26. (masih) Zara

508 127 116
                                    

Haiii gengs!!!! maaf banget revisiku ngaret lama. aku sakit guys 😭😭😭. Tapi Alhamdulillah udah sembuh dan InsyAllah lanjut revisi lagi dengan lancar jaya. Makasi yang uda nunggu cerita ini.

Happy reading 😘😘

*
*
*

Sudah 15 menit sejak bu Arum memaksa Langga, Ares, dan Senja masuk ke kelas. Selama itu pula dan ketiganya dilanda kegelisahan luar biasa. Langga mencoba mencari cara agar mereka atau salah satu dari mereka bisa keluar dan memeriksa Zara.

Kegelisahan Senja juga semakin besar, karena Zara tak kunjung membalas pesannya. Ia melirik sekilas para sahabat cowoknya yang juga memasang wajah bingung.

"Gimana, nih?" bisik Senja hampir tanpa suara.

Langga menuliskan sesuatu di halaman belakang buku tulisnya dan dioper ke teman sebangkunya.

Lo suruh siapapun, yang punya image baik. Buat manggil gue.

Ares menuliskan jawabannya.

Siap laksanakan kapten.

Ares dengan cepat mengerti maksud Langga. Ia menggunakan ponselnya secara sembunyi-sembunyi di laci bangku dan mulai menscroll ponselnya.

Mencari di antara sekian banyak temannya yang sekiranya sesuai dengan kreteria.

Image baik, terutama di depan bu Ainun.

Satu nama terlintas di otaknya, yaitu Januar. Adik kelasnya yang sekarang berada di kelas 11 itu sangat tepat tugas ini menurut Ares.

Januar adalah adik kelas paling rajin dan taat beribadah yang Ares kenal. Belum lagi Januar anak rohis yang aktif dalam lomba-lomba. Pasti bu Ainun langsung percaya dan membebaskan Langga dari cengkramannya.

Ares mengetikkan chat ke nomer Januar dengan cepat.

Woy... sibuk gak? Kalo free, tolong jemput Langga di kelas. Bilang aja dicari pak Gatot. Urgent!!
P
P
P

Alasan kenapa Ares memilih pak Gatot dari sekian banyak guru lainnya adalah, pak Gatot itu guru paling di segani dan paling senior. Jadi, bu Ainun pasti percaya. Ares bangga dengan otaknya yang pintar.

Tidak butuh waktu lama, Januar membalas chat Ares.

Otw bang.

Ares bernafas lega ketika membaca chat Januar, adik kelasnya itu memang bisa diandalkan.

Benar saja, tidak sampai 5 menit Januar sudah sampai di depan kelas 12 IPA 6.
Dengan sopan dia meminta izin ke bu Ainun. Ares yang melihat itu segera menyenggol lengan Langga dengan sikutnya.

"Jemputan lo uda dateng," bisik Ares.

Tanpa pikir panjang, bu Ainun memberi izin Langga untuk ke luar kelasnya.

Senja sedikit tenang karena setidaknya salah satu dari mereka bisa memastikan keaadan Zara.

Langga segera keluar dari kelas diikuti oleh Januar.
"Thanks buat tadi," kata Langga pada Januar.

Januar tersenyum dan mengangguk. "Santai kak."

"Gue masih butuh bantuan lo, ikut gue!"

Tanpa banyak tanya, Januar pun mengikuti Langga. "Dahlah, dari pada nganggur," pikir Januar yang kelasnya sedang jam kosong.

Seperti yang Senja infokan tentang keberadaan Zara, Langga segera berlari menuju kamar mandi perempuan yang letaknya di belakang sekolah.

Januar masih setia di samping Langga, sesekali ia melirik sang kakak kelas yang nampak khawatir itu. Sejujurnya Januar tak tahu apa yang sedang dilakukan para kakak kelas populer ini, dan keningnya sukses berkerut kala mereka sampai di depan kamar mandi perempuan. Ia semakin terheran-heran saat Langga mengetuk pintu kamar mandi itu.

Be Happy! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang