E m p a t ; chocolate

9.8K 861 32
                                    

Pagi ini, Dira benar-benar datang kesekolah lebih awal. Dan itu membuat Kai sebal luar biasa pada gadis itu. Bukan apa-apa. Pulang pergi, Dira pasti sama Kai. Jadi jika Dira ingin berangkat lebih pagi, otomatis bukan jika Kai pun harus bangun dan bersiap-siap lebih pagi dari biasanya?

Dan alasan Dira ingin datang lebih pagi adalah, karna coklat.

Ya, Dira ingin memberikan coklat yang kemarin ia minta dari Kai pada Alger. Tidak. Tidak mungkin Dira memberikan secara langsung. Maksud Dira adalah, Dira akan memberikan coklat pada Alger dengan cara diam-diam. Ya, Dira akan menyimpan coklat itu di bawah meja tempat duduknya dan Alger saat ini.

Oke Dira tahu jika ia tidak modal sama sekali dalam urusan coklat kali ini. Tapi setidaknya Dira tidak mencuri. Benarkan?

Jika kalian berfikir Dira menyimpan coklat dengan embel-embel notes, berarti itu salah. Karna Dira memang hanya menaruh coklat dibawah meja Alger tanpa menambah embel-embel apapun didalamnya. Kali ini, niat Dira tulus. Dia hanya ingin memberikan Alger coklat tanpa meminta Alger untuk mengetahui identitasnya sebagai pemilik coklat.

Bentar-bentar.

Apakah Dira adalah pemilik coklat? Ah entahlah. Intinya begitu. Walaupun coklat itu milik Kai, tapi kini sudah diambil hak miliknya oleh Dira. Jadi kini coklat itu officially milik Dira.

Satu persatu murid di kelas IPA 1 ini sudah mulai berdatangan. Dira jadi deg-degan sendirikan jadinya kalau kaya gini.

Ini adalah hari kedua dimana ia duduk bersebelahan dengan Alger. Jangan tanya bagaimana rasanya, karna itu deg-degan sekali. 8 jam duduk bersebelahan dengan Alger bukanlah waktu yang sebentar. Kadang kala Dira selalu merasa salah tingkah sendiri, padahal Alger hanya diam di kursinya sambil membaca ensiklopedia.

Dan jreng.

Murid yang ditunggu-tunggu itu pun akhirnya tiba dengan ransel gendong bewarna biru di punggungnya.

Tanpa embel 'Pagi Dir' atau say 'Hai', Alger langsung saja duduk di sebelah Dira yang kini sedang pura-pura fokus pada buku catatannya. Oke, selama duduk dengan Alger Dira akan terus berpura-pura mejadi sosok siswi yang rajin. Demi menjaga image nya tentu saja.

Setelah menyimpan raselnya di kursi, dan duduk. Alger mengeluarkan ponselnya di saku celana, tetapi saat melihat kearah bawah ia menemukan sesuatu disana.

Coklat.

Mengambil coklat itu, Alger menoleh sebentar kearah Dira sambil mencolek pelan bahu gadis itu yang dilihatnya sedang sibuk membaca.

"Punya lo?" tanyanya setelah Dira menoleh.

Dira menggeleng. "Bu-bukan." Alger mengangguk-anggukan kepalanya kecil.

Setelahnya, Alger berdiri sambil membawa coklat itu kedepan kelas.

Dan ternyata.

Plung.

Coklat itu dibuang.

Dira wanna cry, boleh?

***

"Udah dong Dir." Ucap Kai yang kini tengah duduk di hadapan Dira yang sedang menangis di atas tumpuan tangannya. "Malu diliatin orang-orang."

"Kalo lo malu, nggak usah temenin gue!" ucap Dira masih dengan airmatanya yang bersimbah.

Kai menghela nafasnya, dia tahu Dira sedang sedih karna coklat yang gadis itu berikan pada Alger dibuang ke tempat sampah dengan mengenaskannya. Oke, Kai paham Dira sedih. Tapi tidak menangis di kantin juga. apalagi banyak orang. Kan terlihatnya Kai jadi pihak yang tersalahkan disini.

My Algeraldi [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang