Setelah seminggu lebih UAS dilaksanakan, kini akhirnya penyiksaan itu telah selesai. Tapi sayangnya tak benar-benar usai, karena remidi masih menghantui mereka yang nilainya di bawah KKM. Seperti kelas 11 IPS 1 saat ini yang sedang mengadakan remidy matematika."Ini bagaimana kok nggak ada nilai di atas KKM?" tanya pak Gatot selaku guru matematika, "nilai tertinggi kalian cuma enam pulih lima, jadi satu kelas remidi semua!"
Wajah-wajah sedih nan sengsara karena harus mengulang pelajaran paling mematikan bagi mereka mulai terbit. Zara sendiri mendapat nilai 62. Walaupun bukan angka yang besar, tapi jujur dia sangat senang dengan nilai itu. Karena itu adalah hasil kerja kerasnya setelah semalaman belajar matematika.
Keberuntungan kali ini sedang memihak kelas Zara. Sebab kalimat selanjutnya dari pak Gatot benar-benar memnbuat satu kelas riuh senang. "Saya kasih sepuluh soal, kalian boleh lihat buku. Asal ... jangan berisik!"
"Kalau ada yang ketahuan nyontek apa berisik, bapak tambah soalnya dua kali lipat!" lanjut pak Gatot.
"Siap, Pak! Makasih pak Gatot!!!" seru satu kelas merasa gembira dengan keringanan yang pak Gatot berikan.
Selama 45 menit Zara juga semua teman sekelasnya diberi remidy tentang Sin, Cos, Tan. Sebenarnya tidak terlalu sulit, apalagi Pak Gatot membuktikan kalau ia sangat tidak ingin membuat anak didiknya stress dengan membiarkan muridnya melihat rumus dibukunya masing-masing.
Para senior memang tak salah menobatkan Pak Gatot sebagai guru idaman semua murid.
Setelah bergelut dengan matematika yang walaupun bisa melihat buku, tetap saja mampu membuat kepala Zara serasa mau pecah. Akhirnya tiba waktunya penderitaannya usai, setidaknya kali ini ia cukup yakin dengan jawabannya.
'Semoga nggak remidi lagi," rapal Zara dalam hati ketika ia mengumpulkan lembar jawabannya di meja guru.
Setelah semuanya telah mengumpulkan lembar jawabannya, pak Gatot melangkah keluar dari kelas dengan sorakan teeima kasih dari seluruh penghuni IPS 1.
"Terima kasih, pak Gatot!!"
Sepeninggal pak Gatot, masih ada waktu 20 menit sebelum bel pergantian jam pelajaran. Zara kini mengeluarkan ponselnya untuk sekedar mengecek notifikasi. Gadis itu melihat nama Farrel diantara notif di ponselnya, ada beberapa chat dari Farrel yang isinya tidak ingin mereka putus.
Sejujurnya Zara juga tidak ingi putus dari Farrel, tapi kenapa cowok itu tidak mempercayainya. Bukankah jika Farrel benar-benar sayang dan peduli padanya, ia akan mempercayainya.
Memikirkan Farrel semakin membuat Zara pusing. Saat Zara memijit pelipisnya, mencoba menghilangkan stress yang tengah ia rasakan sebuah panggilan masuk di ponselnya.
Drrtt! Drrtt!
Tidak ada nama atau nomor yang tertera, di layar ponsel Zara hanya tertulis 'Privat Number'.
Zara, gadis itu langsung tau kalau yang menelfonnya adalah Caramel, karena memang sudah menjadi kebiasaan Caramel yang selalu menelfonnya dengan nomor privat. Zara langsung teringat rencana Langga. Tanpa menunggu lama Ia langsung mengangkatnya, dan benar saja suara Caramel yang menyebalkan langsung terdengar di gendang telinga Zara.
"Kalo lo nggak mau mati, buruan kesini! Kamar mandi belakang deket perpus," ucap Caramel.
Telfon itu ditutup bahkan sebelum Zara menjawabnya.
"Dasar nyebelin," gumam Zara.
Gadis yang kini kelas 11 itu kembali teringat kata-kata Langga yang menyuruhnya menghubungi mereka saat Caramel mengajaknya bertemu. Karena itu, Zara kini sedang mengetikkan chat untuk Senja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy! ✔️
Teen Fiction[COMPLETE] Apa jadinya jika 4 orang berbeda karakter menjadi sahabat? Senja, si Pendiam yang dijuluki poker face. Helen sang it girl! yang diidamkan banyak orang. Langga, sang ice prince yang susah ditaklukkan. Lalu yang terakhir, Ares, si mr. Pe...