31. D-Day

525 115 175
                                    

And finally the day is cooming. Hari dimana Senja akan terbebas dari tuduhan bullying dan Zara akan terbebas dari semua ancaman Caramel.

Hari ini, segala kebusukan Caramel akan terbongkar. Bangkai itu akan mereka keluarkan dengan paksa, agar semua orang tau, yang mereka bela adalah monster berkedok wajah manis yang baik hati.

Sejak pagi Senja, Helen, Ares, Langga dan Zara tampak sibuk menyiapkan peralatan mereka.

Dan beginilah rencananya ...

Mereka akan memutarkan video dengan layar besar di depan semua orang saat sesi pertama acara yang diadakan di lapangan indoor.

Ya, hanya itu rencananya. Rencana sederhana yang diharapkan berdampak besar.

Satu kain besar, setara dengan layar yang ada di bioskop telah dipasang sehari sebelumnya di sela-sela kerangka atap lapangan indoor. Kain itu digulung terlebih dahulu, sebelum nanti-saat pertunjukkan- akan dibentangkan.

10 menit sebelum pertunjukkan, mereka begitu bersemangat sekaligus cemas. Langga melihat dengan jelas kecemasan yang melanda para temannya, karna ia juga merasakannya kini. Tapi Langga mencoba menampiknya, ia meyakini satu hal; Kecemasan berlebihan tak akan membantumu.

Karena itu, kini ia merapalkan mantra yang biasa ia gunakan. "Pasti bisa, pasti berhasil," ucap Langga yakin.

Ucapan yakin Langga setidaknya membuat teman-temannya ikut bersemangat, jika Langga seyakin itu, pasti semua akan baik-baik saja.

"Yups, pasti berhasil!" tambah Ares.

Senja, Zara dan Helen mengangguk setuju. Mereka harus yakin dan pecaya kalau kebenaran akan menang pada akhirnya.

5 menit sebelum pertunjukkan.

Senja, Helen dan Zara telah berada di belakang, bersiap untuk menampilkan pertunjukkan. Sedangkan Langga dan Ares telah berbaur dengan para siswa yang lain di tribun.

2 menit sebelum pertunjukkan.

Panitia telah menyediakan LED, lengkap dengan laptop sesuai arahan dari Langga. Sedangkan di tangan Senja sudah ada flashdisk yang berisi video itu.

"Ini gilirannya kakak," ucap salah satu panitia.

"Oke!" sahut Helen tidak lupa dengan senyuman manisnya.

Senja, Zara dan Helen maju. Senja menyerahkan flashdisknya ke Zara, dan adik kelasnya itu segera menuju laptop untuk menyiapkan pertunjukan. Lalu
Senja dan Helen bertugas memandu penonton untuk menikmati vidio yang akan mereka putar.

"Assalamualaikum, selamat siang semuanyaa!" ujar Helen penuh semangat.

Para audiens bersorak melihat sang primadona, "Haiiiiiiiiii ......."

"Gue Helen, dan di samping gue ini adalah Senja. Seperti yang kalian tahu, she's my best friends."

"Haii semuanya," sapa Senja yang tak kalah semangat dari Helen.

Berada di samping Helen membuatnya jadi tertular semangat sang it girl itu. Langga, Ares dan Helen tersenyum bangga dengan Senja yang terlihat bersinar dia tas panggung. Si poker face, telah mengasah keterampilan bicaranya untuk hari ini, jadi ia merasa lebih percaya diri.

"Hari ini kita bakal membagi sesuatu ke kalian, sesuatu yang sangat epic dan menarik," ujar Helen dengan wajah serius.

"Wah! Apaan tuh?" sahut Senja.

"Udah pada nggak sabar, kan??" Semua penonton kompak menjawab 'Iyaa!' pada pertanyaan Helen.

"Kalau gitu nggak usa banyak bacot, kita tonton aja!" tambah Helen.

Be Happy! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang