Dua tahun berlalu, walaupun banyak yang sudah melupakan kejadian itu, tapi Senja masih terkucilkan. Sejak kejadian itu Senjapun semakin dingin dan pendiam, ia kini tidak terlalu mendambakan seorang teman di sisinya. Senja hanya fokus kepada adik dan pekerjaannya.
Selama 30 menit mengenang masa lalu, membuat Senja nyaris melewati pemberhentiannya.
"Nyaris saja," ucap Senja sambil mengehela nafas lega ketika berhasil turun dari Bus.
Tak lama kaki Senja mulai melangkah cepat nyaris berlari menuju ke restoran tempatnya bekerja. Tempat kerjanya adalah restoran western yang bernama 'DelResto' yang terkenal dengan steik dan pastanya. Senja bekerja sebagai asisten dapur di restoran tersebut.
Masih ada 30 menit sebelum resto buka, tapi sudah ada beberapa orang yang mengantri. Senja masuk ke restoran dari pintu belakang dan langsung menuju kamar mandi.
"Sore Chef, sore Kak" sapa Senja lirih ketika melihat beberapa Chef dan para karyawan yang sibuk dengan tugasnya masing-masing.
"Sore, Senja!"
Seperti biasanya, gadis itu akan mandi sebentar menghilangkan keringat dan berganti baju kerjanya. Rambutnya dikuncir rapi, lalu ia menuju ke Stationnya.
Sebelum restoran buka, Senja wajib membersihkan dapur dan memastikan lantai tidak licin. Lantai licin adalah malapetaka bagi para Chef.
Tidak lupa, ia juga mencuci beberapa peralatan dapur yang akan digunakan oleh Chef. Setelah itu, Senja bersama Chef sous mengecek bahan-bahan yang akan digunakan. Semua itu dilakukan Senja dengan singkat dan rapi layaknya profesional. Sedangkan yang lainnya memgerjakan bagiannya masing-masing sebelum restoran mereka beanar-benar buka.
Tiga menit sebelum buka, Head Chef akan mengumpulkan mereka semua untuk berdoa bersama.
"Sebelum bekerja mari kita berdoa menurut kepercayaannya masing-masing. Berdoa mulai!" ujar Tara sang Head Chef.
setelah berdoa, mereka akan bertos, petama tangan Head Chef dan yang laiinya mengikuti.
"Ayo kita lakukan sebaik mungkin!!" Setelah itu mereka mengangkat tangan beramai-ramai.
"SEMANGATTTTT!!!" kata mereka serempak.
Sedikit kekanak-kanakan, tapi hal seperti itu layaknya mantra yang bisa membangkitkan semangat mereka.
'DelResto' adalah restoran dengan nuansa beige yang menenangkan. Restoran ini cukup terkenal berkat makanannya enak dan Chefnya yang juga enak dipandang.
Buka pada pukul 16.30 sampai 22.00 dan resto ini tak pernah sepi pengunjung. Resto ini memiliki 2 lantai. Lantai pertama untuk pengunjung biasa, sedangkan lantai dua untuk pengunjung VIP.
Di lantai pertama, DelResto mempunyai dapur yang terbuka. Menampilkan para Chef yang bekerja keras menghasilkan makanan yang enak.
Apalagi para Chef di restoran ini memiliki wajah yang tampan. Para Chef berada di usia 23-40 tahun yang kadar ketampanannya sedang berada di puncak-puncaknya.
Sang Head Chef sekaligus pemilik Restoran bernama Tara, ia adalah orang yang hangat dan teliti dalam pekerjaannya.
Sous Chef bernama Andi yang sangat kompeten dan tegas, ia tidak bisa mentolerir kesalahan apapun dalam bekerja.
Station Chef ada 3 yaitu Angga (bagian daging), Dandi (bagian ikan), dan Martha (bagian dessert dan salad).
Ada juga seorang barista berwajah manis dengan rambut gondrong bernama Jonathan. Untuk waiters ada 5, Laras, Dafa, Rafa, Ati dan Carla.
Kasir dijaga oleh gadis murah senyum bernama Rasti dan Manager yang paling dihormati bernama Dinda. Selain sebagai manager Dinda adalah istri dari pemilik restoran.
Dari semua orang yang bekerja di Restoran Senja adalah si Bungsu. Mereka semua tau sifat Senja yang dingin dan jarang bicara.
Awalnya cukup sulit bergaul dengannya, bahkan sampai sekarang pun masih terasa sulit.
Saat itu mereka tidak tau jalan pikiran sang Head Chef sekaligus pemilik Restoran membawa gadis berusia 16 tahun bekerja menjadi asisten dapur disini.
Bagi Senja pun begitu, sangat sulit bekerja menjadi asisten dapur dan mengimbangi para Chef yang sudah handal.
Dulu saat di tahun pertama Senja bekerja, ia selalu ditegur oleh semua orang terutama Sous Chef.
Bukannya menangis ataupun memasang wajah takut, tapi Senja selalu memasang wajah tanpa ekspresinya yang sering membuat semua orang gemas.
Senja tetap bertahan walaupun sulit, karena tidak banyak pekerjaan yang mau menerima anak dibawah umur.
selain itu sangat ingin belajar tentang memasak. Memasak dengan berpakaian seperti seorang Chef adalah cita-citanya.
Maka dari itu, ia menjadikan teguran semua orang menjadi pelajaran agar kedepannya lebih baik lagi. Ini adalah caranya untuk menjadi sempurna, seperti seekor ulat yang sedang bermetamorfosis.
Senja memang tidak pintar dalam pelajaran, tapi siapapun yang mengenal Senja dengan baik pasti setuju bahwa gadis itu sangat tekun dan pekerja keras.
Ketekunan Senja membuat semua orang luluh dan akhirnya mereka tau apa yang membuat Tara (Head Chef) mempertahankan Senja sampai sekarang.
Pintu Restoran telah dibuka dan sudah ada 3 meja yang terisi. Setelah para waiters mencatat pesanan pelanggan dan memberi catatan itu kepada Tara sang Head Chef.
"Oke pesanan pertama, Tenderloin medium rare with barbeque sauce,"
"Salmon steik with mushroom sauce and orange juice two."
Head Chef membaca pesanan dengan suara keras dan para chef lainnya akan segera menyiapkan pesanan.
"Lalu, 1 Caesar Sallad and dua spicy Aglio olio. Dan ice americano"
Para chef segera membuat pesanan sesuai dengan bagiannya sendiri-sendiri.
Kesibukkan didapur mulai terlihat. Tugas Senja adalah memastikan kebutuhan para Chef. Untuk pertama, ia membantu Chef Angga yang bertugas bagian steik, Senja membantunya menggoreng kentang.
"Jangan tinggalkan sampah di dapur. Itu dapat memperlambat gerakan saat memasak," ucap kepala Chef mengingatkan.
Dengan serempak yang laiinya menjawab, "YA, CHEF!!!!"
Dan kesibukkan mereka dimulai sampai nanti pukul 10 malam nanti.
***
Ini bagian dari chapter sebelumnya, tapi aku pisah karena kepanjangan..
19.03.23 (revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Happy! ✔️
Teen Fiction[COMPLETE] Apa jadinya jika 4 orang berbeda karakter menjadi sahabat? Senja, si Pendiam yang dijuluki poker face. Helen sang it girl! yang diidamkan banyak orang. Langga, sang ice prince yang susah ditaklukkan. Lalu yang terakhir, Ares, si mr. Pe...