Happy reading!!
Yujin berjalan mondar mandir sambil memegang kertas berisi dokumen penting dari yuqi ,yujin bolak balik dari ruangan yuqi ke ruangan yena .
Badannya penuh keringat karena belum bisa istirahat, pekerjaan kantor sangat banyak,bahkan yena masih betah duduk berhadapan dengan komputernya.
"Om,yujin capek"keluh yujin,dia membaringkan tubuhnya di sofa.
"Emang kamu doang, semuanya juga capek"jawab yena sedikit kesal tapi masih santai.
"Pesen minuman om,haus"
"Pesan sendiri"
"Om yang bayar tapi"
"Iya"
Yujin langsung merogoh ponselnya, memesan beberapa minuman untuk karyawan yena.hanya butuh beberapa menit di pesanan yujin datang.
Dengan telaten yujin membagikan minuman itu kepada karyawan yena yang sudah bekerja keras dari pagi sampai siang ini.
Setelah minumannya habis yujin langsung tertidur di sofa yena,yena masih belum selesai dengan pekerjaannya sedangkan Yuri sudah lelah.
Dia sedikit memijit tangannya yang terasa kaku karena terus mengetik,meneguk minuman yang yujin beli sampai setengah.
Yena melemaskan otot-ototnya,dia menoleh ke arah Yuri,dia menghampiri istrinya itu dan langsung memberikan pijatan di pundaknya.
Yuri sedikit terkejut dengan tindakan yena,tapi setelah itu dia kembali rileks dan menikmati pijatan dari tangan yena.
"Kamu pindah ke kamar aja yah,nanti biar aku yang beresin pekerjaan kamu"suruh yena,dia kasihan melihat Yuri kelelahan.
"Gak papa, sebentar lagi juga selesai"
"Kamu emang gak capek,nanti sakit lagi...ayo aku gendong ke kamar"
"Aku istirahat di sini aja,gak enak sama yang lain"
Yena berdecak pelan,"jangan urusin orang lain, urusin diri kamu sendiri dulu"
"Tapi aku beneran gak papa kok, badan aku udah agak enakan"
"Jangan ngeyel Choi Yuri"
Yena langsung menggendong Yuri layaknya bayi ke kamar pribadinya,dia meletakkan tubuh Yuri perlahan menutupi tubuhnya dengan selimut sampai dada.
Setelah memastikan Yuri tertidur pulas yena langsung kembali bekerja,dia membangunkan yujin supaya kembali bekerja.
Tepat pukul delapan malam semuanya baru selesai dengan pekerjaannya masing masing,Yuri masih tertidur pulas.
"Kamu di terima di kantor ini,mulai besok datang seperti karyawan yang lain"kata yena yang dibalas anggukan lemas oleh yujin,dia benar-benar lelah.
"Yaudah kalau gitu,yujin pamit om"
Yena mengangguk,yujin keluar dari ruangan yena di bertemu dengan hyewon yang juga baru keluar dari ruangannya, mereka jalan bersama sampai lantai bawah.
Yena berjalan menghampiri Yuri, dengan pelan dia membuka pintunya dia duduk di tepi ranjang.tangannya bergerak untuk menyelipkan rambut Yuri di telinganya.
"Joyulll..bangun yuk,kita pulang"
Yuri hanya bergerak kecil,dia berbalik memunggungi yena,"hey...ayo bangun,mau gendong?"
Karena tidak ada jawaban dari Yuri,yena langsung menggendong Yuri sepertinya benar tidur sangat pulas bahkan saat tangan yena memegang area sensitif Yuri, wanita itu masih betah tidur di gendongan yena.
Yena menjalankan mobilnya dengan perlahan dia tidak mau membangunkan istrinya, sampainya di rumah yena kembali menggendong Yuri.
Di dengan telaten mengganti baju Yuri,jika Yuri sadar, paginya yena akan mendapatkan pukulan atau cubitan dari Yuri.
Yuri melemaskan otot-ototnya,sinar matahari menganggu tidurnya yang nyenyak.matanya menyipit saat sadar kalau dia sudah ada di kamar dan bajunya sudah berganti.
Di sisinya juga, yena sudah tidak ada.yuri bangkit menuju dapur di sana ada yena yang tengah memasak.
"Yena "panggil Yuri,yena menoleh mendengar suara istrinya itu dan tersenyum.
"Udah bangun ? Duduk sana nasi gorengnya hampir jadi"
Bukanya duduk Yuri malah memeluk Yen dari belakang,yena sedikit terkejut tapi detik kemudian dia mengelus tangan Yuri yang melingkar di pinggangnya.
"Kenapa hmm?"Tanya yena sambil terus memasak.
Yuri menggeleng,dia masih betah memeluk yena dan menghirup aroma tubuh yena yang menjadi candunya sekarang.
"Kirain mau di eksekusi ketauan ganti bajunya"batin yena.
Yuri melepaskan pelukannya,dia bergeser di sisi yena,Yuri mengambil alih masakan yena dan menyuruhnya untuk duduk.
Yena menurut dia duduk sambil memandangi Yuri yang sangat telaten memasak, setelah masakan jadi mereka berdua langsung sarapan dengan santai.
Setelah selesai mereka berdua langsung bersiap siap untuk ke kantor,hari semakin siang yena yakin dia kesiangan.
"Om kesiangan,yujin hukum yah"tiba tiba yujin datang di hadapan yena entah dari mana, mereka berdua sedikit terkejut.
"Kemarin om tidur malem ,jadi wajar"
Yujin langsung menatap menggoda yena dan Yuri,dia tau apa yang di lakukan omnya ini di malam hari,"om bikin anak?"tanya yujin tanpa dosanya.
"Heh! Enggak yah,om tidur malem karena gak bisa tidur aja"
Yena kesal, sedangkan Yuri malu pipinya memerah seperti tomat,yujin melihat wajah Yuri yang memerah semakin menjadi.
"Tuh,istri om aja malu.pasti bener ini...asik yujin bentar lagi punya mainan"
"Mata kamu mainan,kalau om punya anak gak akan kasih ijin buat main sama kamu",kesal yena,dia menarik tangan Yuri supaya terhindar dari ocehan keponakannya itu.
Di dalam lift,yena berada di belakang Yuri,dia sedikit menunduk untuk berbisik di telinga yuri.yuri bisa merasakan hembusan nafasnya yena.
"Nanti malem bikin dedek bayi yu"
Yuri langsung salah tingkah mendengar itu, dia langsung memukul tangan yena karena malu,"dasar mesum"
Yena tertawa ,dia menarik tubuh Yuri hingga dia memeluknya,yena menenggelamkan wajahnya di leher Yuri.
"Gak papa mesum sama kamu ,kalau sama yuqi harus di pertanyakan"yena terkekeh, begitu juga dengan Yuri
Tidak tau saja,tingkah mereka terekam kamera CCTV Yang kebetulan di jaga oleh yuqi dan hyewon.
"Pak bos,kalau bucin kaya gitu yah qi"hyewon terkekeh,dan sedikit geli melihat adegan mesra yena.
"Udah biasa sih,gue sama istri suka begitu... mangkanya cari istri"ledek yuqi membuat wajah berseri hyewon menjadi datar.
My Annoying CEO [2021]
YENYUL
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying CEO °Yenyul° | END
Fanfiction[17+] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] kehidupan seorang Jo yuri berubah ketika dia harus bekerja di perusahaan besar di tempat tinggalnya, di tambah CEO Paling menyebalkan yang pernah yuri temui dalam sejarah dia bekerja sebagai sekertaris. Choi yena...