Maaf banget buat update yang sangat lama-lama-lama ini:( Maafff banget yaa, bukannya mau ngelantarin cerita ini gitu aja, tapi kemarin ada beberapa hal yang harus dikerjain, dan sekarang baru ada waktu lagi huhuhu. Maaf banget ya, semoga masih ada yang baca:')
***
"Assalamualaikum." Dira membukan pintu rumah megah itu dan kembali menutupnya setelah ia berada di dalam.
"Dari mana lo?" tanya Kai yang kini terlihat basah kuyup dengan handuk yang bertengger dikepalanya. Tidak salah lagi, Kai pasti habis berenang di halaman belakang rumah megah ini.
"Dari rumah."
"Rumah siapa?"
"Rumah gue."
"Eh? Ngapain?"
"Gapapa." Jawab Dira malas dan kembali berjalan melewati Kai untuk menuju kamar tamu yang sementara ini akan menjadi kamarnya.
"Kenapa si?" tanya Kai sambil menahan tangan Dira yang melewatinya.
"Ish, gapapa." Dira menghentakan sedikit tangan Kai yang menggengam pergelangannya.
"Ck, mulai deh ngambeknya." Ucap Kai sambil mengacak-acak rambut Dira. "Yauda sana masuk kamar. Mandi terus siapin diri, bentar lagi gue nyusul." Ucapan Kai membuat Dira mengangkat sebelah alisnya.
"Mau ngapain?" tanya Dira dengan galak.
"Ah, suka pura-pura gatau deh." Ucap Kai dengan rawut wajah yang jahil. Mengerti dengan apa yang dipikirkan oleh mahluk dengan pikiran kotor didepan ini, Dira langsung melayangkan sebuah pukulan di perut polos lelaki itu.
"Brengsek." Gumam Dira sambil memukul perut datar Kai yang tidak tertutup apapun.
"Adaw, ampun sayangkuuuu." Ucap Kai sambil menghentikan pukul Dira yang bertubi-tubi itu.
"Jauh jauh lo dari gue."
"Ini kan rumah gue." Jawab Kai bangga. Tanpa kembali menjawab pertanyaan Kai, Dira melangkahkan kakinya kembali menuju pintu keluar. "Eh eh, mau kemana?"
"Gue mau jauh-jauh dari lo."
"Idih ngambek." Kai menghalangi pintu keluar dan menatap Dira lembut. "BUNDA, DIRA NGAMBEK NIH SAMA KAKANG."
"Ngadu mulu." Gerutuan Dira membuat Kai tertawa kecil.
"Kayak yang nggak pernah ngadu aja."
"Ada apa sih? Ribut-ribut aja dari tadi Bunda denger." Munculah sosok wanita yang di panggil Bunda itu dari arah kamar utama.
"Bundaaaaa." Tanpa menjawab pertanyaan Jihan, Dira langsung berjalan mendekati Jihan dan memeluk Ibu satu anak itu dengan erat.
"Itu Bunda gue." Ucap Kai sebal.
"Bodo." Jawab Dira dan semakin memeluk Jihan erat.
"Udah makan?" tanya Jihan pada Dira. Dira menggeleng sambil mengerucutkan bibirnya. "Yauda yuk kita makan dulu, tadi Bunda udah buatin kamu sup Ayam."
"Ayo Bun. Dira laper, hehe."
"Bun, Kakang dianggap apa sih disini?" tanya Kai dengan nada kasihan.
"Kamu kalo mau makan ya tinggal makan aja. Biasanya juga gitu."
Kai kuad.
***
"Ck." Dira mendecak kesal saat melihat kearah jam tangan yang melingkar ditangannya. Jam sudah menunjukan pukul 7 lebih 15 menit, dan Alger belum juga terlihat batang hidungnya. Biasanya, Alger lah yang selalu datang lebih awal ke kelas dari pada Dira. Tapi hari ini, Alger bahkan belum datang disaat gerbang sekolah pasti sudah tertutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Algeraldi [Completed]
Teen FictionAlger story. Untuk menjadi pribadi yang supel itu susah, apalagi untuk orang yang sudah di anugrahi irit berbicara tetapi otak bekerja seperti Alger. Sedih, diem. Marah, diem. Seneng, diem. Sampe suka sama orangpun, dia diem. Pinginnya action, tap...