuk memimpin senam sudah berbaris rapi di deretan terdepan, tepatnya di lantai lapangan yang memang di desain untuk para pemimpin.

"Rentangkan kedua tangan, awas aja kalo masih bersentuhan!" seru Tegar, sang pemimpin senam

Terlihat para murid kelas XI IPA maupun IPS sedang bersiap untuk melaksanakan senam rutin setiap hari Jumat, berjarak satu hari dengan kelas lainnya.

Musik mulai terdengar, para murid—selain Zeline tentunya, mulai menggerakkan badan, mengikuti irama musik yang sedang mengalun. Seperti biasa, beberapa dari mereka ada yang begitu bersemangat, dan ada juga yang hanya asal bergerak.

APLISTIA  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang