“Pasti nyari Dira.” Ucap Fahri saat melihat Alger terlihat sedang bingung mencari seseorang.
“Dira dimana?”
“Kayaknya dia lagi nunggu lo peka deh sekarang. Atau nggak dia lagi males ketemu sama lo.” Alger menghembuskan nafasnya. Alger tidak butuh penjelasan Fahri. Dia hanya butuh informasi keberadaan Dira saat ini. itu saja.
“Dia dimana?”
“Jangan kaget ya, gue tahu kok perasaan lo sekarang. Kita sama-sama cowok, dan gue bisa rasain apa yang lo rasain sekarang. Tapi gimana pun juga, lo nggak boleh—“
“Oke thanks.” Alger memotong ucapan Fahri dan langsung berlari ketempat yang dimaksud oleh Fahri. Dengan kata kata yang Fahri lontarkan, Alger sudah bisa menyimpulkan keberadaan Dira saat ini. dan tidak usah banyak bertanya lagi pun, sepertinya dugaan Alger akan benar.
“Anj, gue belum beres ngebacotnya bangsat.” Gerutu Fahri yang masih bisa Alger dengar dari tempatnya. Masa bodo dengan Fahri, Alger berlari menuju kelas Kai di IPS 1.
***
“Tumben nyari gue? Masih inget ternyata sama gue?” tanya Kai dengan nada bercanda pada Dira yang kini duduk di sampingnya. Kini mereka tengah berada didalam mobil. Dira tadi tiba-tiba datang ke kelasnya, dan mengajaknya untuk pulang. Tidak pulang sih, lebih tepatnya Dira mengajak Kai untuk keluar dari sekolah dan meminta Kai untuk menemaninya seharian ini.
Tentu saja hal ini membuat Kai sedikit heran. Pasalnya kalian tahu sendiri jika akhir akhir ini Dira dan juga Kai sudah sangat jarang sekali melakukan sesuatu bersamaan. Jangankan bersama, bertemu pun akhir-akhir ini mereka jarang. Tetapi dengan adanya Dira saat ini, Kai merasa rindu nya sedikit terbalaskan. Setidaknya Dira masih membutuhkannya, walaupun ia tahu jika Dira menghampirinya karena pasti sedang ada masalah dengan Alger.
Jujur Kai merasa sedikit kesal, hanya sedikit. Tapi ia mencoba untuk hanya mengambil sisi positif nya saja dari itu semua. Setidaknya saat ini, dan mungkin beberapa jam kedepan ia bisa bersama Dira, dan bisa menatap Dira sepuasnya.
“Apaan sih. Lo kira gue lupa ingatan apa.” Jawab Dira sedikit ketus membuat Kai tertawa kecil.
“Habisnya, yang punya pacar sampe lupa temen sendiri.”
“Tau ah. Bodo.”
“Beli es durian yu?” tawaran Kai membuat Dira menengok kearahnya dan tersenyum.
“Es duren Kojo?” tanya Dira memastikan jika Kai akan mengajaknya ke tempat Es durian kesukaannya.
“Yaiyalah Kojo.” Ucap Kai. “Kuy nggak nih?” Dira tertawa kecil sambil bersorak dalam hatinya.
“KUY!”
***
Alger sudah mencari Dira keseluruh penjuru sekolah. Tapi ia tidak menemukan Dira dimana pun itu. Alger sempat pergi mencari Dira ke kelas Kai di IPS 1, tapi disana tidak ada Dira, bahkan Kai pun tidak ada. Jadi jika seperti ini, itu berarti mereka kini tengah pergi berdua kan?
Alger bertanya pada teman sekelas Kai kemana perginya Kai dan Dira saat ini. Dan mereka hanya menjawab tidak tahu, tapi mereka pun memberitahunya jika Kai dan Dira pergi keluar kelas beberapa menit yang lalu sebelum Alger mencari mereka.
Yang menjadi pertanyaan Alger adalah, Dira itu kenapa sih? Apa pantas seseorang marah hanya karena hal sepele seperti tadi? Memaksa pulang di saat hujan turun, tidak dituruti dan marah sampai menghindarinya, lalu pergi dengan lelaki lain? Apakah seperti tadi itu adalah masalah serius yang harus diperibet seperti ini?
Alger tahu akhir-akhir ini Dira memang sedang sensi padanya. Ya dan Alger pun tahu apa alasan Dira bisa sekesal dan sesensi ini padanya. Tetapi apakah Alger tidak boleh jika menyimpan sesuatu yang bersifat pribadi di dalam dirinya? Apakah Alger tidak boleh sedikit merahasiakan sesuatu di dalam hidupnya?
Semua yang Alger lakukan ini, dan semua yang Alger sembunyikan ini tidak akan berpengaruh pada Dira. Semua ini, masalah ini, memang hanya Alger dan sedikit orang yang tahu. Bahkan orangtua Alger pun tidak tahu. Dan jika seperti ini terus, apakah sampai aib pun, Alger harus tetap memberitahu Dira supaya gadis itu bisa bersikap seperti biasa lagi? Apakah Alger harus melakukan itu?
Sebenarnya, Alger bisa saja memberitahu Dira sekarang. Tetapi Alger belum siap. Ia merasa suasana sekitarnya belum pas. Dan ia tidak mau dengan memberitahu Dira akan merusak semuanya.
Dan untuk sekarang, Alger benar-benar lelah untuk mencari Dira. Toh, Dira pasti aman di tangan Kai, dan Alger sudah sangat percaya pada laki laki itu.
***
Kai tau kok, pasti Dira sedang bertengkar dengan Alger makanya gadis ini mencarinya. Sebenarnya Kai merasa sedikit sakit hati, tapi mau bagaimana lagi, Kai juga senang seharian ini ia bisa bermain dengan Dira sepuasnya. Kadang, kita harus sedikit menurunkan ego kita, untuk mendapatkan kebahagiaan kita. Itu yang Kai tanamkan didalam hubungannya sama Dira.
"Kai Kai, gue mau pipis." Ucapan Dira membuat Kai menoleh kearah kursi disampingnya.
"Pom bensinnya masih jauh. Gimana dong? Di botol ajalah pipisnya." Ucap Kai sambil terkekeh kecil, dan kembali fokus pada jalanan yang sudah gelap ini.
"Lo piki bisa apa?"
"Cowo sih bisa."
"Ya gue kan cewe."
"Yauda, yauda tahan. 1 kiloan lagi lah kira-kira." Kata Kai mengira-ngira jarak mereka.
"Yauda lo nya ngebut, jadi cepet. Udah diujung bangettt."
"Iya iya tahan bentar, ini gue lagi nyiapin mental buat ngebut."
***
Setelah menahan kurang lebih 15 menit, akhirnya Dira merasa lega sekarang. Sembari mengaca di depan wastafel toilet pom ini, Dira menyalakan ponselnya. Ponselnya memang mati, karena habis baterai. Dan untung saja Kai membawa power bank, jadi Dira bisa meminjamnya.
Saat layar wallpaper muncul, hal pertama yang dilihat Dira adalah 5 panggilan tidak terjawab, dan beberapa pesan di message, line, dan whatapps dari Alger.
Tumben nyariin. Batin Dira berkata.
Dengan sedikit bangga, dan senang karena Alger mencarinya, Dira membuka pesan pesan tersebut satu persatu. Dan ternyata isi dari semua pesan tersebut hampir sama.
Pergi sama Kai? Yauda gpp hv fun ya.
Nxt time kita karaouke
P
Dir udh plg?
Udh pulang?
Klo udh plg kabarin y
Kira kira seperti itulah isi-isi pesan Alger. Mungkin, Alger sedikit mengkhawatirkan Dira karna sampai malam hari seperti ini pun Dira belum mengabarinya sama sekali, tidak seperti hari-hari biasanya.
Ya kalian tahu sendiri lah, mau semarah dan sekesal apapun Dira pada Alger, Dira tidak bisa menyueki Alger sepenuhnya. Kalian tahu sendirilah, sebesar apa rasa sayang Dira pada Alger, dan sebesar apa rasa cinta Dira pada Alger. Dan walaupun sikap Dira akhir akhir ini mungkin menyebalkan dimata Alger, tetapi Dira sebenarnya hanya butuh perhatian dan kepekaan dari lelaki itu, dan mungkin Alger memang tidak ditakdirkan untuk peka dengan kode kode seperti itu. Askbsibdhsv! Kadang Dira tidak mengerti dengan jalan pikiran kekasihnya itu.
Sambil berjalan menuju mobil Kai yang pasti sudah menunggunya didepan. Dira menekan tombol hijau di layar ponselnya. Berniat untuk menelepon Alger dan meminta maaf atas kejadian tadi sore.
***
Rabu, 07 maret 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
My Algeraldi [Completed]
Roman pour AdolescentsAlger story. Untuk menjadi pribadi yang supel itu susah, apalagi untuk orang yang sudah di anugrahi irit berbicara tetapi otak bekerja seperti Alger. Sedih, diem. Marah, diem. Seneng, diem. Sampe suka sama orangpun, dia diem. Pinginnya action, tap...