Dira masih kesal pada Alger, sungguh.
Sejak kejadian dirumah Steva kemarin, hingga akhirnya mereka pergi makan ke salah satu restoran, Dira dan Alger masih belum berbaikan. Anehnya, setelah mereka pulang pun Alger sama sekali tidak mengiriminya pesan atau menelponnya seperti biasa.
Jujur Dira sedikit, kesal juga akan hal itu. Tapi ya sudahlah, apapun yang dilakukan Alger sekarang, rasanya akan tetap salah dimata Dira.
Hari ini, Dira ingin bermalas-malasan saja rasanya didalam kamar. Sambil nonton serial, dan juga meminum jus kemasan yang dibeli Mas Dio kemarin malam. Rasanya nikmat sekali. Ditambah cuaca yang mendung, semakin mendukung Dira untuk bermalas-malasan dihari ini.
Samar-samar Dira mendengar orang mengobrol diluar kamarnya. Mungkin Mas, Dio sedang kedatangan teman-temannya. Karena memang tidak jarang juga Mas Dio membawa teman-temannya kerumah. Entah untuk bermain Playstation bersama, ataupun hanya mengobrol biasa.
Benar dugaan Dira, sepertinya Mas Dio kedatangan temannya. Karena ia bisa mendengar jika kini Mas Dio tengah bermain Playstation dengan seseorang. Diruang tengah rumahnya.
Tiba-tiba, Dira mendengar suara yang tidak asing ditelinganya. Buru-buru Dira keluar kamar untuk memastikan indra pendengarannya.
Dan dugaannya salah, bukan teman Mas Dio yang ada disana, tapi itu Alger. Tengah bermain Playstation dengan Mas Dio diruang tengah.
Alger menengokan kepalanya kearah Dira lalu tersenyum. "Aku bawa donat, dimakan ya." Ucap Alger sambil menunjuk kearah meja di depannya.
Dira diam, lalu kembali masuk dan menutup pintu kamarnya.
Melihat itu Alger hanya tertawa kecil, dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Sabar ya Ger, moodyan dia orangnya. "ucap Mas Dio yang duduk disampingnya. Alger mengangguk, lalu meminum minuman yang Mas Dio bawa untuknya.
"Lo kenal Kai ngga?" tanya Mas Dio, Alger mengangguk.
"Kenal Mas, kenapa?" tanya Alger.
"Suruh gabung sini aja kali ya dia, kalah ganti." Ucap Mas Dio, Alger mengangguk setuju. Dan Mas Dio pun langsung menelpon Kai, untuk datang kerumahnya.
Sepuluh menit berlalu, Kai datang dengan senyuman semangatnya seperti biasa.
"Wah, ada Alger nih." Ucap Kai saat melihat Alger. Alger hanya berdehem dan bergeser, supaya Kai bisa duduk diantaranya dan juga Mas Dio.
"Minum ambil sendiri aja ya." Ucap Mas Dio pada Kai.
"Santai." Jawab Kai. "Wah, lo kalah tuh Mas!" ucap Kai saat melihat skor Mas Dio dan juga Alger yang tengah bermain bola di Playstation.
"Diem-diem menang dia tuh. Ngomong engga, exited engga. Tapi tiba-tiba menang!" Jawab Mas Dio, Alger hanya tertawa kecil.
"Udah pro player berarti. Dia bukan saingan lo." Jawab Kai. Mas Dio mengangguk setuju lalu tertawa. "Eh, Dira nya mana?" tanya Kai melirik pada Alger. Alger tidak menjawab, tetapi menujuk kearah pintu kamar Dira yang tertutup, dengan telunjuknya.
"Ngapain dia?" tanyanya kini pada Mas Dio. Karena ia merasa tidak akan mendapatkan jawaban yang ia inginkan jika bertanya pada Alger.
"Ngambek."
"Ke siapa?"
"Pacarnya lah." Mendengar itu Kai tertawa. "Anjir ketinggalan jauh gue! Hahaha." Mas Dio tertawa saat melihat skor akhirnya, yang berada jauh di bawah Alger.
"Lo kalau bisa kalahin si Alger, gue beliin nasi goreng ntar malem!" ucap Mas Dio pada Kai, sambil memberikan stick Playstation pada Kai.
"Okey, bisa gue!" ucap Kai semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Algeraldi [Completed]
Teen FictionAlger story. Untuk menjadi pribadi yang supel itu susah, apalagi untuk orang yang sudah di anugrahi irit berbicara tetapi otak bekerja seperti Alger. Sedih, diem. Marah, diem. Seneng, diem. Sampe suka sama orangpun, dia diem. Pinginnya action, tap...