My Annoying CEO [8]

348 48 0
                                    

Happy reading!!






































Yuri sudah rapih menggunakan setelan kantornya,dia berjalan keluar dari rumahnya,tapi matanya menyipit ketika melihat  mobil berwarna hitam terparkir di depan rumahnya.

Yuri menghampiri mobil itu,dia mengetuk kaca kemudi, orang yang di dalam mobil keluar.

"Loh bapak ngapain disini?!"tanya yuri penasaran.

"jemput kamu"jawab yena santai.

"sejak kapan ceo menyebalkan ini baik hati?! "batin yuri.

"Ayo nanti telat"ajak yena,lelaki itu masuk kedalam mobil telebih dahulu.

"Heh ayo,mau saya tinggal?"tegur yena, melihat yuri hanya melamun.

"A-ah iya pak"yuri sedikit berlari masuk ke dalam mobil yena.

Yena menjalankan mobilnya perlahan, butuh waktu 20 menit mereka sampai di kantor,yuri dan yena keluar.

Banyak karyawan yang menatap sinis kearah yuri,mereka iri melihat kedekatan mereka berdua.

"Pak,kalau bisa besok jangan jemput lagi ya"bisik yuri.

"Kenapa?"

"Bapak gak liat , karyawan bapak liat saya kaya yang liat mangsa"

Yena memperhatikan sekitarnya,yena melihat beberapa karyawannya  menatap yuri dengan sinis"saya peduli"

"Dasar!"

Mereka berdua masuk ke dalam ruangan,yuri langsung mengambil duduk di tempatnya,membuka komputer mengecek hasil kerjanya malam kemarin.

"Ah iya ,saya mau tanya, wallpaper di ponsel kamu,di ambil kapan?!"tanya yena,yuri mengerutkan keningnya,sejak kapan yena penasaran dengan wallpapernya.

"Ah itu,sejak saja kecil pak, kenapa?"

"Tidak,saya sepertinya punya foto seperti itu"

"Ya pasti punya pak, kecuali bapak gak sekolah sih"

"Sepertinya saya menyimpannya di dompet "

Yena mengambil dompetnya, membukanya dan benar saja ada foto pas dia masih kecil.

Yena menghampiri yuri,dia meletakkan foto itu di meja "lihatlah,baju kita sama"

"Wah,bapak pernah satu sekolah sama saya?!"tanya yuri penasaran.

"Kamu tidak ingat?!"

"Ini sudah lama,mana saya ingat"

"Di tambah gue amnesia"batin yuri

"Saya harap kamu ingat,ah iya, apa kamu ingat anak kecil yang sering bermain dengan kamu pas di busan?"

"Anak kecil? saya banyak temannya pak, bukannya sombong"

Yena berdecih,"maksud saya , sahabat begitu"

Yuri sedikit berpikir,dia benar benar tidak ingat masa kecilnya ,kecuali orang tuanya menceritakan ,"saya tidak ingat,tapi saya punya salah satu sahabat,dia itu mirip bebek, itu yang ibu bilang"

Yena tersenyum,"apa kamu ingat namanya?"

"Tidak,ibu tidak pernah bercerita, emangnya kenapa sih pak, kepo banget sama masa kecil saya?!"tanya yuri kesal.

"Jangan membentak,ingat, CEO tidak pernah salah!"

"Iya maaf"












































Yena dan yuri sedang menunggu pesanan datang, mereka sedang kantin,yuri sedikit risih melihat karyawan yena apalagi para karyawan wanita.

"Pak makannya di ruangan aja yuk"ajak yuri,dia berbisik.

"Yang tidak suka dengan yuri , silahkan keluar dari kantor saya!!"teriak yena, membuat semua karyawan yang ada di kantin kaget,apalagi yuri.

"Pak , apaan sih!"bisik yuri dengan kesal.

"Kamu risih kan di liatin, yasudah saya keluarkan saja mereka"

"Ya tapi gak gini juga kali,mana teriak lagi"

"Udah,kamu diem,ini urusan saya"

Yuri berdecih, benar benar lelaki dihadapannya sangat menyebalkan, makanan datang mereka berdua makan tanpa suara,di tambah yuri masih kesal.

Setelah makan,yena memanggil orang orang yang tadi menatap sinis yuri, padahal yuri sudah menyuruh yena untuk tidak memperpanjang masalah ini.

"Kenapa kalian menatap yuri seperti itu?"tanya yena dengan suara beratnya,wajah datar dengan tatapan tajam.

"I-tu pak,kita hanya tidak suka saja"jawab salah satu karyawan.

"Mau suka atau tidak suka, pasti ada alasannya!"

"Karena yuri dekat dengan bapak"

"Wajarlah kita dekat,dia tunangan saya"

Yuri langsung menatap tajam yena,bisa bisanya dia berbicara sesantai itu"itu ti-"

"Yuri tunangan saya,jadi jangan sembarangan kepada yuri,jika kalian tidak ingin di keluarkan!"

"Saya masih baik hati dengan kalian,jadi pergilah"

Para karyawan itu pergi dari ruangan yena,yuri langsung menghampiri yena, dia menatap lelaki di hadapannya "pak! astaga,tadi udah teriak, sekarang ngaku tunangan saya! mau bapak apa sih?!"

Yena sedikit menunduk mendekatkan wajahnya ke wajah yuri,"saya seperti itu , karena saya tidak suka melihat wajah sinis mereka,dan ini salah satu caranya "

"Ya tapikan,masih ada cara lain,di nasehatin aja cukup pak!"

Yena berjalan dengan santai meninggalkan yuri menuju kamarnya,dan berteriak "Diem! CEO tidak pernah salah!!

"CHOI YENA SIALAN!!"

Di dalam kamarnya yena tertawa terbahak-bahak mendengar teriakkan yuri, sedangkan yuri menetralkan emosinya.




















My Annoying CEO [2021]
YENYUL

My Annoying CEO °Yenyul° | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang