41. Membunuh Jennie

530 94 151
                                    

UNBK alias ujian nasional berbasis komputer tahun 2017 telah sukses dilaksanakan. Setelah sebelumnya, mereka belajar mati-matian demi 4 hari yang jadi hari pembuktian mereka bersekolah selama 3 tahun di SMA, akhirnya mereka kini bisa benapas dengan lega.

Demi 4 hari ini, segala upaya telah mereka kerahkan. Dan hasil dari 4 hari ini nanti,  akan jadi bukti kerja keras mereka selama ini.

UNBK telah membuang banyak air mata, memunculkan perasaan Insecure, menghasilkan lelah karena harus begadang, hingga perasaan menyesal karena tidak menyiapkan dari jauh-jauh hari.

Dan hari ini, perasaan itu berubah menjadi perasaan lega luar biasa kala para kelas 12 melangkahkan kaki keluar ruangan ujian.

Mereka berhasil, mereka hebat,
dapat melalui 4 hari terakhir dengan sangat baik. Terlepas dari hasilnya, mereka sangat sangat menakjubkan.

Langga menghampiri ketiga sahabatnya yang tengah duduk di tangga depan lapangan indoor. Ketiganya tengah termenung, kompak merasakan euforia selanjutnya dari ujian.

Jika uforia pertama adalah perasaan lega, maka selanjutnya adalah perasaan takut.

"Tadi ngisi namanya bener nggak ya?"

"Nomor pesertanya nggak salah kan?"

"Tadi nomor sepuluh harusnya C, aduh gimana nih?"

Perasaan seperti ini pasti datang kepada semua siswa. Walaupun menganut sistem datang-kerjakan-lupakan, ataupun sangat percaya diri karena sudah berusaha semaksimal mungkin, tak bisa dipungkiri perasaan ganjil selalu mampir setelah ujian.

"Uda nggak perlu dipikirin, kalian hebat tadi!" ucap Langga menyadarkan ketiga temannya.

Kalimat Langga yang sederhana dan terkesan dingin mampu menghangatkan teman-temannya. Mengundang senyum yang beberapa saat lalu hilang karena kegelisahan.

"Langga bener, kita udah hebat. Kita keren!" ujar Ares semangat.

"Karena uda selesai ujian, gimana kalau kita liburan!?" usul Helen tak kalah semangat.

Senyum di wajah Ares memudar. "Sorry ... gue nggak bisa ikut. Gue harus ke Spore."

Helen terdiam, ia lupa Ares harus segera bertemu dengan tunangannya. Memikirkan itu membuat si It Girl itu merasa dadanya memanas tanpa sebab.

"Yauda, liburannya setelah Ares balik aja." Senja mencoba menengahi, ia sadar raut wajah Helen berubah. Dengan begitu, liburan mereka berempat resmi di tunda.

*

Dua hari berlalu cukup cepat. Empat Sekawa sering menyapa lewat ruang chat dari pada bertemu secara langsung. Kini, mereka disibukkan dengan dunianya masing-masing.

Langga memikirkan cara dan mengumpulkan keberaniannya untuk berbicara pada Ayahnya. Helen tengah bersiap untuk membunuh Jennie. Ares sedang berjuang menyenangkan Jasmine. Sedangkan Senja, sedang mencoba resep-resepnya dan menemukan tempat tinggal baru.

Sejak pagi Helen sibuk merias wajahnya dan memilih baju yang akan ia gunakan untuk berremu Roy hari ini. Ya, Helen a.k.a Jennie sudah bertekad akan menyelesaikan semuanya.

Kini sang It Girl  berjalan keluar dari walk in closet dengan langkah percaya diri dan senyum merekah. Senja yang sedang di dapur—tengah mencoba mengembangkan resepnya—terpesona melihat Helen yang berdiri di depannya.

Helen memang sengaja memperlihatkan sisi Jennie mepada sahabatnya itu. Ia tidak lagi khawatir saat Senja menatapnya seperti ini.

"Gimana dandanan gue?" tanya Helen sambil memutar tubuhnya.

Be Happy! ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang