Happy reading!!
Di pagi hari yang cerah,yuri di buat bingung dengan keberadaan sebuah motor sport yang masih baru di halaman depan rumahnya. yuri melihat sekeliling rumahnya,dia melihat yena tengah berbincang dengan seseorang.
"terima kasih pak choi atas pembelian motornya"
mereka saling menjabat tangan,"saya juga terima kasih karena di berikan pelayanan yang baik"yena tersenyum.
setelah berbincang yena berjalan ke dalam rumahnya,baru saja akan melangkah yena sudah mendapati yuri dengan tangan di lipat di dada sambil menatapnya.
"eh,udah bangun"yena menghampiri yuri,dia memeluk istrinya itu,tapi baru saja tangannya akan melingkar di pinggang yuri sudah menepis tangan yena.
"kamu beli motor baru lagi?"tanya yuri sambil menatap yena tajam,"kan kemarin udah beli,masa sekarang beli lagi!"
"kan yang kemarin hadiah buat nako,dia minta di beliin motor"jawab yena.
"ya terus kamu ngapain beli motor lagi? bisa gak sih gak hamburin uang buat yang kaya gitu"omel yuri.
"ya gimana dong,motornya udah disini. aku udah bayar lunas dan juga itu motor incaran aku"
yuri menghembuskan nafanya panjang,bukan tidak boleh membeli motor lagi tapi setidaknya tidak habis beli motor ke esokannya beli lagi. yuri tau uang yena banyak,tapi sebaiknya di pakai yang lebih bermanfaat.
di garasi, motor yena sudah banyak dan itu membuat yuri marah mau berapa banyak yena membeli motor lagi. yuri memilih diam,dia masuk kedalam rumah meningalkan.
"aduh bumil sensitif amat ya"
yena lari menghampiri yuri,dia memeluk yuri dari belakang membuat istrinya kaget,"jangan ngambek dong,aku balikin deh "bujuk yena.
yuri berbalik untuk menatap yena,"aku bukannya gak boleh kamu beli motor,itu uang kamu jadi terserah kamu. tapi bisa gak uangnya di pake yang bermanfaat sedikit"
"kamu sebentar lagi jadi ayah,tapi boros"
"ya kan aku udah bilang,itu motor incer-"
"terserah kamu lah!"potong yuri cepat sambil berbalik meninggalkan yena masuk ke kamar.
masuk malam hari,yena dan yuri masih diam. sebenarnya yena mau mengembalikan motornya tapi sayang. yena menatap yuri yang tengah mencuci piring bekas mereka makan.
"joyull"panggil yena,yuri mengabaikan yena dia masih lanjut mencuci.
yena cemberut,di pastikan malam ini dia tidak mendapatkan pelukan dari yuri. setelah selesai mencuci yuri berjalan kearah ruang tengah untuk menonton,yena mengikuti.
mereka menonton dalam diam,sesakali yena melirik yuri yang fokus menonton. tangan yena bergerak menyentuh tangan yuri yang bebas,tapi lagi lagi yuri menjauhkan tangannya.
"joyull,maaf deh. besok aku balikin motornya"bujuk yena lagi,yuri masih diam.
"jangan diem dong,aku mending kamu ngomel ngomel dari pada diem kaya gini"
yuri menoleh menatap yena,tapi detik kemudian dia membuang muka . yuri bangkit dari duduknya masuk kedalam kamar."pake gak di matiin lagi"kesal yena,masih sempet sempetnya pak choi kesel.
setelah mematikan tv yena langsung berlari menghampiri yuri yang sudah masuk kedalam selimut. yena memberingkan tubuhnya,yuri membelakangi yena.
yena bergerak memeluk yuri,yuri tidak memberikan respon apapun. demi apapun yena memilih yuri ngomel ngomel 24 jam dari pada diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Annoying CEO °Yenyul° | END
Fanfiction[17+] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] kehidupan seorang Jo yuri berubah ketika dia harus bekerja di perusahaan besar di tempat tinggalnya, di tambah CEO Paling menyebalkan yang pernah yuri temui dalam sejarah dia bekerja sebagai sekertaris. Choi yena...