06. Rahasia Helen (2)

1.1K 242 199
                                    

"Thanks, Res," kata Helen pelan. Ia sangat berterima kasih saat Ares menemaninya seperti ini, rasanya ia tidak sendirian.

Awalnya, Helen tidak ingin siapapun tahu tentang ini. Jika pun ia harus memberi tahu seseorang, maka Ares adalah orang terakhir yang ingin ia beri tau.

Akan tetapi tuhan berkata lain, justru Areslah yang memergokinya pertama kali. Sampai saat ini Helen masih mengingat dengan jelas ekspresi Ares kala itu. Saat mengingatnya, Helen jadi benci dirinya sendiri.

"Dan maaf," ucapnya dalam hati.

Kenangan itu kembali menjalar di pikirannya. Meninggalkan luka yang tak kunjung sembuh dan membuatnya sakit setiap saat.

*

[Dua tahun yang lalu]

Di sebuah ruangan VIP club ternama, terlihat Helen yang sebulan lagi akan genap 17 tahun nampak gelisah. Sedari tadi telapak tangannya dibanjiri keringat karena gugup.

"Tenang sayang, Mami sudah menemukan seseorang yang baik buat kamu," suara lembut Ayu disampingnya pun tak juga menenangkan Helen.

Hari ini Helen mengambil keputusan besar dalam hidupnya. Ayu atau yang biasa dipanggil mami sangat tertarik dengan Helen saat pandangan pertama. Mungkin sejak 2 bulan lalu, saat pertama kali Helen merengek pada Ares agar ikut clubbing. Dan di situlah mami dan Helen bertemu.

Sejak saat itu mami selalu mendekati Helen, ia menawarkan pekerjaan yang mudah dengan gaji yang banyak, yaitu menjadi sugar baby. Pertama Helen tidak memperdulikannya, tapi hari ini dengan perasaan yang campur aduk ia terpaksa menerima tawaran Ayu.

"Mungkin awalnya menakutkan, tapi kamu akan terbiasa nantinya. Apapum yang terjadi kamu harus meresponsnya dengan senyuman, oke??" ucap Ayu seraya merapikan rambut Helen.

Helen tidak menjawab ucapan Ayu, ia tengah disibukkan dengan ketakutan yang melanda dirinya.

Memberi senyuman, seperti sebuah kewajiban di bidang ini. Ayu melihat Helen yang tampak pucat, cemas, dan takut, mengingatkan akan dirinya yang dulu. Manusia hidup berdampingan dengan rasa takut, hanya dengan menghadapi rasa takut manusia akan belajar dan berkembang. Ayu berharap, gadis itu bisa menghadapi rasa takutnya.

Seseorang memasuki ruangan, terlihat sosok pria berumur diakhir 40 tahunan tersenyum ramah. Wajahnya tampan dengan rahang tegas, tubuhnya juga tegap. Jauh berbeda dengan yang dibayangkan Helen selama ini. Mami segera menyambutnya dan memperkenalkan Helen padanya.

"Kenalin, dia Jennie, Roy!" kata Ayu memperkenalkan Helen.

Ayu dan Helen telah bersepakat, kalau saat bekerja maka Helen akan menggunakan nama Jennie. Ayu mengatakan lebih baik menggunakan nama samaran.

"Hai Jennie! I'm Roy, you look so amazing, Darling!" ucap Roy sambil mencium pipi Helen. Helen tidak tau harus berbuat apa, ia hanya terdiam mematung.

"Maklumin aja ya, Roy. It's first time for her," ucap Ayu saat melihat respon Helen.

"Kamu tenang aja. Saya gak akan gigit kamu." Lelucon garing Roy mau tak mau harus Helen respon dengan senyuman super canggung.

Melihat klien langsung di depan matanya membuat perut Helen serasa diaduk. Perasaan tidak enak merayap sampai dadanya. Ia ingin kabur dari sini, ia ingin merubah pilihannya. Namun, saat ia mengingat tujuannya melakukan ini Helen bertahan. Ia harus bertahan.

Melihat Helen yang mulai menekan ketakutannya membuat Ayu lega. Kini ia bisa meninggalkan mereka untuk saling berbincang.

"Kalau gitu aku pergi dulu, kalian lanjutkan ngobrolnya," pamit Ayu dan diberikan anggukan oleh Roy.

Be Happy! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang