02. Bertemu

377 42 2
                                    

"LANGGAAAA!!!" teriakkan Helen membuat Senja kaget dan Langga yang mendengar itu pun membuang nafas kasar.

Langga sudah tau hal seperti ini akan terjadi. Sedangkan Ares yang berjalan disamping Langga malah tertawa cekikikan.

"Welcome to hell, Erlangga," bisik Ares mengejek.

Langga mendorong Ares ke bangku di belakang Helen. Sebenarnya ini adalah rencana Helen, ia tau akan sekelas dengan pujaan hatinya dan juga sahabat laknatnya A.K.A Ares.

Ini adalah rahasia, Helen dapat informasi itu dari mbak Ita yang bekerja dibagian tata usaha. Jangan tanyakan alasan kenapa Helen bisa dapat bocoran, itu adalah keahliannya.

Kembali lagi ke rencananya agar semakin dekat dengan Langga. Helen sengaja meminta Ares untuk menjemput Langga dan membuatnya telat. Setelah kelas penuh Helen menyuruh Ares segera datang.

Terpujilah otak Helen yang begitu pintar itu.

"Wahh! Gue nggak nyangka kita bakal sekelas Lang. Kebetulan banget, bangku belakang gue kosong. Jangan-jangan ini yang namanya takdir!" seru gadis cantik itu dengan semangat.

Langga sangat tau ini adalah permainan Helen yang tentunya dibantu Ares. Langga melirik Ares yang tengah membuang muka sambil bersiul-siul.

Pantas saja Langga merasa ada yang tidak beres sejak Ares memaksa menjemputnya dan mengulur-ngulur waktu hingga hampir saja mereka telat di hari pertama sekolah.

"Minggir!" ucap Langga dingin.

Bak titah seorang raja, Helen langsung memberi ruang agar Langga bisa duduk. Sifat Langga memang sedingin itu terutama kepada seseorang yang menyukainya.

Helen kembali ke tempat duduknya, sebelum benar-benar duduk, gadis itu menengok ke belakang.

"Gue punya sesuatu," ucap Helen dengan wajah serius.

Karena Langga tidak menyahuti, Helen mengulang kalimatnya dengan sedikit merengek, "Ishh ... liat dong, Lang..."

Dengan terpaksa Langga melihat kebodohan apa lagi yang akan dilakukan Helen.

Helen yang sudah mendapatkan perhatian Langga langsung melancarkan aksinya.

Dengan muka yang serius ia mencari sesuatu di sakunya. Setelah itu, ia mengeluarkan finger heart dari sakunya bersamaan dengan senyum super manis yang ia khususkan untuk Langga seorang.

Untuk kesekian kalinya Langga menghela nafas. Seharusnya ia tidak membuang-buang waktu dengan menuruti keinginan Helen.

Sedangkan Ares tertawa melihat Helen yang semakin aneh dan Langga yang semakin gila karena Helen. Menurutnya ini sangat menghibur.

"Gue seneng kita bisa sekelas. Gue harap lo juga seneng. Semangatttt... lo tau kan gue suka lo dan gue nggak suka punya gue dilirik-lirik." Suara Helen sengaja di keraskan agar semua orang tau jika ia mengincar Langga, dan tidak ada yang boleh menjadi saingannya.

"Gue bukan punya lo," kata Langga singkat tapi berhasil menohok Helen.

Helen yang sudah terbiasa denga sifat Langga menjawab dengan enteng, "Akan dan secepatnya. Mangkanya lo bantuin gue mewujudkannya dong, Lang."

Senja sebenarnya mendengarkan para siswa populer berbicara, tapi ia memilih mendengarkan lagu melalui earphone dan kembali tidur.

Ia tidak peduli.

Berbeda dengan lainnya yang tengah sibuk melihat dan berbisik-bisik tentang Helen dan Langga.

Dari sudut matanya Langga dan Ares melihat Senja yang asik tidur daripada melihat opera sabun di pagi hari. Sungguh orang yang berbeda.

Be Happy! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang