E m p a t b e l a s ; no, not

8.8K 932 183
                                    

"Ger, putus aja ya?"

"Putus?" tanya Alger sambil memainkan sedotan didalam minumannya.

"Iya, kayaknya emang kita nggak bisa-"

"Enggak." Potong Alger cepat, membuat Dira bungkam. "Gue gamau."

"Loh? Ya gue yang mau putus!"

"Tapi gue enggak." Ucap Alger dengan penekanan.

"Ger."

"Apa lagi sih sekarang masalahnya?" tanya Alger yang sepertinya tidak mengerti dengan situasi mereka saat ini. "Karna gue nggak ngabarin?"

"Lo-aish!" Dira menunjuk Alger dengan telunjuknya gemas. "Lo nggak pernah ngertiin perasaan gue!"

"Gue cape Ger." Ucap Dira sambil mengusap-ngusap wajahnya dengan kasar. "Gue ingin kita udahan aja."

"Karna?"

"Lo masih nggak paham sama apa kesalahan lo?" tanya Dira tidak percaya.

"Nggak ngabarin?" mendengar itu, Dira benar-benar speechless. Astaga!

"Perasaan lo ke gue gimana sih?" tanya Dira dan Alger tidak menjawab. Bukan hanya tidak menjawab, bahkan Alger memalingkan wajahnya menjadi menghadap jendela. Melihat itu Dira hanya bisa tersenyum miris. "See kan? Udalah kita putus aja."

"Gue nggak mau." Ucap Alger kembali menghadap kearah Dira.

Dira menghela nafasnya berat. "Lo maunya apa sih?"

"Gue nggak mau putus. Apapun alesan lo, gue tetep nggak mau." Dan setelahnya Alger benar-benar pergi meninggalkan Dira tanpa sepatah kata tambahan apapun.

"AISH ALGERALDI SETAN!!!"

***

"Pagiiiii."

"Aish, apaan sih! Rambut gue jadi berantakan bego!"

"Ih galak." Ucap Kai sambil kembali mengacak-acak rambut Dira. "Tumben si Mas nganterin lo? emang dia kerjanya siang?"

"Tau lah nggak ngurus."

"Eh-astagfirulah, lagi dapet ya?" tanya Kai sambil merangkul Dira secara paksa.

"Argh, lepas!"

"Nggak mau, wle." Dira hanya bisa pasrah, karna ia tahu Kai adalah type lelaki yang semakin dilarang justru akan semakin menjadi-jadi. Like kayak peraturan itu diciptakan untuk dilanggar, dan sepertinya prinsip itu sudah mendarah daging dengan lelaki itu sejak didalam embrio.

"Pulang sekolah, temenin gue ya?"

"Ke?" tanya Dira sambil mengangkat kepalanya agar bisa melihat Kai yang memang lebih tinggi darinya.

"Nonton."

"Nonton? Bioskop?" tanya Dira dan Kai mengangguk mantap.

"Kai itu suka sama lo, Dir."

Dira menggelengkan kepalanya. Aish, mengapa tiba-tiba ucapan Caca mengiang-ngiang dikepalanya.

"Kenapa geleng, nggak mau?" tanya Kai saat melihat reaksi Dira yang tiba-tiba menggeleng kepalanya keras.

"Ah-em, gimana yaa-"

"Idih kenapa sih? Lo lagi jual mahal sama gue?" ucap Kai heran. Ini tidak seperti biasanya. Dira itu sangat suka jika Kai mengajaknya nonton, apalagi gratis tentu saja Dira tidak bisa menolak itu. Tapi kali ini terlihat seperti ada yang dipikirkan oleh Dira, dan Kai tidak itu tahu apa. "Heh, mau nggak?"

My Algeraldi [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang