07. Seorang Anak: Langga

1.2K 235 187
                                    

Erlangga Wijaya atau yang biasa disapa Langga, adalah salah satu makhluk nyaris sempurna yang diciptakan tuhan. Langga tercipta dengan otak se-encer susu beruang, tidak heran ia pernah meraih juara 3 di Olimpiade Biologi tingkat nasional.

Tidak hanya pintar, tapi Langga juga punya wajah yang terpahat dengan indah. Kata para kpopers di sekolahnya, Langga mirip dengan D.O exo. Mungkin karna fitur wajahnya yang bulat dengan mata besar dan sering menatap tajam. Belum lagi alis tebal dan bibir penuh membuatnya semakin mirip dengan idol asal Korea itu.

Pintar dan tampan, lalu selanjutnya ... bertanggung jawab. Langga adalah sosok yang dikagumi dan dihormati bahkan oleh kepala sekolah. Sifatnya yang tenang dan bijaksana dalam membuat keputusan sering membuat orang-orang di sekitarnya merasa kagum. Jiwa kepemimpinan Langga selalu terpancar kemanapun ia pergi. Karena hal itu, ia diberi kepercayaan menjadi ketua osis tahun lalu.

Para guru pun memuji cara kerja ketua osis dan para anggotanya saat mengadakan acara. Selain ketua osis, Langga juga aktif di ekstrakurikuler paskibraka dan juga membentuk sebuah band bersama Ares.

Langga hanya punya satu kekurangan, yaitu sifat dinginnya. Tidak ada yang menyaingi sifat dingin Langga. Ia tidak segan-segan menatap dingin kepada siapapun yang mengusiknya.

Lalu kini, hanya dengan satu kalimat dari mulut Helen berhasil mengusiknya. Kata-kata Helen saat memperkenalkan teman sebangkunya, membuat Langga sedikit tertarik.

"Namanya Senja, btw dia sedingin Langga," ujar Helen berbisik sambil menunjuk gadis bernama Senja itu menggunakan dagunya.

Entah bagaimana perkataan itu bisa mengusiknya. Orang bilang, manusia itu seperti magnet yang saling menarik karna kedua kutubnya berbeda. Namun Langga merasa itu tidak berlaku padanya. Lalu jika ditanya apakah Langga tertarik dengan Senja, maka jawabannya, iya.

Ini bukan jenis ketertarikan karna cinta pada pandangan pertama atau sejenisnya, Langga tidak percaya dengan hal seperti itu. Ia hanya merasa, kalau ia menaruh perhatian kepada gadis yang dimaksud Helen. Sedikit lebih banyak daripada semua orang baru yang ia temui.

Entahlah, ini sulit untuk dijelaskan dengan kata-kata. Jika memang terpaksa dijelaskan, maka kata 'penasaran' adalah yang paling mendekati.

Tidak bisa dipungkiri, kalau mata Langga kadang melirik ke arah Senja. Ia menyadari kalau gadis itu lebih pendiam dari yang ia bayangkan. Sejak tadi Helen berusaha mengajak Senja berbicara, tapi hanya dijawabnya singkat.

"Sen, nanti pulang ada acara nggak?" tanya Helen setengah berbisik pada Senja.

Dari tempat duduknya, Langga dapat melihat Senja yang menoleh ke arah Helen. Lalu dengan poker face-nya ia berkata, "Ada ... maaf."

Gadis pendiam itu membuat Helen terdiam karena kehabisan topik untuk dibahas. Jujur saja Langga ingin tertawa saat ini, rasanya sangat menyenangkan melihat raut masam Helen karena di tolak Senja.

"Yaaa! Ditolak, hahaha!" ejek Ares yang juga melihat usaha Helen yang sia-sia.

Helen tak terima, ia mengambil bolpoinnya  lalu ia lemparkan ke arah Ares. "Diem lo kutu badak!"

"Santai, dong! Demen marah banget, sih. cepet tua, loh!" ucap Ares ditengah-tengah tawanya.

Senja begitu tenang, ia tidak terusik dengan keributan-keributan yang Helen dan Ares ciptakan. Bukannya berlagak keren atau kelewat PD, tapi dimanapun Langga berada, sekitarnya akan menatapnya dan jadi berisik. Apalagi ditambah Ares juga Helen.

Be Happy! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang